"Levin ini kan_."
Ghiffa menggantungkan kalimatnya membuat Levin yang sudah selesai berpakaian segera menghampirinya.
"Ada apa sayang?"
"Ini kenapa di kamu?" Ghiffa berdiri dan memutar badanya menghadap Levin dengan menunjukan kertas-kertas tadi kearah Levin.
Levin menghampiri Ghiffa yang masih dalam posisinya itu. Mata Levin memincing mencoba mengingat kertas yang ditunjukan oleh Ghiffa dari jaraknya sekarang.
"Coba aku lihat." Ujar Levin dengan mengaadahkan sebelah tangannya kearah Ghiffa.
Tanpa mengatakan apapun Ghiffa segera menyerahkan kertas-kertas di tangannya.
Aku disini, apakah kamu tak melihatku?
Aku ada tapi yang kau lihat bukan diriku melainkan hanya dirinya, membuatku ingin berteriak kepadamu bahwa aku ini nyata, aku ada disini disampingmu tapi kenapa seolah aku tak ada bahkan tak terlihat dimatamu?
Salahkah jika aku mencintaimu?
Mencintai sosok yang bahkan tak mau melihatku, sosok yang menjadi harapan dalam ketidak mampuanku, sosok yang menjadi impian dalam mimpiku.
Haruskah aku pergi?
Pergi terlebih dahulu jika aku ingin kamu menyadari bahwa ada aku yang sangat mencintaimu.
Akankah kamu tersadar jika aku benar-benar pergi dari hidupmu? Karna nyatanya aku tidak tau apakah aku sanggup bertahan dalam keadaan yang bahkan terus menyiksaku...
By:Give
For:LeftSetelah membaca salah satu kertas yang dia pegang, Levin menatap Ghiffa dengan tatapan tenangnya. "Aku ngambil ini dari mading, udah lama sih ini."
Wajah Ghiffa nampak terkejut mendengarnya membuat Levin menatap Ghiffa dengan tatapan bertanya.
"Kenapa wajah kamu kaget kaya gitu?"
"Ehh. Tapi kenapa kamu copot dari mading sih Lev?"
"Gak tau juga, tapi setiap lewat mading dan nemu kertas yang bertanda aneh dibagian penulisnya itu buat aku penasaran jadi aku ambil aja."
Ghiffa menghela napasnya. Benar saja waktu itu dia sempat kehilangan berbagai karyanya yang dia pasang di mading lantai kelas dua belas setiap beberapa kali. "Kamu tau siapa yang nulis ini?"
"Sayangnya sampai sekarang aku belum tau siapa penulisnya."
Levin melipat kertas-kertas itu lagi dan dia segera memasukannya kedalam laci meja belajarnya.
"Itu aku yang nulis Levin."
Mata Levin segera menatap kekasihnya ini dengan sedikit terkejut sebelum dia menutup kembali laci meja itu dengan perlahan. "Kamu?"
"Iya Levin, semua tulisan yang kamu simpen itu punya aku." Ucap Ghiffa sedikit kesal dengan menunjuk laci dimana kertas itu Levin simpan kembali.
"Kenapa coba kamu copot sembarangan gitu, pantas waktu itu aku sempat kehilangan kertas-kertas itu di mading dan ternyata pelakunya kamu?" Lanjutnya dengan nada tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghiffanya Levin [ SELESAI ]
Teen FictionJudul lama : "CINTA dalam PERSEGI" [ BELUM PERNAH REVISI ] Aku tidak menyukai posisi ini, dimana aku mencintai kamu sedangkan kamu mencintai dia, dan dia justru mencintainya. Disini aku merasa menjadi orang bodoh •~°~•Ghiffanya Laurin Genova Kesalah...