27. Pengakuan

1.3K 84 4
                                    

--
Dunia bisa saja berputar dengan sangat ajaib. Menunjukan mana yang benar-benar tulus Dan mana yang hanya berkedok akan kata tulus itu sendiri.

-Bilqis Khumairah Az-zahra-

---❤❤---

1 Bulan kemudian...

H-1 sebelum ujian akhir semester adalah momok menegangkan untuk sebagian pelajar. Karena, disemester ini merupakan babak penentu naik atau tidaknya seorang siswa.

Bilqis yang sedang sibuk dengan tumpukan buku juga alat tulis lainnya nampak tidak terganggu sama sekali dengan kehadiran Vita yang sedari tadi sibuk tertawa ria dengan ponselnya.

"Bilqis," tegur Vita yang sudah merasa jenuh karena sejak tadi diacuhkan oleh Bilqis.

"Hmm," gumam Bilqis tanpa menoleh sedikitpun dari buku yang ia pegang.

"Bt nih. Dari tadi gue cuma merhatiin lo belajar doang." Vita nampak sangat kesal.

Bilqis tersenyum kecil "Gak ada yang nyuruh lo buat dateng kesini. Pintu keluar ada disebelah sana." Ujarnya seraya menunjuk pintu kamar dengan bolpoint ditangannya.

Vita berdecak "Bilqis... Gue boleh ng-nggudut gaa-ak?" Vita berkata penuh hati-hati.

Bilqis yang sedari tadi tersenyum kecil, langsung terdiam tampa gerakan apapun. Menatap lurus kedepan kemudian tak lama menoleh kearah Vita.

"Boleh,"

Vita membulatkan matanya "Serius?!"

"Tapi didalem lemari terus terkunci rapat," ujar Bilqis enteng kemudian kembali mengerjakan latihan-latihan soal yang telah dibuatkan Abid sebelumnya.

"MATI GUE KALO GITU!"

Bilqis terkekeh kecil seraya menggelengkan kepala heran. Teman yang satu ini memang sedikit aneh, namun Bilqis bersyukur, Vita adalah satu-satunya orang yang tidak pergi hanya karena satu keputusan yang telah ia ambil.

Jangan tanya tentang Febby. Bilqis merasa hatinya tercabik tak kala mengetahui Febby tak ingin lagi berteman dengannya dan lebih memilih bergabung bersama Maureen. Yang notabenenya adalah musuh bebuyutan Bilqis sejak dulu. Namun itu dulu, kini Bilqis sudah melupakan segala kelakuan buruk Maureen.

Dijauhi teman seperti ini memang sudah jadi pertimbangan matang untuk Bilqis. Namun tidak untuk teman yang satu ini. Febby adalah temannya sejak pertama kali duduk dibangku SMA, walau tidak selama ia bertemu dengan Vita. Namun Febby sedikit banyak menjadi tempat dimana ia berkeluh-kesah.

Kini dunia Bilqis seakan dijungkir balikan. Matanya sudah terbuka selebar-lebarnya. Bahwa tidak semua orang bisa menerima perubahan. Bahkan untuk orang terdekatmu sekalipun. Dunia bisa saja berputar dengan sangat ajaib. Menunjukan mana yang benar-benar tulus Dan mana yang hanya berkedok akan kata tulus sendiri.

Bilqis menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Yang perlu ia lakukan hanyalah berdamai dengan semuanya. Dimulai dari hubungan dengan keluarganya, dengan lingkungannya, kebisaannya, temannya juga dengan.. Hatinya.

Bicara soal hati tak banyak yang bisa ia lakukan. Selain mencoba untuk menguatkan diri menghadapi apapun yang akan terjadi setelah kata-kata yang sempat tersimpan menjadi sebuah kenyataan.

Biarkan semua berjalan sesuai kehendak-Nya. Mengikuti alur-Nya adalah hal yang paling baik.

******

SATU jam berlalu dengan sangat cepat. Soal-soal terjawab dengan sangat mudah bagi Bilqis. Entah keberuntungan yang sedang berpihak atau usaha yang tidak menghianati hasil. Entahlah, yang pasti ujian kali ini berjalan dengan sangat mudah.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang