Setelah ke kantor yayasan dan membeli aksesoris, Tiyan sudah berada di rumah Putri. Karena hari ini dia akan mengajar les sang kekasih.
Tiyan melihat Putri yang sedari tadi menekukkan wajahnya sembari menumpu kepalanya menggunakan tangan.
Tiyan tahu jika Putri masih kesal dengannya perihal tidak dituruti permintaannya.
"Hari ini mau percobaan ujian nggak?"
"Terserah"
Tiyan menghembuskan nafas, lalu segera mendekat, dan meletakkan paper bag berukuran sedang di hadapan Putri.
"Saya tidak mengerti aksesoris rambut seperti apa yang kamu maksud, jadi saya membelikan beberapa bentuk biar kamu bisa ganti ganti"
Putri hanya terdiam sembari mencoret coret kertas yang diberikan Tiyan.
Tiyan menghembuskan nafas sekali lagi dengan kasar.
"Selesai aja lesnya, saya tidak ingin mengajar jika murid saya marah marah"
"Aku nggak marah!"
"Kamu sedang marah"
"..."
"Kamu selalu seperti itu jika saya tidak bisa menuruti keinginan kamu, padahal saya sudah menawarkan jalan tengah, saya membelikan sendiri, atau nanti malam kita keluar bersama, tapi kamu mengedepankan marah marah dan marah"
Tiyan tampak menahan emosinya, dia tidak suka jika Putri seperti ini.
"Mau sampai kapan kamu bersikap buruk seperti ini, Putri? Kita akan menikah, tapi kamu malah—"
"Nggak usah nikah aja kalau kak Tiyan nggak suka aku yang kayak gini" Putri memotong pembicaraan Tiyan.
Lagi lagi Tiyan menghela nafas, dia menarik kursinya agar semakin dekat dengan sang kekasih.
"Ini hanya masalah sepele kan?"
"..."
"Kamu selalu membesar besarkan, jangan seperti ini, sayang"
"..."
"Saya tidak bisa mengantar kamu kan karena ada pekerjaan, saya kerja juga untuk kamu nantinya"
Putri hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa.
Tiyan membuka paper bag tersebut, lalu segera mengambil salah satu barang di dalam.
"Kamu mau ini sedari lama kan?"
Putri menatap barang yang berada di tangan Tiyan, yaitu boneka unicorn mini. Dia memang sangat menginginkan boneka capit seperti ini, karena dia sudah mempunyai yang berukuran besar.
Tiyan membuka plastik yang membungkus boneka tersebut, dia juga mengeluarkan boneka unicorn mini yang lain.
"Kenapa banyak banget?" Putri sampai terkejut melihat Tiyan yang berhasil mencapit boneka unicorn sebanyak ini.
Tiyan menata boneka unicorn tersebut.
"Aksesorisnya ada di sini semua, kamu ingin aksesoris untuk rambut saja kan?"
Putri mengangguk, dia mulai membuka paper bag tersebut untuk melihat isinya, sepertinya Putri mulai luluh.
Dan ketika melihat isi paper bag tersebut, mata Putri berbinar, dia memang cepat sekali berubah mood. Dengan segera Putri mengeluarkan aksesoris yang didominasi warna pink tersebut ke meja.
Putri tambah berbinar, dia menatap Tiyan lalu segera memeluknya dengan erat.
"Sayang deh sama kak Tiyan, makasih ya" Putri mengucapkan terimakasih, lalu mencium pipi Tiyan dengan semangat hingga terdengar bunyi decapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRATAMA
RandomPepatah yang mengatakan "Cinta itu Buta" memang benar adanya. OC [21+ Area]