Tiyan dan juga Hanif tengah berjalan ke arah lapangan, mereka ingin melihat sang anak didik yang tengah mendapatkan hukuman, dan diawasi oleh osis.
"Jadi lo grebek si Joan sama Putri di ruang osis? Ngapain aja mereka?" - Hanif
"Nggak ngapa ngapain, gue lihat Joan kayak paksa paksa Putri buat balikan sama dia"
"Lo cemburu Yan?"
Tiyan terdiam sejenak.
"Eh iya, kan udah pacaran ya? Jadi wajar kalau cemburu" Hanif menggoda sang sahabat
Tiyan berdecak kesal karena Hanif selalu saja menggodanya.
"Kenapa tuh pada gerombolan di bawah tiang?" Dan Hanif mendapati para siswa dan siswi bergerombol, ada juga petugas PMR yang membawa tandu
"Ada yang sakit kayaknya Yan"
Tiyan terdiam sejenak, dia memikirkan sesuatu.
Dan setelah itu segera berlari untuk mendekat ke arah gerombolan tersebut.
Tiyan menerobos masuk untuk melihat siapa yang pingsan.
Dan ternyata Putri yang tengah tergeletak dengan wajah yang sangat pucat. Tiyan segera mendekat dan mengangkat kepalanya.
Tiyan menepuk pipi Putri dan memeriksa denyut nadi nya, dan sepertinya Putri benar benar pingsan.
Tiyan yang panik, langsung saja menggendong Putri untuk dibawa ke ruang kesehatan, padahal sudah ada petugas tandu yang siap membawa.
"Lanjutkan hukuman kalian!" Hanif menginteruksi agar semua siswa melanjutkan hukumannya.
Sementara Joan yang melihat adegan tersebut, mengepalkan tangannya, dia sudah mengira jika Tiyan tertarik dengan Putri, dilihat dari sikap dan perhatiannya.
'Gue nggak akan biarin guru itu ambil Putri'
.
.
.
.Setelah sampai di ruang kesehatan, Tiyan membaringkan Putri dengan hati hati.
Zoya dan Yoga juga ikut ke ruang kesehatan karena cemas melihat sang sahabat yang terlihat pucat.
Dokter yang berjaga di ruang kesehatan segera mendekat dan memeriksa kondisi Putri
Dokter yang bernama Jeni tersebut membuka dua kancing atas Putri dan segera memeriksa menggunakan stetoskop miliknya.
"Dia belum makan apapun dari pagi ya?"
"Nggak tahu dok, soalnya tadi kita lihatnya Putri juga gapapa dan sehat sehat aja" Zoya berucap
"Kenapa ya Dok sama Putri?" - Yoga
"Sepertinya dia mengalami kram perut dan dehidrasi, tolong buatkan teh hangat dan bubur sumsum ya, berikan ke Putri setelah sadar nanti agar tidak lemas" Dokter Jeni menginteruksi
Zoya dan Yoga mengangguk paham, dan segera keluar dari ruang kesehatan untuk ke kantin.
Sementara Tiyan masih berada di ruangan tersebut.
"Apa dehidrasinya parah?" Tiyan bertanya
"Dilihat dari pemeriksaan, sepertinya dia belum minum air putih hari ini, apa pak Tiyan wali kelas dari Putri?" - Dokter Jeni
Tiyan mengangguk "Saya yang akan bertanggung jawab, karena saya yang memberikan dia hukuman"
Dokter Jeni mengangguk "Jangan terlalu kejam terhadap siswa siswi"
"..."
"Takutnya kejadian seperti ini terulang lagi"
Tiyan hanya bergeming, dia menjadi merasa bersalah karena membentak Putri dan memberikan hukuman, padahal Putri tidak bersalah, dia telah dikuasai amarah ketika melihat sang kekasih bersama pria lain
KAMU SEDANG MEMBACA
PRATAMA
RandomPepatah yang mengatakan "Cinta itu Buta" memang benar adanya. OC [21+ Area]