Satu Minggu Kemudian...
Suara langkah kaki terdengar pada tangga itu, seorang lelaki tengah berlari menaiki anak tangga dengan langkah lebarnya.
Setelah sampai di lantai atas rumah itu, dia membuka sebuah pintu bercat putih didepannya.
"Iffa, udah belum?"
Ghiffa yang tengah memakai tas kecilnya menengok kearah pintu kamar, disana dia melihat Leon yang tengah berdiri.
"Udah kok ini."
"Buruan."
Ghiffa berdecak kesal melihat Leon yang langsung pergi begitu saja tanpa berniat membantu membawakan barang bawaannya.
"Kak Leon." Teriak Ghiffa dengan harapan Leon mendengar teriakannya.
Ghiffa tersenyum kala melihat kepala kakaknya yang menyembul di ambang pintu kamarnya yang masih terbuka sedikit. "Apa lagi sih?"
"Bantuin bawa tasnya." Ucap Ghiffa dengan menunjuk tas gendong yang sudah terisi dengan pakaian dan barang-barang Ghiffa yang kiranya dibutuhkan nanti.
Leon menghela napasnya, dia berjalan menghampiri Ghiffa dan mengambil alih tas yang berat itu. "Apa sih yang gak buat adek gue ini."
"Thanks kakak ku tersayang." Ucap Ghiffa dengan mengecup sekilas pipi Leon.
"Ya ya ya, ayok mereka udah dibawah soalnya."
Ghiffa mengangguk dan mulai berjalan dibelakang Leon.
•~°~•∆∆∆•~°~•
Ghiffa menatap keluar jendela mobil, disana terlihat banyak kendaraan yang berlalu lalang mengingat saat ini adalah libur panjang, mungkin mereka juga akan berlibur sama seperti dirinya.
Hari ini Ghiffa dan yang lainnya menuju Bogor seperti apa yang mereka rencanakan satu minggu yang lalu.
Mereka menuju kesana menggunakan dua buah mobil, yakni mobil Levin dan Leon. Didalam mobil Levin ada Ghiffa yang duduk tepat disampingnya dan ada juga Alex beserta Marsya yang duduk dibelakang sedangkan sisanya berada di mobil Leon.
Mata Ghiffa menatap Levin ketika merasakan ada sesuatu yang mengusap rambutnya lembut. "Kamu tidur aja, perjalanannya masih jauh."
Ghiffa menggelengkan kepalanya menolak ucapan Levin. "Gak, aku mau nemenin kamu nyetir aja."
Levin menatap Ghiffa sesaat dengan tersenyum manis. "Ya udah, tapi kalo udah ngantuk gak usah dipaksain yah."
"Ya." Jawab Ghiffa dengan singkat.
"Sya, mau romantisan kaya mereka gak?"
Mendengar suara serak lelaki dibelakangnya membuat Ghiffa dan Levin kompak menatap kebelakang mereka.
Ghiffa tersenyum melihat Marsya yang tersentak kaget saat Alex menyentuh tangannya, sedangkan Levin kembali terfokus ke jalanan dengan menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Emm, ma-maksud lo a-apa?" Tanya Marsya dengan gugup.
"Romantisan kaya Ghiffa sama Levin sementara lo sama gue."
Tawa Ghiffa pecah seketika melihat pipi Marsya yang bersemu merah mendengar ucapan Alex barusan dan itu membuat Marsya melotot kearah Ghiffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghiffanya Levin [ SELESAI ]
Teen FictionJudul lama : "CINTA dalam PERSEGI" [ BELUM PERNAH REVISI ] Aku tidak menyukai posisi ini, dimana aku mencintai kamu sedangkan kamu mencintai dia, dan dia justru mencintainya. Disini aku merasa menjadi orang bodoh •~°~•Ghiffanya Laurin Genova Kesalah...