Ghiffa menghela napasnya panjang. Sempat-sempatnya Leon mengerjainya seperti ini. Dia kira, Leon tadi serius akan ucapannya karena tampang Leon sangat menyakinkan saat itu. Ingatkan Ghiffa untuk memukul Leon jika nanti bertemu!
Ghiffa memilih untuk meninggalkan balkon kamarnya tersebut. Disana terasa dingin, dan Ghiffa lebih baik tidur saja ketimbang menjadi seorang yang terlihat bodoh seperti ini karena berhasil dikerjai oleh kakaknya sendiri.
Baru beberapa langkah Ghiffa melangkah, namun Ghiffa segera menghentikannya disaat Ghiffa mendengar ada yang bersiul dibawah sana. Ghiffa mengerutkan dahinya dengan membalikan badannya seratus delapan puluh derajat. Tadi dia tidak salah dengar, kan?
Shiuit...
Lagi, suara itu terdengar lagi bahkan terdengar lebih keras dari yang sebelumnya. Merasa diambang penasaran, akhirnya Ghiffa melangkah menghampiri pembatas balkon kembali, sekedar untuk memastikan jika suara siulan tadi memang nyata atau hanya hayalanya saja.
Tangan Ghiffa menyentuh besi pembatas dengan kepala yang dia condongkan kebawah sana. Rasanya Ghiffa terpaku ditempatnya melihat apa yang ada dibawah sana. Disana, ada Alex, Fathar, dan seorang gadis diantara mereka, Vanessa. Tentu Ghiffa terkejut melihat ketiga sosok itu, untuk apa malam-malam begini ada dirumahnya, dan kenapa harus pakai bersiul jika memanggil Ghiffa?
"Kalian nga_" suara Ghiffa hilang ditelan angin malam begitu saja ketika ada sosok lain yang datang ditengah-tengah mereka bertiga. Sosok itu tak lain adalah Levin yang muncul dari arah utara.
Ghiffa terdiam, mencoba memikirkan tentang apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Ditatapnya keempat orang dibawah sana dengan tatapan bingung, namun mereka berempat juga hanya diam saja enggan mengatakan apapun.
Kepala Ghiffa kembali memutar kearah belakangnya dengan keterkejutannya disaat dia mendengar lagu iKON yang berjudul 'Killing Me' menggema begitu saja didalam kamarnya. Lupakan itu, Ghiffa yakin jika ini semua ulah Leon!
Ghiffa kembali menatap keempat orang yang ada dibawah sana, dan kini Ghiffa kembali dikejutkan dengan sebuah kertas putih yang panjang dan lebar terpampang jelas didepan dada Levin dengan sebuah tulisan dari spidol hitam.
Untuk Ghiffanya Laurin Genova
Kertas bertulis kalimat itu dibuang begitu saja oleh Levin, dan digantikan dengan tulisan lain di kertas yang ada dibelakangnya.
Gadis terindahku
Levin kembali melempar asal kertas tersebut dan menggantinya dengan kertas yang lain. Begitu terus yang dilakukan oleh Levin yang membuat Ghiffa terdiam seribu bahasa, sehingga yang terdengar hanyalah suara musik yang terdengar dari dalam kamar Ghiffa.
Gadis yang sudah berhasil
Melengkapi hidupku
Dari yang abu-abu
Menjadi berwarna akan hadiranmu
Terima kasih sudah hadir
Melengkapi kekuranganku
Ghiffa hanya bisa diam, membaca setiap kata yang tertulis di kertas yang dibawa oleh Levin. Satu yang membuat Ghiffa tidak menyangka, Levin mau melakukan hal aneh seperti ini hanya untuknya.
Dan maaf akan kesalahanku
Kesalahan yang membuatmu pergi
Ghiffa, cepatlah kembali!
Dan maafkan lelaki ini!
Aku, Levin. Merindukan kita
Merindukan Levin dan Ghiffa
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghiffanya Levin [ SELESAI ]
Teen FictionJudul lama : "CINTA dalam PERSEGI" [ BELUM PERNAH REVISI ] Aku tidak menyukai posisi ini, dimana aku mencintai kamu sedangkan kamu mencintai dia, dan dia justru mencintainya. Disini aku merasa menjadi orang bodoh •~°~•Ghiffanya Laurin Genova Kesalah...