Jam istirahat kedua sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.Sahabat Ghiffa memelih ke kantin,sedangkan Ghiffa memilih menuju rooftop sekolah untuk menemui Leon.
Setibannya di rooftop,Ghiffa hanya mematung ditempat sambil mendengus kesal.Ghiffa kesal karena disana bukan hanya ada kakaknya melainkan bersama tiga lelaki lainnya,sedangkan kakaknya itu bilang jika hanya ada dirinya saja.
"Dasar penipu".Gerutu Ghiffa dalam hatinya.
Sepertinya Leon menyadari kedatangan adiknya sehingga dia menghadap kearah Ghiffa."Hei sini!".
Lihat akibat dari teriakannya tadi membuat dua lelaki lain menatap Ghiffa,sedangkan satu lelaki yang lainnya tetap dalam posisinya yaitu berbaring di kursi panjang dengan lengan yang digunakan untuk menutup wajahnya.
Ghiffa menghembuskan napasnya kasar dan memilih menghampiri Leon meskipun malu sebenarnya.
"Siapa Le?".Tanya sah satu dari mereka yang sedang memegang buku.
Ghiffa dibuat malu sebab mereka menatap Ghiffa seperti orang kelaparan."Gila cantik bener".Ucap seorang lelaki yang memakai hoodle berwarna hitam.
Leon mengusap kasar wajah lelaki itu." Biasa aja liatinnya".
Disamping Leon,Ghiffa terkekeh pelan melihat ekspresi kesal lelaki itu.Tiba-tiba tangan kanan Leon melingkar dileher Ghiffa tanpa izin."Tangan lo berat tau".
Bukannya menurunkan tangannya,Leon justru menarik hidung Ghiffa yang membuat Ghiffa mendengus kesal.
"Wah parah,ada cewek tapi gak lo kenalin sama kita-kita". Lelaki yang memakai hoodle mengglengkan kepalanya.
"Kalo ada cewek cantik aja,langsung cepet lo.Awal kalo lo lo pada gangguin dia,nih yang bakal gue kasih sama lo lo pada". Ucap Leon dengan mengepalkan tangan kirinya kearah lelaki itu.
Ghiffa menyikut rusuk Leon sampai Leon mengaduh kesakitan."Gak usah lebay jadi cowok".
Dua orang itu tertawa puas melihat Leon yang kesakitan.
"Hai cantik,nama lo siapa?". Tanya lelaki yang memakai hoodle.
"Hai,gue Ghiffanya panggil aja Ghiffa".Jawab Ghiffa kikuk.
"Cantik kaya orangnya,kalo gue namannya Fathar".Jawab lelaki yang memakai hoodle itu
Leon yang mendengarnya langsun menoyor kepala Fathar." Gak usah gombalin dia nyet".
"Aww,sensi banget sih lo kaya cewek lagi PMS aja".
"Udah Fa lupain tuh curut satu.Kenalin yang bawa buku itu namannya Alex".Ucap Leon dengan menunjuk lelaki itu,sedangkan lelaki itu melambaikan tangannya dan dibalas senyum oleh Ghiffa.
"Kalo yang lagi tiduran itu Levin" .Lanjut Leon.
"Oh ok,dan kenapa lo nipu gue katanya cuma ada lo disini?".Protes Ghiffa yang tertahankan sejak tadi.
Leon hanya tersenyum tanpa dosa dan itu membuat Ghiffa semakin kesal.
Leon tak memperdulikan Ghiffa lagi."Woy gue lagi kenalin cewek nih,malah molor mulu". Leon melempar botol kosong kepada Levin.
Levin bangun dari rerebahannya dan langsung menatap Leon dengan tajam.
Ghiffa memelototkan matanya melihat Levin,ternyata lelaki itu lelaki yang sama dengan orang yang menolongnya tadi pagi.
"Ganggu amat lo".Protes Levin.
"Kenalan dulu kek,daripada marah-marah gitu".
"Gue gak budeg yah,namanya Ghiffa kan dan lo udah nyebutin nama gue jadi beres kan?".Ucap Levin dengan menatap Ghiffa yang ternyata Ghiffa juga tengah memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghiffanya Levin [ SELESAI ]
Teen FictionJudul lama : "CINTA dalam PERSEGI" [ BELUM PERNAH REVISI ] Aku tidak menyukai posisi ini, dimana aku mencintai kamu sedangkan kamu mencintai dia, dan dia justru mencintainya. Disini aku merasa menjadi orang bodoh •~°~•Ghiffanya Laurin Genova Kesalah...