Bel istirahat sudah berbunyi, kali ini mereka yaitu Ghiffa, Levin, Leon, Vanessa, Keizha, Marsya, Alex, dan Fathar memilih beristirahat di rooftop sekolah karena lama juga mereka tidak berkumpul di rooftop.
Kali ini yang pergi ke kantin untuk memesan makanan adalah Alex dan Marsya sedangkan sisanya langsung menuju rooftop sekolah saat bel istirahat berbunyi.
Di rooftop sudah Leon sediakan kursi panjang sebanyak tiga dan ada juga sebuah sofa yang masih bagus yang diletakan disana.
Setibanya Ghiffa di rooftop, dia menuju dinding pembatas di rooftop itu diikuti oleh Levin di belakangnya sedangkan yang lainnya memilih duduk di sofa maupun di kursi panjang sembari menunggu makanan mereka tiba.
Angin berhembus kencang dalam ketinggian rooftop ini membuat angin menerpa rambut Ghiffa sampai separuh wajahnya tertutup oleh rambutnya sendiri.
"Berasa lama banget yah kita gak kumpul disini?" Celetuk Fathar yang diangguki Leon.
"Tapi lumayan lah ada sedikit perubahan." Lanjut Fathar sambil melirik Leon.
Merasa dilirik, Leon akhirnya menatap bingung Fathar dengan sebelah alisnya yang terangkat. "Apa?"
"Ya elo."
"Apa sih gak jelas banget lo." Kesal Leon yang justru membuat Fathar tertawa keras.
"Gue bener kan Sa?" Tanya Fathar kepada Vanessa.
Vanessa yang di tanya sempat tersentak kaget tapi karena dia sadar kemana arah pembicaraan Fathar membuat dia mengangguk membenarkannya. "Ya, lumayan lah."
Leon geleng-geleng kepala merasa tidak tau apa-apa meskipun sebenarnya dia juga paham apa yang dimaksud Fathar. Entah sejak kapan, Leon memang bersikap lumrah kepada Vanessa meskipun dia tidak sepenuhnya dekat dengannya seperti dia dekat dengan yang lainnya.
Ghiffa yang melihat mereka tersenyum terlebih dari jarak dia berdiri, dia dapat melihat bahwa Vanessa tengah blushing hanya karena ucapan Fathar.
Dipandangnya pemandangan sekolah dari rooftop, disana banyak siswa siswi yang berlalu lalang ada juga yang tengah bermain basket disana.
Kepala Ghiffa mendongak merasakan hembusan angin yang tiada hentinya menerpa wajahnya. Tangannya juga dia gunakan untuk menyangga tubuhnya dengan keadaan terlipat.
Mata Levin tak henti-hentinya menatap gadis didepannya ini, dia ikut tersenyum kala Ghiffa tersenyum dengan mata yang masih menutup.
Tanpa menunggu, Levin menarik pinggang Ghiffa untuk mendekat ke arahnya. Ghiffa terkejut tapi saat dia tersadar itu adalah Levin, dia membiarkannya dan memilih memejamkan matanya kembali.
"Kamu suka udara disini hem?" Tanya Levin dengan tangan kanannya yang masih memeluk pinggang Ghiffa.
Ghiffa mengangguk mengiyakan. "Iya, banget malah."
Levin tersenyum mendengar jawaban Ghiffa.
"Tara makanan datang." Terdengar teriakan heboh dari ambang pintu pembatas membuat mereka menengok kearahnya siapa lagi jika bukan Marsya.
Marsya mendekat kearah mereka diikuti Alex dibelakangnya. Mereka menatap aneh kearah Marsya yang hanya membawa dua kantong plastik ditangannya sedangkan yang paling banyak membawa adalah Alex.
"Lo ngapain ikut ke kantin kalo gak bantuin Alex?" Tanya Keizha.
Marsya hanya tersenyum dan meletakan makanan itu ke kursi panjang. "Ini juga udah gue bantuin kali."
"Apaan kalo cuma bawa segitu, kasian tuh sahabat gue." Sambar Fathar.
Alex juga ikut meletakan beberapa kantong plastik di kursi, dia tersenyum kearah Marsya yang berada tepat disampingnya. "Gak papa kali. Dia udah nemenin gue, gue juga udah seneng." Ucapnya dengan mengedipkan sebelah matanya kearah Marsya membuat seketika pipi Marsya bersemu merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghiffanya Levin [ SELESAI ]
Teen FictionJudul lama : "CINTA dalam PERSEGI" [ BELUM PERNAH REVISI ] Aku tidak menyukai posisi ini, dimana aku mencintai kamu sedangkan kamu mencintai dia, dan dia justru mencintainya. Disini aku merasa menjadi orang bodoh •~°~•Ghiffanya Laurin Genova Kesalah...