Jangan mengejar hal-hal yang bahkan hanya dengan sujud saja kamu dapat meraihnya dengan mudah
-A-
----🍁🍁----
BINGUNG. Kalimat yang tepat untuk menggambarkan bagaimana perasaan Raka Arjuansyah kali ini. Bingung dengan Bilqis yang dianggapnya sungguh tidak biasa. Bukan penampilannya yang Raka bingungkan. Namun, lebih kepada perilaku gadis tersebut.
Lagi-lagi Raka memijit pangkal hidungnya yang kembali berdenyut saat otaknya memutar momen ketika Bilqis menatapnya dengan tatapan takut.
"Kenapa masalah dateng mulu sih?!" Geram Raka seraya meninju angin.
Raka hampir gila menghadapi situasi yang semakin tak terkendali seperti ini. Belum lagi kehadiran orang-orang baru dalam hidupnya. Seperti-
"Kak Raka!"
Chaca adalah contoh paling nyata.
"Musibah!" Raka mengendus kesal-sekesal-kesalnya ketika panggilan melengking itu sampai ditelinganya hingga berdengung sampai keubun-ubun.
"Kak Raka where are you?" Semakin dekat teriakan itu. Membuat jantung Raka dipompa dengan sangat cepat. Bukan karena ada apa? Tapi bagi Raka Chaca adalah seburuk-buruknya bencana dalam hidupnya.
Raka berusaha menghindar dengan pura-pura tidak mendengar, dan melipir secepat mungkin sebelum ia benar-benar dilanda musibah.
Raka berjalan mudur, dari satu pilar kepilar yang lain. Sampai ia tidak sadar kalau ada yang memperhatikannya dari jarak lumayan dekat.
"Woy Ka!" Teriak Rio tepat ketika Raka berbalik hendak berlari.
Tindakan spontan Raka lakukan dengan mundur dan menghanpam pilar dibelakangnya. Wajah panik bercampur marah menjadi pemandangan langka yang dapat Rio juga Tino dapatkan. Tawa keduanya lansung pecah seketika.
"Lo berdua ngapain sih?!" kesal Raka seraya mengelus dada.
Rio menatap Tino dengan alis terangkat "Harusnya kita yang nanya. Lo ngapain ngendap-ngendap kaya maling begitu?"
Pertanyaan Rio membuat Raka tersadar akan misinya untuk kabur dari Chaca.
"Lo berdua tetap disini. Dan kalau Chaca nanya tentang gue jawab aja gak tau. Oke!" ujar Raka panik kemudian pergi menjauh dengan langkah seribu.
Tidak ada yang Rio juga Tino lakukan, selain mengangguk. Bukan hal baru bagi keduanya melihat Raka sawan dengan kehadiran Chaca yang mengganggu hidupnya dua minggu terakhir.
Ketika keduanya tengah saling tatap suara melengking Chaca menyapa dengan menggelegar.
"Kak Tino! Kak Rio!"
Sapaan Chaca membuat Rio juga Tino memaksakan senyuman.
"Eh.. Neng Chaca. Iya ada apa?" ujar Tino seraya tersenyum.
"Liat Kak Raka?"
Rio dan Tino saling pandang kemudian kompak mengangguk.
Chaca tersenyum senang "Dimana?"
"Kesana!" kompak keduanya namun dengan arah yang berbeda. Rio melotot dibuatnya. Sementara Tino terlihat gugup.
"Yang bener yang mana nih?" tanya Chaca seraya menaikan alisnya.
Rio tertawa kemudian menepuk pundak Tino. Hal yang sama juga dilakukan oleh Tino, keduanya saling tatap dalam diam.
"Ih! Sebenernya tau gak sih?!" kesal Chaca.
![](https://img.wattpad.com/cover/144378854-288-k585529.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta
SpiritualHIATUS :') - - "Siapapun yang sudah kokoh berdiri pasti pernah merasakan jatuh dan ingin mati. Siapapun yang pernah tertawa lepas pasti pernah merasakan tangis yang teramat puas. Siapapun yang pernah berbahagia pasti pernah merasakan beratnya kecewa...