20. For Life

1.4K 222 42
                                    

#KimHyojin

"Bapak negara,"

"Iya?" Gue menoleh ketika Byunggon manggil gue.

"Bisa ajarin matematika yang kemarin gak?" Katanya. Byunggon dimata gue itu lucu. Suka ngomong gak paham nyatanya udah paham.

"Beneran gak paham kan? Jangan bohongi gue," kata gue meyakinkan. Karena jujur, semalem gue gak sempat belajar karena ketiduran. Jadi gue gak mau ngajarin anak yang udah paham. Buang-buang waktu.

Dia cuma mengangguk masang muka datarnya.

"Eh bentar, gue agak ragu deh, minta tolong Ryujin ya, Ryujin!" Panggil gue.

"Trio sepak alfa lagi bapak negara,"

.

Pulang sekolah gue pun langsung ke rumah sakit, karena kata kak Minhyun Ryujin disana. Ketika gue mau masuk ruangannya, gue liat Ryujin lagi ngeliatin Hyunjin datar tapi matanya menangis.
Ryujin duduk diseberang kasur rawat Hyunjin.

Sakit ya. Gue nangis buat Ryujin. Tapi Ryujin malah nangis buat Hyunjin. Gue kuat ko, lagian gue cukup mencintai Ryujin tanpa mengharap balasan. Walaupun kadang timbul rasa ingin memilikinya sih.

Gue gak boleh egois. Hyunjin sahabat Ryujin dari kecil. Ngapain gue cemburu.

Gue buka pintunya.

"Eh bapak negara," kata Ryujin sambil menghapus air matanya.

"Kenapa gak sekolah? Hari ini uas," kata gue khawatir.

"Gak, gue Hyunjin Somi nakal bareng, mereka gak ikut uas yakali gue ikut uas. Gue gak seegois itu Hyojin," katanya natap tajem gue. Gue suka ketika Ryujin mulai natep tajem gitu.

Bikin deg-degan gitu.

"Terus kapan berangkat sekolahnya sayang? Hem?" Ucap gue lembut sambil ngacak-ngacak rambutnya.

"Tunggu mereka sekolah juga," katanya santai.

"Apa perlu gue main fisik biar lu berangkat sekolah?" Ancam gue. Padahal ini cuma candaan kawan.

"Tendang aja gue, samain kayak tendangannya Jinyoung waktu itu," katanya agak cemberut. Gue cuma mengulum senyum.

"By the way, siapa ya, yang kemarin cium pipi anak orang sampe bikin jantung dangdutan," rayu gue.

"Siapa ya , yang kemarin meluk anak orang dari belakang sampe bikin sesak napas," tantang Ryujin bangkit dari kursinya. Posisi kita sekarang berhadapan dengan jarak yang emmm lumayan dekat.

"Siapa ya yang ngambek gara-gara gue gak nepatin janji di kafe duabelas?" Kata gue tersenyum miring sambil maju ke depan yang bikin Ryujin mundur.

"Siapa ya yang nangis-nangis karena Jinyoung mukulin gue?" Kata Ryujin masih mundur dan mentok tembok.

Gue suka kalo godain Ryujin gini. Pasalnya Ryujin kalo omongan gak mempan, harusnya main fisik cem gini.

Dan... gue berhasil mepet Ryujin ditembok. Ryujin berusaha dorong dada gue pelan sih. Sekarang gue tau kelemahan Ryujin. Pepet tembok aja Ryujin udah lemes :))

"Enggak, gue nangis karena takut lu dijebolin Jinyoung," kata gue tepat didepan wajahnya. Ryujin cuma natap gue datar tapi tangannya masih mencoba dorong dada gue.

"Karena... cuma gue yang boleh jebolin elu," kata gue sensual berbisik ditelinganya. Tak lupa gue tiup telinganya.

.

"Bang Hangyeom! Hyojin udah berani mepet-mepet gue bang," katanya manja ketika bang Hangyeom masuk ke ruangan Hyunjin. Btw, Hyunjin udah dioperasi tinggal tunggu Hyunjin bangun karena efek obat biusnya.

"Hyojin berani mepetin elu?!" Katanya sambil melotot. Ryujin cuma ngangguk manja gitu.

Ni Ryujin napa sih. Kalo di depan bang Hangyeom manis banget. Giliran di depan gue main pukul. Apa harus gue pinter agama kek bang Hangyeom dulu ?

"Ya gitu bang," ucap gue pasrah karena emang kenyataan.

"Aw! Aw! Ampun bang! Sumpahh akh!" Iya bang Hangyeom lagi mukulin punggung gue.

"Gue gak ngajarin lo grepe-grepe orang ya Jin! Apalagi nge-grepenya Ryujin!" Katanya masih mukulin punggung gue. Ryujin cuma ketawa cekikikan. Gue natap Ryujin sengit.

"Berarti kalo nge-grepenya Sujin boleh dong bang?" Tanya gue yang sukses bikin pukulan bang Hangyeom lebih kencang. Ryujin cuma melotot ke arah gue.

"Jangan! Nanti kapal gue karam," kata bang Hangyeom udah gak mukulin gue lagi. Jadi, bang Hangyeom setuju nih kalo gue sama Ryujin. Gue pun cuma tersenyum miring.

"Udah ah! Gue sholat dulu, gantian aja ya jin," kata bang Hangyeom ninggalin kita berdua.

"Oke, hati-hati yang," kata Ryujin.

"Apa?! YANG??!!"

"enggak, bang. Kuping lu aja yang budeg," katanya judes terus duduk di samping gue.

"Jin.."

"Hem,"

"Ryujin.."

"APA?!"

"Santai yang, kok nge-gas," kata gue. Gue liat Ryujin menyenderkan kepalanya di kursi.

"Jin, ngapain jauh-jauh pake kursi, ni bahu nganggur," kata gue sambil nepuk-nepuk bahu.

Dengan santainya Ryujin langsung nyenderin kepalanya dibahu gue. Gue cuma senyum.

"Ngelanjutin yang tadi yuk jin, pepet-pepetan gitu," ucap gue ngegoda Ryujin. Tapi gak ada jawaban. Gue lirik Ryujin.

Eh buset. Nempel langsung tidur. Mungkin Ryujin kecapean. Gue merhatiin wajahnya. Kantong matanya bener-bener jelas. Dia ngejagain Hyunjin sampe kurang tidur ya?

Ryujin nyender dibahu kanan gue. Tangan kiri gue, gue gerakin buat ngelus-ngelus rambutnya.

Seketika setan lewat. Gue merhatiin wajah Ryujin lagi. Fokus gue langsung ke bibirnya.

CUP

Gue tempelin bibir gue, ke bibir Ryujin. Cuma nempel ko. Tapi agak lama. Ini First kiss gue betewe.

"Gue sayang elu Ryujin,"






















Cheonsaui eolgullo
Kau adalah misteri

Naegero wassdeon miseuteori
Yang datang padaku dengan rupa malaikat

Neoran ongi
Kehangatanmu

Ne gyeote meomulmyeo
Seorang yang berada di sisimu

Neol saranghal geu han saram
Dan mencintaimu

Narani
Aku tak percaya bahwa akulah orangnya

Chuun gyeoul achimdo
Pagi di musim dingin

Jogeum oeroun jeonyeokdo
Dan malam yang cukup sepi

Urin yeogi hamkkera
Kita bersama di sini

Eodumeun neoran bicceuro
Kegelapan berubah

Bakkwieo tonight
Oleh sebuah cahaya, yaitu kamu, malam Ini

Mideul su eopsneun gijeok
Ini adalah keajaiban yang luar biasa

- For Life _ EXO -

dangerous girl - kim hyojin x shin ryujin [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang