Plak!
Suara tamparan terdengar nyaring di penjuru ruangan, karena sekarang Tiyan tengah mendapatkan tamparan dari sang nenek.
"Dasar laki laki pengecut"
"..."
"Kalau kamu udah nggak mau sama Putri, ayo Oma antar ke rumah orang tuanya! Kita batalkan sekalian pernikahan kamu sama Putri!"
Mama Fitri yang sempat terkejut, kini mendekat ke arah Oma Elisa
"Ma, mama yang tenang"
"Nggak bisa, anak kamu ini harus dikasih pelajaran"
"..."
"Jangan kamu pikir, oma nggak tahu kelakuan kamu di luar sana, Tiyan"
Tiyan menatap sang nenek
"Kamu marah jika Putri bersama laki laki lain, tapi kamu sendiri suka pergi dengan perempuan lain juga kan?"
"Tiyan nggak pernah pergi sama siapapun oma"
"Jangan bohong"
"Tiyan nggak bohong"
"..."
"Kalau oma lihat Tiyan pergi sama perempuan, itu salah satu pekerja di museum"
"Pekerja museum mana yang pakaiannya kurang bahan?"
Tiyan langsung terdiam
"Oma nggak menyangka kalau kamu sebrengsek ini, Tiyano"
Tiyan menghela nafas dengan kasar, dia menatap Oma Elisa kembali
"Fine, perempuan itu bukan pekerja di museum, tapi dia tawanan""..."
"Perempuan itu pernah mempermalukan Putri di tempat umum, Tiyan harus balas perbuatannya oma"
"Tapi harus pakaiannya seperti itu?"
"Dia memang perempuan penghibur"
"Dan kamu waktu itu yang sedang dihibur, begitu?"
"Nggak kayak gitu oma, Tiyan bersumpah nggak pernah tidur sama perempuan lain"
"..."
"Oma sama mama tahu Tiyan seperti apa, Tiyan paling nggak suka ada yang sentuh punya Tiyan sejengkal pun"
"..."
"Tiyan nggak bisa diem aja waktu calon istri Tiyan direndahkan"
Oma Elisa dan mama Fitri masih menyimak penjelasan dari Tiyan
"Tiyan memang masuk ke hotel bareng perempuan itu, tapi setelah itu Tiyan pulang, karena pembalasan Tiyan udah selesai"
Oma Elisa dan Mama Fitri menghela nafas panjang, mereka cukup lega dengan apa yang dikatakan oleh Tiyan, tapi mereka juga tidak habis pikir jika Tiyan sekejam itu kepada perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRATAMA
RandomPepatah yang mengatakan "Cinta itu Buta" memang benar adanya. OC [21+ Area]