24. Langit dan Bumi

1.7K 91 16
                                        

Kupu-kupu yang cantik saja pernah mengalami fase menjijikan sebelum menjadi indah. - Bilqis Khumaira Azzahra.

****

SUARA gaduh yang awalnya dihindari Bilqis, akhirnya terdengar sampai ketelinga gadis tersebut. Kini, bukan hanya tubuhnya yang bereaksi hebat, namun juga jantungnya yang berdegup sangat kencang.

Ras gugup juga takut, menguasai jalan fikiran Bilqis. Rasa takut akan reaksi semua teman-teman dikelas nya ketika melihat penampilannya yang sangat berbeda dari biasanya.

"Dua langkah lagi," gumam Bilqis seraya meremas ujung tali ranselnya.

Bilqis mengambil nafas dalam, kemudian dihembuskan secara perlahan "Bissmillah, ya Allah. Semua bakal baik-baik aja."

Dengan ragu Bilqis melangkahkan kaki kedalam kelas, menyakinkan diri sebanyak-banyaknya bahwa semua akan baik-baik saja.

Ya, akan baik-baik saja.

Kaki jenjang yang terbalut rok remple dibawah lutut tersebut berjalan santai menuju bangkunya yang entah mengapa terasa dua kali lebih jauh dari biasanya. Bilqis pun kini menyadari, bahwa sasana gaduh beberapa saat yang lalu kini berangsur menreda diikuti tatapan penuh selidik yang terarah padanya.

"Bilqis?" orang pertama yang menyapa Bilqis adalah Vita.

Bilqis yang sudah duduk dibangku yang berhasil ia raih pun menoleh dan tersenyum "Iya?"

Vita berjalan menuju sahabatnya tersebut kemudian dengan tidak sopan meletakakan punggung tangan pada dahi Bilqis "Lo sakit?"

Bilqis menaikan alisnya lalu menggeleng pelan "Enggak."

Vita masih dalam mode terkejut yang diatas ambang batas wajar nya "Apa lo kesambet?"

Bilqis yang sepenuhnya sadar apa yang sedang dimaksud Vita hanya berdecak sebal "Jangan buat mood gue rusak kaya Feby ya, Vit. Please ini mah."

"Tapi ini, ini kenapa? Ba-baju, rok sama. Astaga!" Vita mendelik tajam.

"Biasa aja kali, Vit. Selagi semuanya masih normal-normal aja. Gak ada yang perlu lo khawatirin." Bilqis tersenyum manis lalu mulai membongkar isi tas nya.

Kini yang ia lakukan hanyalah menyibukan diri dan menulikan telinga sebisanya agar tidak mendengar segala macam bisik-bisik seantero kelas yang kini tertuduh padanya.

"Lo hutang cerita sama gue." bisik Vita sebelum kembali kebangkunya.

Bilqis menghembuskan nafas kasar. Dalam hati ia bersyukur karena reaksi Vita tidak seheboh Feby beberapa saat lalu.

*****

"Eh, lo udah tau tranding topik pagi ini belum?"  ujar gadis berponi pada teman-teman nya.

"Apa an?" sahut gadis berbehel yang duduk disebelahnya.

"Itu si Bilqis anak songong yang tukang bully itu, sekarang udah berubah." lanjut gadis berponi dengan heboh.

"Alah, pencitraan paling. Mana mungkin cewek bar-bar kaya dia berubah." sahut gadis dengan cepit dirambutnya seraya mengibaskan tangan angkuh.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang