Hari kembali pagi, Putri sedang sarapan bersama keluarganya. Namun kali ini cukup hening, padahal biasanya akan berisik, apalagi ada Dimas sekarang yang tinggal di rumah.
"Putri hari ini berangkat sama siapa?" Mama Yuri bertanya
"Hari ini mau bareng Raka ma, soalnya nanti Putri sama Raka mau ngeprint tugas habis pulang sekolah"
"Nggak minta uang lebih? Nanti uangnya kurang nggak?" Papa Reivan
Putri menggelengkan kepalanya "Putri masih punya uang kok pa, pasti cukup"
Juna yang sedari tadi terdiam, menatap Dimas yang sedang fokus sarapan.
"Kak Dimas, hari ini anter Juna kan?"
"Hm"
"Kak Dimas lagi sariawan ya? Ham hem ham hem dari kemarin"
"Iyaaa, nanti Kak Dimas anter sampai depan pintu kelas kalau perlu"
Semua tertawa mendengar lelucon Dimas, kecuali papa Reivan, karena memang mereka sedang bertengkar.
"Kamu bareng sekalian sama kakak" Dimas berucap
"Putri berangkat sama Raka kak"
"Suruh Raka bareng Kakak"
"Iya sayang, kalian berangkat sama kak Dimas aja, biar nanti pulangnya gak repot"
"Malah repot ma, kan Putri mau print tugas sekalian"
"Udah udah, biarin Putri berangkat sama Raka, mereka udah janjian dari kemarin, nggak enak kalau ditolak"
Putri mengangguk, dia meminum susunya dan berdiri sembari menggendong tas.
"Putri udah selesai, Putri berangkat dulu ya"
Putri mencium pipi Mama dan Papa nya, setelah itu pergi meninggalkan meja makan untuk berangkat ke sekolah, suasana di rumahnya cukup mencekam, jadi lebih baik menghindar saja.
"Juna juga udah selesai, Juna mau ambil tas dulu ya Kak Dimas, tunggu"
"Oke"
Tersisa Mama Yuri, Papa Raiven dan Dimas yang berada di meja makan.
Namun sepertinya Dimas juga sudah menyelesaikan sarapannya.
"Dimas, itu sarapannya belum habis" — Mama Yuri
"Udah kenyang mbak, Dimas mau anter Juna dulu sekalian nanti mau ke kampus" Dimas menggendong tas nya, dan keluar dari rumah untuk menunggu Juna di luar
"Papa sama Dimas kenapa sebenernya?"
"..."
"Jangan kayak anak kecil pa, ngalah sama Dimas"
"Kalau papa ngalah, Dimas makin besar kepala, dia suka ikut campur urusan papa"
Mama Yuri hanya menghela nafas melihat kelakuan kakak adik ini.
****
Putri dan juga Raka telah sampai di sekolah, mereka sedang berjalan menuju ke kelas mereka sembari bercerita.
"Sebenernya, gue udah tahu sih kalau Pak Tiyan bukan guru resmi di sini" — Raka
"Tahu dari mana?"
"Waktu gue dihukum sama Joan, Pak Tiyan cerita kalau sebenernya dia dateng ke sekolah ini mau bongkar rahasia besar Neoz"
"..."
"Gue juga dikasih tahu video yang lo ceritain ke gue itu, gue tonton sampai habis"
"Lo nggak jijik emang nonton hal kayak gitu?" — Putri
KAMU SEDANG MEMBACA
PRATAMA
RandomPepatah yang mengatakan "Cinta itu Buta" memang benar adanya. OC [21+ Area]