Ghiffa memasukan alat tulisnya kedalam tas berwarna biru mudanya.Hari ini entah kenapa perasaannya tak tenang,terlebih jika mengingat Levin yang mengajaknya pulang bersama.
Harapan Ghiffa semoga Levin lupa akan ucapannya atau dirinya yang tidak bertemu dengan Levin nanti.
"Fa ayok".Ajak Keizha yang sudah berdiri dari kursinya.
"Duluan aja".
"Beneran?".
"Iya".
"Ya udah kita duluan yah Fa,ati-ati loh di kelas sendirian nanti ditemenin han-tu".
Tangan Ghiffa sudah mengepal di depan wajah Marsya,dan Marsya langsung lari terbirit-birit dengan tawa yang sungguh menyebalkan untuk di dengar.
Setelah berpamitan,Keizha juga ikut meninggalkan Ghiffa di dalam kelas sendiri.Ghiffa harap dengan berdiam diri di kelas sebentar,Levin tak akan menunggunya di parkiran saat ini.
Ghiffa menggendong tasnya.Dia berjalan dengan menatap kedua sepatunya dan kedua tangan yang memegang ujung tasnya.
Ghiffa tak ingin bersama Levin untuk beberapa waktu,Ghiffa hanya takut jika dia terus bersama Levin maka perasaannya semakin dalam.
Ghiffa terus berjalan menuju pintu kelas masih dengan wajah kusutnya itu.
"Lama banget".
Ghiffa terlonjak kaget,kemudian segera menatap seorang lelaki yang tengah bersandar didinding dengan melipat tangannya di bawah dada.
Ghiffa menghela napas,mengapa sih keadaan tidak mendukung dirinya saja?
"Kaget tau gak".
"Maaf.Mau pulang sekarang?".Tanya Levin dan hanya di balas anggukan oleh Ghiffa.
Levin menggandeng tangan Ghiffa menuju parkiran.Ghiffa membulatkan matanya karena lagi-lagi Levin menggenggam tangannya tanpa permisi.
Apa Levin tidak sadar,dirinya harus merasakan detak jantung yang tidak biasa kali ini?
"Mamah,tolong Iffa".
Sesampainya di parkiran motor,Ghiffa melihat Leon yang sedang duduk di jok motornya dan Vanessa yang sepertinya menunggu Levin.
"Gue harus seneng atau sedih yah kalo Levin batalin anter gue gara-gara ada Vanessa".Batin Ghiffa.
Ghiffa memilih menghampiri Leon yang sibuk bermain ponselnya.
"Dor".
"ANJIR,ANJIR,ANJIR".
Ghiffa tersenyum tanpa dosa kepada Leon."Kalo kaget itu ngucap istighfar bukanya anjir".
"Lo juga ngapain ngagetin gue,udah lama nunggu di kagetin pula".
Levin yang sedari tadi menatap mereka kini ikut berbicara."Lo nungguin Ghiffa Le,padalah gue mau nganter dia pulang".
Leon tak langsung menjawab,dia menatap Ghiffa yang terlihat menggelengkan kepalanya pelan dan bibirnya berkomat kamit entah apa maksudnya.
Leon tersenyum miring kearah Ghiffa dan Ghiffa yakin kakaknya ini pasti akan melakukan hal diluar keinginan Ghiffa.
"Ya udah gak papa kok,gue nitip dia sama lo".
Benar kan apa dugaan Ghiffa,kakaknya ini benar-benar minta di tabok dan kini Ghiffa tengah mengabsen banyak nama binatang dalam hatinya itu.
"Thanks kalo gitu".
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghiffanya Levin [ SELESAI ]
Teen FictionJudul lama : "CINTA dalam PERSEGI" [ BELUM PERNAH REVISI ] Aku tidak menyukai posisi ini, dimana aku mencintai kamu sedangkan kamu mencintai dia, dan dia justru mencintainya. Disini aku merasa menjadi orang bodoh •~°~•Ghiffanya Laurin Genova Kesalah...