وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۤ اِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْاَكْبَرِ اَنَّ اللّٰهَ بَرِيْۤءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ۙ وَ رَسُوْلُهٗ ۗ فَاِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّـكُمْ ۚ وَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْۤا اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۗ وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِعَذَابٍ اَ لِيْمٍ
"Dan satu maklumat (pemberitahuan) dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih,"
(QS. At-Taubah 9: Ayat 3)***🌷🌷🌷***
MALAM ini sebenarnya Bilqis berencana untuk keluar dengan Raka, Namun bukan ke-Club seperti biasa. Namun Raka kali ini berniat untuk mengajak Bilqis pergi kesuatu tempat yang katanya 'Romantis'. Yang memang khusus disiapkan oleh Raka sendiri. Tapi sayang, hal tersebut terpaksa harus dibatalkan akibat cuaca yang sangat tidak mendukung. Hujan lebat yang turun sejak sore tak kunjung menunjukan tanda tanda akan reda, padahal Bilqis sangat menantikan kejutan apa yang akan Raka berikan. Ia pun ingin tahu sejauh apa tingkat ke-romantisan pacarnya tersebut.
Bilqis nampak beberapa kali melirik kearah jendela. Hujan diluaran sana bukannya berangsur-angsur reda, ini malah semakin lebat, ditambah dengan suara petir yang menyambar nyambar.
Bilqis mengelos, lalu menutup rapat gordeng kamarnya. Ia mengedarkan pandangan keseluruh sudut kamarnya. Ia kebingungan, harus berbuat apa dikamarnya ini.
Kakinya melangkah kearah rak buku yang sudah sangat lama tak ia jamah, dan ia tidak mengizinkan siapapun menyentuh susunan buku yang ada di rak tersebut. Alhasil, buku-buku yang terdapat disana kebanyakan sudah berdebu.
Mata Bilqis memperhatikan satu per satu buku yang tersusun rapih disana. Ketika tangannya menelusuri buku-buku tersebut, tiba-tiba tangannya terhenti pada satu novel yang bersampul cream dengan judul 'Under the Rains'. Kisah tentang gadis hujan yang sangat menyentuh hati. Apalagi tentang perjuangan sigadis hujan tersebut untuk meraih kembali cintanya. Sangat ironi, sama seperti kemirisan hidup Bilqis.
Bilqis tersenyum menatap novel tersebut, banyak sekali coretan tangan Raka disana, ada gambar hati yang sangat besar diawal halaman dan didalamnya ada nama Bilqis lengkap dengan tanda senyum.
Ya, novel itu pemberian Raka sekitar 1 tahun yang lalu. Buku itu sebenarnya tidak sengaja dibelikan oleh Raka, saat itu Raka diperintahkan guru bahasa indonesia membelikan Novel, itu sebenarnya adalah hukuman akibat Raka yang tidak pernah mengumpulkan tugas. Kala itu Raka ingat, kalau Bilqis suka mengoleksi Novel, jadilah Raka tertarik untuk membelinya dan diberikan pada Bilqis.
Dan kalian pasti heran kenapa gadis urak urakan seperti Bilqis hobby mengkoleksi Novel bukan? Alasannya karena dulu, dulu sekali ketika Papi nya sering keluar negri dan pulang dengan Novel sebagai oleh-oleh nya, kata papinya sih 'Agar kamu sedikit mengerti tentang hidup' itu katanya.
Sempat terbesit dalam benak Bilqis untuk membuang tumpukan novel-novel nya tersebut. Namun setelah difikir ulang, sepertinya benda-benda tersebut terlalu sayang untuk jadi sampah. Ya, jadilah kumpulan novel tersebut berakhir disusunan dalam rak buku yang terbuka.Bilqis tersenyum saat membayangkan wajah Raka ketika memberikan novel dengan tema Hujan tersebut. Setelah beberapa kali tangan Bilqis membuka beberapa lembar, tak berselang lama akhirnya Bilqis memutuskan untuk meletakkan Novel tersebut pada tempatnya.
Bilqis menghempaskan tubuhnya keatas tempat tidur, matanya menerawang pada langit langit kamar. Ketika hendak memejamkan mata, tiba-tiba ia teringat pada kertas biru muda yang sempat ia temukan dilokernya siang tadi.
Bilqis menoleh pada tas nya yang bertengger nyaman dibelakang pintu kamarnya. Lalu berjalan menyambar tas berwarna biru navy tersebut, tangannya tampak sibuk membongkar seluruh isi tasnya, yg padahal hanya ada tiga buku catatan, satu buah kotak pensil dan sebuah benda berbentuk kotak dengan gambar asap.
Tangannya meraba kantung kecil yang terdapat dibagian belakang tas.
"Nah, disini rupanya. Tau gitu ngapain gue bongkar ini isi tas." gumamnya seraya berjalan menuju tempat tidur dan meninggalkan isi tas yang masih berserakan tersebut.
Bilqis memperhatikan kertas biru muda tersebut, ia sangat penasaran apa sebenarnya yang tertulis didalamnya dan siapa orang iseng yang mengirimkannya.
Tangan Bilqis mulai membuka kertas tersebut, Bilqis memperhatikan dengan detail tulisan yang tertulis rapih dalam secarik kertas tersebut.
"Dan janganlah seorang laki laki berduaan dengan wanita yang tak halal baginya, karena sesungguhnya syaitan adalah orang keTiga diantara mereka berdua, kecuali ia bersama dengan mahramnya. (HR. Ahmad No. 15734).
#A
"A?" gumam bilqis, mengulangi inisial sang pengirim kertas bertuliskan hadist shahih tersebut.
"Maksudnya apa coba geh? Berduaan sama siapa? Raka?" tanya Bilqis pada dirinya sendiri.
"Namanya juga pacaran, ya jelas lah berduaan, ih kuno banget sih nih orang, mana aja jaman sekarang yang kagak pacaran." kesal Bilqis tak terima dengan apa yang ditulis dalam kertas tersebut.
"Gue rasa nih orang hidup dijaman batu dah." ujarnya lagi sembari melempar asal kertas bertuliskan hadist dengan tema biru tersebut ketempat sampah. Lalu ia menarik selimut tebalnya dan memutuskan untuk mengarungi alam mimpinya.
Dan sangat jauh dari tempat Bilqis berada, tampak seorang pemuda sedang berdiri diatas balkon kamarnya, ia menatap lurus kearah depan. Dijam yang sudah mulai larut seperti ini masih ada saja yang berlalu lalang dengan kendaraannya.
Rintik hujan sebenarnya masih bisa ia rasakan diatas kepalanya, namun kali ini tidak sederas beberapa saat yang lalu, awan gelappun kini sudah mulai menyingkir dan digantikan oleh beberapa bintang yang terlihat malu-malu menampakkan sinarnya.
Pemuda berdarah campuran indonesia-Arab tersebut terlihat sedikit gelisah, hal tersebut tampak jelas diguratan wajah tampannya. Entah kenapa, kali ini ia merasa sangat sulit mengemban amanah yang ia dapatkan.
Baru sekali percobaan saja, ia sudah gelisah. Lalu bagaimana untuk seterusnya? Atau langkah yang ia tempuh untuk menghancurkan hati batu gadis itu sudah benar? atau malah ia salah mengambil langkah? Dan masih banyak atau-atau lain yang bermunculan dalam benaknya.
Beberapa kali ia menghembuskan nafas gusar.
Ia memejamkan mata sejenak dan kembali menghembuskan nafas berat. Tidak-tidak! Ia tidak boleh terus-menerus seperti ini. Kenapa ia harus bingung, sementara ada Allah disisinya? Ya! Allah akan menjawab segala macam pertanyaan tersebut. Yang harus ia lakukan hanyalah berdoa dan berusaha. Sisanya ia serahkan pada sang pemilik hati. Maha zat yang membolak-balikan perasaan.
Setelah ia rasa cukup berdiam dengan segala kegundahannya, akhirnya pemuda tersebut memutuskan untuk masuk kedalam dan melakukan shalat istigharah. Dengan begitu Allah pasti akan membantunya dan menjemput segala pertanyaannya dengan sebuah jawaban.
* * ** * *
Assalamu'alaikum, semoga kalian stay disini ya, jangan tinggalin aku merangkai kisah ini sendiri, berat! Aku tidak akan kuat. Hihii
Oh ya maaf ya klo typo, vote and comments jangan lupa, aku sangat menantikan.
Syukron katsiran.. 🙏
Salam termanis
Dorrayaki calon istri Abidzar. Mueheheee. 👻
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta
SpiritualHIATUS :') - - "Siapapun yang sudah kokoh berdiri pasti pernah merasakan jatuh dan ingin mati. Siapapun yang pernah tertawa lepas pasti pernah merasakan tangis yang teramat puas. Siapapun yang pernah berbahagia pasti pernah merasakan beratnya kecewa...