33. PULANG

852 50 19
                                    

Kenapa embun selalu datang saat matahari belum bersinar? Karena ia ingin memberikan kesejukan sebelum matahari menyuguhkan kehangatan.

🌻🌻


LAGI-LAGI sebutir air mata meluncur bebas dari mata gadis itu . Ia teringat akan masa lalunya yang kelam. Masalalu yang seharusnya tidak lagi ia ingat, masalalu yang seharusnya ia buang jauh-jauh. Namun, ingin sekeras apapun usaha yang dilakukan untuk melupakan semuanya, masalalu itu tetap tertanam rapih dalam ingatannya.

Ia menatap tangannya yang dulu pernah ia gunakan untuk membully teman seangkatan ataupun adik kelas yang membangkang padanya. Ia melihat bibirnya dicermin yang ia pegang. Bibir itu yang selalu berkata kasar pada siapapun baik itu orang tua maupun teman sebaya. Dan bibir itu juga yang paling sering melakukan maksiat saat dimeja bar.

Satu butir air mata kembali terjun bebas dari kelopak mata indahnya. Menyesali apa yang sudah terjadi dimasa lalu memang hal yang sangat manusiawi bagi semua orang yang ingin memperbaiki diri didunia ini.

"Hidup akan jalan ditempat kalau kamu masih menoleh pada masalalu."

Dengan cepat Bilqis menghapus jejak air mata yang sempat tertinggal dipipinya. Ditengoknya orang yang kini berada tak jauh dari tempat ia berpijak.

Bilqis tersenyum tipis lalu kembali menatap pemandangan indah yang ternyata baru ia sadari keindahannya sedari tadi.

"Masalalu bukan untuk dilupakan. Cuma untuk sesekali mengingatnya biar gak keulang lagi itu juga hal yang penting." jawab Bilqis dengan nada penuh penekanan.

Abid terkekeh kecil seraya memasukkan tangannya pada saku celana. "Saya bangga sama kamu."

"Gak ada yang perlu kamu banggain dari aku, Bid."

Mendengar jawaban Bilqis membuat alis Abid secara spontan menaik satu "Kalau kamu gak mau orang lain bangga sama kamu. Cobalah untuk bangga pada diri sendiri."

Senyum tipis Bilqis layangkan. Namun lagi-lagi bukan untuk Abid, tetapi untuk mensyukuri karya Allah yang terpampang nyata dihadapannya "Aku ini pendosa. Bahkan mungkin awan disana lebih mulia dari pada aku. Dan mungkin.-- "

"Gak ada yang tau kita ini pendosa atau bukan. Bahkan malaikat yang mencatat dosa kita saja, hanya berdasarkan apa yang Allah perintah. Kamu tau cerita tentang , maaf.. seorang pezina yang diampuni dosanya hanya karena memberi minum seekor anjing yang kehausan dengan menggunakan sepatunya?" Tanya Abid dengan nada datar khasnya.

Bilqis terdiam cukup lama sampai akhirnya ia mengangguk. "Pernah, waktu itu ustadz Zaki pernah bahas soal itu."

"Jadi kamu ambil aja hikmah dari cerita itu."

Kali ini tidak ada bantahan satu patah katapun dari bibir mungil milik Bilqis Khumaira Azzahra tersebut.

Cukup lama keduanya saling terdiam tanpa ada pembahasan apapun. Mereka tidak hanya berdua ditempat ini. Disisi kanan tepatnya tidak jauh dari tempat mereka berdiri ada seorang pemuda yang apabila dilihat dari mata hitamnya. Ada sekilas rasa tidak suka ditengah kedekatan Bilqis juga Abid.

*

"Semua sudah siap? Coba absen masing-masing dari kelompok. Jangan sampai ada yang tertinggal!" Suara Toa dari Bu. Retno berkumadang dengan sangat lantang.

"Sudahh siapp bu.."

"Oke, sebelum pulang kerumah ada baiknya kita berdoa memohon diberi keselamatan sampai ditujuan." Ujar bu Retno "Kepada nak Abid bisa tolong pimpin doa?"

Abid mengangguk lalu maju satu langkah dari tempatnya berdiri "Oke teman-teman sebelum kita memulai perjalanan kembali kerumah masing-masing mari kita memohon perlindungan dari Allah SWT. Memohon agar kita kembali tanpa ada kurang satu apapun. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berdoa dipersilahkan."

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang