Part 18•~°~•Nyaman

9.1K 410 0
                                    

Jam istirahat sudah dimulai,anak-anak bergegas keluar kelas menuju kantin sedangkan Ghiffa masih sibuk memasukan buku ke dalam tasnya.

"Kantin yuk". Ajak Marsya yang sudah berada di samping meja Ghiffa dan Keizha.

Ghiffa bangkit dari duduknya yang diikuti oleh Keizha."Ayok".

Setiba di ambang pintu,Ghiffa di kejutkan dengan keberadaan Levin,Leon,Alex dan Fathar di bangku depan kelasnya.

"Udah lama disini?".Tanya Ghiffa dengan menatap para lelaki itu.

"Gak juga".jawab Leon.

Leon menatap adiknya dan sahabatnya yang sedang melempar senyum secara bergantian."Mending kita duluan daripada jadi penganggu".

Mereka mengangguk kemudian pergi meninggalkan Levin dan Ghiffa.

"Ayok". Ajak Levin dan menggandeng Ghiffa.

Ghiffa mengangguk dan tersenyum,lalu mulai berjalan beriringan dengan Levin.

Tatapan siswa yang berada di koridor terus mengarah kepada mereka,namun Levin tak begitu memperdulikanya.

Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Vanessa yang berjalan lesu sendirian.Levin yang melihatnya segera mengajak Ghiffa untuk menghampirinya.

"Lo kenapa Sa?". Levin melepaskan genggaman tangannya dari Ghiffa untuk meraih bahu Vanessa.

Ghiffa melirik tangannya yang sekarang terasa hampa.

Vanessa mendongakan kepalanya menatap Levin,Levin yang melihat wajah Vanessa langsung terkejut."Lo sakit?".Tanyanya begitu khawatir.

Setahu Levin tadi pagi Vanessa baik-baik saja dan disaat jam istirahat Vanessa segera meninggalkan kelas.

"Eh,Levin sama Ghiffa.Gue gak papa kok".

"Gak usah bohong,muka lo pucet gitu".

Ghiffa yang melihatnya juga ikut khawatir,sedangkan Vanessa sudah menahan sakitnya sejak tadi."Iya Sa,muka lo pucet".Ucap Ghiffa.

Vanessa menggeleng,dia tidak mau membuat Levin dan Ghiffa khawatir kepadanya."Gue gak_".Ucapan Vanessa terhenti dan tiba-tiba tubuh Vanessa merosot kebawah,matanya terpejam.

Levin yang melihatnya segera mendekap tubuh Vanessa agar tidak terbentur lantai.Saat ini Vanessa tidak sadarkan diri dalam dekapan Levin.

"Ehh Sa,Sa".Ghiffa panik begitupun dengan Levin.

Levin mencoba menepuk-nepuk pipi Vanessa sedangkan Ghiffa mengusap lengan gadis itu.

Karena tak mendapat respon Levin segera berdiri dengan mengangkat tubuh Vanessa dengan bridal style.Ghiffa juga ikut bangkit dari jongkoknya.

"Aku bawa Vanessa ke UKS,kamu ke kantin duluan aja yah nanti aku nyusul".Ucap Levin dengan cemasnya.

Belum sempat Ghiffa membalas ucapan Levin tetapi lelaki itu terlanjur pergi dari hadapanya.

Ghiffa hanya melihat punggung Levin yang mulai menjauh dari jangkauan matanya.Jujur,Ghiffa sedih melihat itu semua tetapi dia juga tidak boleh egois karena bagaimanapun mereka sahabat dan Ghiffa mencoba mengerti dengan keadaan.

•~°~•∆∆∆•~°~•

Sudah hampir setengah jam Ghiffa duduk dikantin menunggu kedatangan Levin,yang artinya sebentar lagi jam istirahat sudah akan berakhir.

Lima belas menit yang lalu Ghiffa tak sendiri,dia bersama Leon dkk,dan sahabatnya juga.Dan sekarang dia hanya sendiri karena kakaknya dan sahabatnya pergi untuk bermain basket,sedangkan dua sahabatnya memilih ke kelas setelah tadi mengajak Ghiffa tapi Ghiffa tidak mau.

Ghiffanya Levin [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang