what we Feel

12.4K 506 62
                                    

"Mas jun... dedes kesel ama mami, dedes mau lanjut sekolah, ditentang teruuuus...", desyca yang baru datang ke kafe duduk di samping sosok tampan yang lagi fokus ke gagdet nya.
"...hm.", respon juna.
"Padahal kan dedes pake beasiswa, dapat biaya hidup lagi nanti di amrik, kurang apa mas juuuun", rengek desyca sambil menopangkan kepalanya di bahu juna, dengan tinggi yang tidak terlalu berbeda, posisi ini membuat kepala desyca benar-benar membebani pundak juna.
".. hm., berat des", juna mengkerutkan alisnya
"Berat gimana sih mas.. dedes bisa jaga diri kok disana, ada tante juga disana, klo mami kangen tinggal faceti.."
"'Pala elu berat dess", juna menggeser bahunya, sambil mendelik ke arah desyca
"ighhhh, mas juuuun, seriusaaan", dedes malah menopangkan dagunya di bahu juna.
"nafas lu bau naga des", juna berusaha menyembunyikan semburat merah di pipinya, " elu ngapain sih nempel-nempel kayak lumut "
Desyca mungkin benar-benar sedih saat ini, sehingga tidak berniat meladeni ajakan rutinitas berantem dari orang yang dekat dengan nya.

"des.... , kesambet apa lo diem aja", juna melirik desyca yang kembali menopangkan kepalanya di bahu juna.
"bantuin dedes sih maaaaas" balas desyca menatap wajah juna yang kini fokus lagi ke handphone nya,
"cakep amat sih mas juna", bathin desyca.
"bantuin apalagi kali ini des, kan mas udah sering bilang ke tante kalau elu genius, berbakat jadi astronot", juna memandang desyca lembut, tanpa sengaja mata mereka saling terkunci dan hening.

"makin hari makin
manis lu des, sayang ga ada peka-peka nya", batin juna.

" hayolooooh, lama amat berpandangan, wuahahaha " reihan menepuk pundak desyca.

Desyca dan juna terlihat salah tingkah, "apaan sih reihan, dedes lagi curhat ni ma mas juna!"

"kenapa lagi si dek.." Bejo datang menyusul dan duduk di depan sofa tempat duduk juna dan desyca.

Desyca duduk geser sedikit menjauhi juna, reihan tersenyum sambil melirik mas bejo, "cieeeee.. kenapa lagi sih desycantik, dinakalin mas jun lagiii"
"'pa- an si lo rei, ogah ih nakalin cewek slebor", juna berusaha menutupi rasa malu nya, matanya ia fokuskan ke game yang sebenarnya belum ia mainkan sejak dia datang ke kafe.
"igh mas juuun, biar slebor tapi nyataa 3 dimensi, wekk", desyca mengelak, "mas bejo dan reihan kok telat mlulu siih, dedes udah mau pesen ni".
Bejo dan reihan cuma cengengesan, padahal mereka sudah datang sebelum desyca dan menunggu di mobil, memberi kesempatan mas juna untuk menghabiskan waktu lebih banyak berdua dengan satu-satunya cewek 3 dimensi yang dekat dengannya.

"Desyca sebel, bentar lagi mas bejo ke afrika buat penelitian, dirga udah jadi penyanyi di seoul..., dedes pengen lanjut sekolah, mami ga bangga anaknya ada yang calon astronot", desyca sedih.

"Amrik, wah beasiswa nya dapet dek, bareng mas juna dong?", mas bejo tampak kaget dan senang.
Juna melotot ke arah bejo, dia belum bilang apa-apa ke desyca bahwa dia di terima kerja di salah satu game developer terbesar di dunia yang berada di amrik. Juna tahu walau cewek ga peka ini akan sedih bila harus ditinggal.

Reihan tampak kaget, dia tahu sebenarnya desyca paling dekat dengan juna, kabar itu memang mereka rahasiakan dari desyca,
"mas bejo, ngomong apaan sih? Hahaha" reihan berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Mas jun? Maksud mas bejo apa?" desyca tampak bingung.

Juna tau, cepat atau lambat desyca harus tau

"Pada berisik sih, kali ini semua gue traktir deh, anggap aja traktiran gue di terima kerja di OASIS, hee" juna berusaha menetralkan perasaannya, saat ini kesedihan mendominasi hatinya. Dia tahu desyca mungkin sedih bila berpisah dengannya.

"Wuaaa, mas jun jeleeeek, kok ga bilang-bilang dedes kalo diterima OASIS, dedes bangaaaa", desyca tampak bahagia, ceria. "Mas-mas mau order doong" desyca melambai ke pelayan. "Asiiik, pesen ini, ini, ini, ini, hm... sama ini mas..."

304's Romance Of Juna DesycaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang