Hari ini adalah hari minggu,yang membuat Ghiffa masih terlelap dari tidurnya.Apalagi semalam dia tidur cukup malam karena perayaan ulang tahun sekolahnya saja selesai pukul sebelas malam,belum lagi sesampainya dirumah Ghiffa tidak bisa tidur.
Ghiffa menggeliat saat sebuah tiupan menerpa wajahnya.Sesekali tangan Ghiffa juga mencoba memukul apapun itu yang mengganggu tidurnya dengan mata yang masih tertutup rapat.
"Isshh".Gerutu Ghiffa sambil merubah posisi tidurnya menyamping.
Lagi-lagi tubuh Ghiffa menggeliat saat hembuasan napas hangat itu menerpa leher bagian belakangnya.
Ghiffa berdecak dan membalikan badannya kembali dengan diikuti teriakannya."Kak Leon jangan ganggu".
Seseorang yang diteriaki itu hanya tersenyum melihat wajah kesal Ghiffa yang masih saja menutup matanya.
Tangan orang itu mengusap lembut wajah Ghiffa,membuat si empunya akan marah lagi.
"Kak Leon,gue bil_".Ucapan Ghiffa terpotong saat matanya membuka dan ditatapnya lelaki tampan sedang berjongkok di sampingnya.
"Bil,bil apa,Ghiff?".
Ghiffa mendudukan dirinya dan menatap orang itu dengan terkejut."Kamu ngapain disini Lev?".
Levin tersenyum,dia ikut duduk di tepi ranjang Ghiffa."Mau ajak kamu lari pagi tapi kamu masih tidur aja".
Mata Ghiffa menatap jam dinding yang berada dikamarnya."Udah jam delapan Levin,aku juga ngantuk mau tidur lagi".Ucap Ghiffa sambil akan memosisikan tubuhnya ingin tidur lagi.
"Cuci muka sekarang atau_". Levin tidak melanjutkan ucapannya saat melihat mata Ghiffa yang terpejam lagi dengan tubuh yang sudah berbaring.
"Atau apa Lev?Aku gak suka olahraga dan aku masih mau tidur".Gumam Ghiffa dengan mata yang terus terpejam .
Levin menyeringai,dalam hitungan detik selanjutnya,dia mengangkat tubuh Ghiffa ala bridal style membuat Ghiffa terkejut dan menjerit.
"Aaarrrggghhh,Levin turunin".
Dalam dekapan Levin Ghiffa terus meronta-ronta,tapi Levin tetaplah Levin dia tetap membawa Ghiffa menuju ke kamar mandi gadis itu.
Sesampainya dikamar mandi,tubuh Ghiffa dia turunkan sangat hati-hati.Kemudian matanya menatap wajah Ghiffa yang cemberut itu.
Tangan Levin tak tahan untuk mencubit pipi Ghiffa membuat Ghiffa meringis dan mengusap pipinya.
"Kenapa manyun-manyun gitu hem?".
"Kamu kok nyebelin sih Lev?".Gerutu Ghiffa masih dengan bibir yang mengerucut.
Levin tertawa pelan,gadisnya ini memang sangat menggemaskan jika sedang kesal.
"Buruan cuci muka,gosok gigi atau mau aku mandiin sekalian".
Mata Ghiffa melotot dan dia meneriaki nama Levin sangat keras.Dia tidak peduli orang lain akan mendengar teriakannya atau tidak,dia benar-benar kesal kepada Levin saat ini.
"LEVIN".
Dengan buru-buru Ghiffa mendorong tubuh Levin agar keluar dari kamar mandinya,setelah Levin keluar dengan cepat dan kencang Ghiffa menutup pintu kamar mandinya.
"Untung cinta".Ucap Levin yang terkejut dengan bantingan pintu didepannya itu.
•~°~•∆∆∆•~°~•
Matahari mulai tenggelam dan Levin baru saja berada diperjalanan untuk pulang.Hari minggu ini memang dia isi bersama Ghiffa,dari yang lari pagi,jalan ke mall,nonton film dan masih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghiffanya Levin [ SELESAI ]
Teen FictionJudul lama : "CINTA dalam PERSEGI" [ BELUM PERNAH REVISI ] Aku tidak menyukai posisi ini, dimana aku mencintai kamu sedangkan kamu mencintai dia, dan dia justru mencintainya. Disini aku merasa menjadi orang bodoh •~°~•Ghiffanya Laurin Genova Kesalah...