[40]

5.5K 357 24
                                    

Tiyan menoleh ke sumber suara, dan ternyata Leona.

"Master, ini kenapa?" Leona bertanya karena dia melihat beberapa orang mengerumuni.

"Kak Ona?"

Leona menoleh "Rana"

Tiyan melepas rangkulan Putri dengan pelan, setelah itu mendekat ke arah seseorang yang tengah merekam dan segera merebut ponselnya.

"Balikin hp gue!" Orang tersebut terlihat marah.

Tiyan tidak peduli, dia mencari video tersebut untuk menghapusnya.

Prak!

Dan setelah itu Tiyan melempar ponsel tersebut hingga hancur

"Anjing, berani lo—"

"Jika kalian tidak ingin bernasib sama dengan laki laki berisik ini, berhenti merekam. Jangankan ponsel, tangan kalian saja bisa saya patahkan saat ini juga"

"..."

"Jika saya tahu kejadian ini viral, saya tidak akan memberi ampun"

Dan semua pengunjung menurunkan ponselnya, dan segera kembali ke tempat masing masing.

Tiyan kembali ke tempat semula, dia menatap Riska.

"Riska, laptopnya tolong kirim ke apartemen saya, nanti saya beri alamat lengkapnya"

Riska mengangguk "Baik kak, maaf atas kekacauan yang telah terjadi akibat ulah Kirana"

Kirana hanya sewot setelah namanya disebut.

"Memang Kirana berbuat apa Master?" Leona bertanya.

"Kamu kenal dengan perempuan ini Leona?"

Leona mengangguk "Dia tetangga saya, apa yang terjadi Master? Kenapa Putri bisa seperti ini"

"Coba tanyakan kepada tetangga kamu yang tidak bermoral ini" Tiyan berucap sembari menatap Kirana dengan tatapan tajam.

"Maksud anda apa ya? Anda ini—"

"Sekali lagi kamu menghina calon istri saya, saya pastikan mulut kamu robek sekarang juga" Tiyan benar benar terlihat marah sekarang

Tiyan menatap Riska kembali "Saya benar benar kecewa dengan kinerja kamu, Riska"

"..."

"Bagaimana bisa kamu dan atasan kamu meloloskan manusia tanpa nurani seperti dia" — Tiyan

"Maaf Kak Tiyan, saya benar benar lalai, bahkan saya baru tahu jika salah satu pekerja di store ini bersikap tidak baik, saya minta maaf" Riska menundukkan kepalanya berkali kali.

"Bukan kamu yang harus meminta maaf, tapi perempuan ini"

"...."

"Saya ingin dia bersujud di kaki kekasih saya"

Dan pernyataan Tiyan membuat semua orang yang berada di tempat itu terkejut, termasuk Putri.

"Kak, jangan kayak gitu, aku udah gapapa" Putri berusaha meredan emosi Tiyan, karena dia paham, jika Tiyan marah akan seperti apa.

"Pacarnya saja sudah tidak apa apa kan? Kenapa anda yang terlihat marah? Anda ini kan laki laki, kenapa sangat kejam sekali" Kirana masih bisa menjawab dengan nada angkuh.

Tiyan tersenyum remeh, lalu mendekat ke arah Kirana.

"Saya tidak akan peduli jika kamu mengatakan saya kejam, atau memaki maki saya"

"...."

"Tapi, jika kamu menghina, atau bahkan merendahkan orang yang saya cinta di depan umum seperti ini, saya pastikan hidup kamu tidak akan tenang setelah ini"

PRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang