4. Tantangan

3.2K 173 2
                                    

RUANG kelas yang gaduh tidak membuat gadis dengan rambut yang tergerai indah itu untuk menyelami alam impinya. Karena jam tidur semalam yang tidak lebih dari tiga jam, membuat Bilqis sangat mengantuk dan alhasil tertidur pulas dalam kelas.

Hal tersebut bukan pertama kali ia lakukan, namun itu sudah menjadi kebiasannya. Bahkan guru pun mungkin sudah lelah menegur Bilqis dengan kesalahan yang sama berulang kali.

Earphone bervolume tinggi yang terpasang ditelinganya, ikut mengiringi perjalanan indah mimpi gadis tersebut. Sampai ketika ia tidak lagi mendengar musik berdengung ditelinganya.

Bilqis berdecak seraya membuka matanya malas. Namun tak lama ia kembali menghidupkan musik diponselnya lalu lagi-lagi meringkuk di atas meja.

Cowok yang mematikan musik tersebut hanya tersenyum jahil dan kembali mem-pause musik diponsel Bilqis, hal tersebut sukses membuat sipemilik kembali berdecak kesal.

"Ih Raka! jahil banget sih? jangan ganggu aku, aku ngantuk banget." rengek Bilqis seraya mendorong pelan tubuh Raka.

Raka tersenyum manis, lalu duduk disamping Bilqis "Tidur jam berapa semalem?"

"Jam setengah 5, mungkin." jawab Bilqis singkat dengan mata terpejam rapat.

Raka menaikan sebelah alisnya dan mengambil sebelah headset Bilqis "Loh bukannya kita pulang jam setengah 2 ya?"

Bilqis mengendus akibat kelakuan jahil Raka. Ia memutar tubuh menghadap sang pacar "Papi tau kalo aku minum dan mereka bertengkar. Hal sepele yang buat kuping aku mau pecah semaleman."

Raka terdiam menatap manik mata Bilqis yang sedikit bengkak, dan itu berarti Bilqis sungguh-sungguh dengan ucapannya. Itu adalah salahnya, andai ia tidak mengajak Bilqis ke club semalam, pasti Bilqis tidak akan sampai seperti saat ini.

"Maaf." ujar Raka yang membuat Bilqis menaikan alisnya heran.

"For what?" tanya Bilqis.

Raka menatap lurus kedepan, beberapa kali ia menarik nafas dalam "Karena aku kamu jadi kaya gini, andai aja aku semalem gak ngajak kamu ke Club, pasti kamu gak bakal ngalami hal kaya gini setiap hari, aku..." Raka berdecak kecil "bener-bener bodoh."

Bilqis semakin dibuat heran dengan ucapan Raka, tidak biasanya Raka seperti ini "Kamu ko ngomong gitu, by? ini semua bukan salah kamu. Hal semacam itu udah biasa aku alami. Jadi, yaudah lah gak usah dibikin pusing, udah kebal aku tu."

Raka menoleh kearah Bilqis dengan tatapan serius "Semisal aku gak ada, mungkin kamu bisa jadi pribadi yang lebih baik."

Mata Bilqis membulat sempurna akibat ucapan nyeleneh pacar nya tersebut "Kamu itu kalo ngomong difilter dulu ngapa? Pokoknya kalo kamu pergi aku bakal ikut kamu, ke-ma-na-pun. Titik gak pake koma."

Raka tersenyum dan memeluk tubuh Bilqis dari samping "Aku bercanda. lagian aku juga gak bakal tinggalin kamu."

"Janji?" ujar Bilqis merenggangkan pelukannya.

"Saya, Raka Arjuansyah anak dari David Beckham, sepupunya Justin beiber, dan keponakan dari Ronaldo, berjanji Bahwa saya tidak akan meninggalkan Bilqis Khumaira Azzahra binti Arman Adijaya dalam keadaan apapun, dan apabila saya melanggar maka Saya akan terima hukuman apapun yang Bilqis berikan pada saya." ujar Raka dengan nada serius, yang ditanggapi gelak tawa dari Bilqis.

"Hahha, oke. Aku pegang janji kamu."

Mereka tidak menyadari, tak jauh dari mereka ada sepasang mata yang menyiratkan tatapan tidak suka.

"Berbahagia diatas luka seseorang." Desis orang tersebut. Kemudian menghampiri keduanya dengan mimik wajah yang telah berubah.

"Kantin yuk! Katanya Bu Diah gak masuk kelas hari ini."

Bilqis tersenyum "Oke."

*  *  ***  *   *

"Kenapa harus saya pak?" tanya Abid dengan terheran heran.

Lelaki paruh baya yang berada tepat didepan Abid tersenyum dengan penuh arti "Karena saya tahu kamu pasti bisa, dengan pengetahuan agama yang cukup kamu pasti bisa mengubah sikap Gadis itu."

"Bukankah kamu Presiden Rohis?" lanjut lelaki tersebut pada cowok berperawakan arab+indonesia tersebut.

"Iya pak." jawabnya singkat.

"Saya tahu kamu sanggup melakuakan ini, anggap saja ini adalah sebuah tantangan dari saya, tunjukan kalau jabatan sebagai presiden rohis memang layak untuk kamu." papar lelaki bertitle Waka Kesiswaan tersebut.

"Tapi bagaimana caranya?" tanya Abid kebingungan, hanya dengan membayangkan siluet gadis yang jadi topik pembicaraan mereka.

"Itu sebabnya saya memilih kamu, kamu adalah siswa yang cerdas, pikir kan cara apa yang akan kamu ambil." ucap pak. Dullah.

Abid menghela nafas panjang "Bismillah, insya Allah saya akan menjalankan amanah bapak dengan penuh tanggung jawab."

"Bagus, kamu pasti bisa melawan ego gadis nakal itu."

Abid mengangguk "Kalau begitu saya permisi ya pak, assalamu'alaikum."

Pak Dullah mengangguk lalu tersenyum "Iya. wa'alaikumsalam."

Setelah mendapat tanggapan, Abid memutuskan untuk pergi ke mushala sekolah untuk melaksanakan Shalat Duha.
Sesampainya disana ia langsung mengambil wudhu dan melaksanakan apa yang menjadi niatnya.

Setelah dua raka'at berlalu Abid mengambil tasbih dari atas nakas yang terdapat dipojok ruang Mushala. Setelah selesai ia pun mengangkat tangan untuk memanjatkan keluh kesahnya pada sang pencipta.

"Ya Allah ya Rabb, bantu hamba untuk menjalankan amanah yang amat sangat berat ini. Berikanlah kemudahan dalam hal ini Ya Rabb, engkau maha mengetahui apa yang akan aku lakukan, engkau yang maha pemurah lagi maha penyayang, berikanlah hamba kekuatan iman. Lindungilah hamba dari mara fitnah dan orang orang Zalim Ya Allah, buka kan lah hati-Nya, bantu hamba untuk membuka fikirannya agar dengan keikhlasannya ia mau meninggalkan kemaksiatan yang selama ini ia jalani, Amin Amin Ya Rabbal Alamin."

Abid menyelesaikan Do'anya dengan sujud yang sangat lama. Setelah itu ia berjalan keluar mushala karena jam pelajaran ke-3 akan segera berlangsung.

*  **  *  **  *

Assalamu'alaikum. 
Syukron sudah mampir
Jangan lupa pencet tanda bintang ✨

Salam termanis,

Dorrayaki

💖

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang