13. Bilqis, Nama sejuta makna

1.8K 86 2
                                    

"Sesunguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan dengan nama bapak kalian. Maka baguskanlah nama kalian."
[Hr. Abu Daud No. 4948, Ad-daarimiy No. 2736, Al-Baihaqi 8/306. Dan sebagainya.]

🌷🌷🌷

Assalamualaikum, permisi" ujar seseorang dari luar.

"Waalaikumsalam. Masuk" Sahut Bu diah.

Orang tersebutpun memasuki ruangan Bu Diah dengan sopan, berbanding terbalik dengan sikap Bilqis saat pertama kali masuk.

Bilqis sama sekali tidak menghiraukan orang yang baru saja masuk tersebut. Ia hanya asik mengikir kuku dengan potongan kuku yang terdapat pada meja bu. Diah.

"Ah abid silahkan duduk"

Bilqis seketika terdiam mendengar nama yang baru saja disebut oleh Bu Diah. Bilqis menoleh dan seketika matanya membulat sempurna.

Abid segera mengambil tempat pada kursi tepat dikiri Bilqis. Bilqis memperhatikan Abid dari ujung kaki sampai keujung kepala dan kembali lagi kekaki, tatapannya aneh.

"Ekhem" Dehem bu. Diah mengagetkan Bilqis.

"Nak, Abid." Sapa bu. Diah

"Saya, bu"

"Kamu kenal gadis yang duduk disebelah kamu ini?" Abid menoleh sekilas kearah Bilqis. Namun seperkian detik kembali menatap kearah bu. Diah, kemudian mengangguk.

"Iya, saya kenal" jawab Abid singkat.

"Iya lah. Gue kan terkenal. Imposible kalau lo gak kenal" Timbal Bilqis dengan percaya diri.

"Sedikit" Ucapan Abid kali ini, mematahkan kepercayaan diri Bilqis.

Bu. Diah terkekeh geli mendengar ucapan Abid yang kini mendapat pendelikan tajam Bilqis.

"Ternyata tingkat ke-Pd an kamu tinggi ya Bilqis. Sampai-sampai Abid mengenal kamu hanya sedikit" Entah ada angin apa bu. Diah berceletuk sedemikian rupa.

"Dia aja yang kubu!" Balas Bilqis tak terima.

Abid merasa kurang nyaman dengan situasi ini "Maaf, bu. Sebenarnya ada perlu apa ya ibu memanggil saya?"

Bu. Diah tersenyum "Ah, ya. Maaf ibu sampai lupa"

"Begini nak Abid." Bu. Diah merubah posisi duduknya.

"Akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang terjadi disekolah. Sekitar 5% dari siswa sekolah ini yang suka membolos. Belum lagi baru-baru ini ada kabar kalau salah satu siswa kita terlibat tawuran dengan sekolah lain" Bu. Diah mengambil jeda. "Huh, ibu sampai kewalahan menghadapi mereka. Dan masalah terbesar ibu ada pada seorang siswi yang, aduh! Ibu gak tau lagi harus kaya gimana ngadepinnya. Sudah berulang kali ditegur, berulang kali dipanggil, sampai sampai ibu frustasi. Dan jangan sampai ibu jadi Depresi karenanya"

Abid dengan serius mendengarkan cerita yang berisi keluhan dari bu. Diah. Dan Bilqis hanya berdecak berkali kali. Sambil mengumpat dalam hati Ni guru mau nyebut nama gue aja pake acara teka teki segala. Ya elah, gue udah tau kilis.

"Ibu rasa dia itu kurang pemahaman tentang agama. Karena apabila dia paham agama, dia tidak mungkin melakukan hal yang tidak lazim dilakukan oleh seorang wanita. Gadis itu sering berkelahi, kadang merokok, dan yang ibu heran kok dia suka sekali pakai baju seperti anak Sekolah Dasar"

Bu. Diah melirik Bilqis "Bukan begitu nak Bilqis?"

"Maybe" Jawab Bilqis singkat, karena sejak tadi Bilqis mengerti arah pembicaraan bu. Diah menjurus kemana. Dan ia sudah faham siapa siGadis yang menjadi topik pembicaraan mereka saat ini.

Sebelum melanjutkan ucapannya bu. Diah sedikit berdehem "Hmm, nak Abid tau?. Terkadang ibu berfikir, apa ibu gagal menjadi seorang guru. Atau memang siGadis yang sangat sulit untuk diatasi. Ibu ini juga punya anak gadis dirumah, dia nakal. Tapi masih bisa ibu atasi"

"Jujur ibu sangat khawatir kalau dia terus seperti itu. Dia akan diDO dari sekolah. Karena apabila Bapak yayasan tahu, ada seorang siswi yang seperti itu, ibu tidak akan bisa membantunya lagi. Tapi ibu yakin sekali. Sebenarnya dia adalah anak yang baik. Hanya saja ia butuh dibimbing oleh orang yang tepat, dan orang itu adalah kamu nak Abid"

Abid menaikan alisnya. Lebih tepatnya ia terkejut "Saya bu?"

Bu. Diah mengangguk antusias "Ya kamu. Saya sudah berbidiskusi dengan pak. Dullah, dan dia mengusulkan bahwa memang hanya kamu yang bisa merubah sikapnya jadi lebih baik"

"Siapa dia bu?"

"Dia? Owh gadis itu, dia ada tepat disamping kamu. Dia Bilqis humaira azzahra" Bilqis pura pura Shok buakn main. Ia memasang raut tidak terima.

"Ih ibu ini apa apaan sih. Gak! Pokonya saya gak mau ada acara bimbing-bimbingan segala. Berasa kaya anak Tk tau gak. " Protes Bilqis.

"Nah, coba lihat nak Abid. Bagaimana cara dia bersikap. Benar-benar tidak punya etika." Sindir bu. Diah sedikit sarkas.

Abid terdiam untuk sejenak. Nampak menimbang-nimbang apa yang diharapkan bu. Diah padanya. Sampai pada akhirnya keputusan final ia tentukan.

"Baik, bu. Saya akan menjalankan perintah ibu"

Bangsat! Bilqis mengutuk pria yang ia anggap sok alim tersebut dalam hatinya.

Bu. Diah mengibarkan senyum kemenangan tepat dihadapan Bilqis. "Ibu ingin kamu memberikan Bimbel mengaji plus siraman rohani. Biar dia bisa membedakan mana yang pantas dan tidak pantas, mana yang hak dan yang batil"

"Gak saya gak mau. Mana bisa kesepakatan diambil tanpa pesetujuan orang yang bersangkutan" Lagi-lagi Bilqis memberontak.

"Nak, Abid. Urusan kita sudah selesai. Kamu bisa kembali kekelas sekarang" Bukannya menanggapi protesan Bilqis. Bu. Diah malah menyuruh Abid untuk kembali kekelas.

"Baik, bu. Saya permisi. Assalamualaikum" Pamit Abid, dan mengalami bu. Diah sebelum ia benar-benar menghilang dari ruangan yang kini berhawa lebih panas dari sebelumnya.

"Woy tunggu. Mau kemana lo" Bilqis hendak beranjak menyusul Abid. Namun alih-alih tujuannya berhasil. Ia malah kembali kena semprot oleh bu. Diah.

"Diam ditempat!" Perintah bu. Diah dengan nada tidak bersahabat.

"Tapi bu sa,,,

"Gak ada tapi-tapi an. Itu memang pantas kamu dapatkan. Harus nya kamu itu bersukur. Karena ibu masih perduli sama kamu. kalau mau ibu bisa saja membiarkan kamu terus-terusan membuat ulah dan langsung mengadukan kamu pada pihak yayasan. Toh kehilangan satu murid gak masalah buat ibu. Karier ibu masih berlanjut dan ibu masih bisa menerima gaji setiap bulan, ibu juga gak perlu repot-repot ngurusin anak yang bahkan tidak perduli sama dirinya sendiri." bu. Diah menghela nafas dalam sebelum melanjutkan ucapannya.

"Tapi, bukan seperti itu yang ibu mau nak. Ibu gak mau dianggap makan gaji buta, karena sebelum ibu menginjakan kaki disekolah ini, ibu sudah bertekat untuk menunaikan prosedur sebagai guru yang baik dan benar. Dan ketika ibu bertemu kamu, disini lah kepercayaan diri ibu sebagai guru Bp diuji. Kamu itu tantangan terbesar ibu, dan ibu akan merasa gagal kalau tidak bisa mengatasi kamu"

Untuk beberapa saat Bilqis terenyuh atas ucapan bu. Diah, kenapa ia baru sadar kalau guru yang selama ini ia benci, guru yang selama ini ia kutuk karena selalu menggangunya, begitu perduli pada nasibnya. Sementara dirinya sendiri, begitu acuh.

"Tapi saya gak suka cara ibu" Ucap Bilqis dengan nada rendah.

"Kamu itu cantik nak, tatapan mata kamu itu teduh. Belum lagi nama kamu, Nama kamu itu memiliki sejuta makna yang sangat cantik, dan ibu harap kamu dapat bersikap sebagaimana keanggunan nama yang diberikan kedua orang tuamu, ibu merasa ada banyak harapan yang kedua orang tuamu sematkan dalam nama itu, tolong jalankan dengan sebaik-baiknya nak" Bilqis kali ini tidak menjawab, ia hanya menatap wajah bu. Diah yang benar-benar terlihat lelah, terbukti dari matanya yang memerah dan belum lagi kantung matanya.

"Kamu boleh kembali kekelas sekarang" Perintah bu. Diah seraya menunjuk kearah pintu keluar. Bilqis mengangguk kemudian pergi meninggalkan bu. Diah dengan membawa perasaan yang campur aduk. Dan kini seperti ada sesuatu yang tidak nyaman mengganjal dalam hatinya.

TBC..

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang