Matahari baru saja terbit,
Juna sudah berkutat dengan hpnya."Des, bangun!!!"
"Tuh kan jam segini belum bangun!"
"Gue ga jadi ambil baju ya, ada acara lain"Juna meletakkan hpnya dan bergegas mandi dan bersiap-siap.
'Percuma nunggu kebo balas chat', bathin juna. "Hatchiiiiiing!!", juna bersin.
'Adooh, meriang ni', juna melap ingus nya.*mau ingusan pun kau tetap ganteng bang!*
Selesai mandi juna mengecek hpnya lagi. Masih belum di read.
"Junaaaaaaa, bantuin mama", mama arini memanggil.
"Iya ma", jawab juna pun bergegas membantu mama nya dan menyimpan hp disaku nya.______
1 jam kemudian.
"Des!!!! Habis subuh tidur lagi!! Mentang-mentang pengangguran!! Gimana mau dilepas ke amerika!!!", mami membangunkan desyca.
"Elah miiii, dedes meriang niiiii", desyca menggigil.
Mami mengecek kening desyca.
"Ya Ampyuuun, kamu bisa demam juga ya!", mami geleng-geleng.
"Tuh!!! Hujanan-hujanan kan kemarin, bukannya nak juna cepet disuruh masuk malah kamu ikut hujan-hujannan!", bukannya di obati, desyca malah dimarahin."Mamih igh!! Anak sakit malah diomelin!", desyca kembali menarik selimutnya.
"Untung kamu yang sakit, coba nak juna ikutan sakit!", mami tega.Desyca langsung bangun, "mamiiih, anak sakit kok malah di syukurin!"
Mami menempelkan lagi tangannya di kening desyca, "habis kamu juga aneh-aneh aja hujan bukannya masuk, malah diluar"."Hatchiiiiing", desyca bersin.
"Nyimpraaaaat, aduuuh, mami udah pake rangkaian skincare esketu", mami menghindar.
Desyca menggigil.
"Bilangin nak juna, bajunya udah kering, biar ambil kesini, sekalian jenguk kamu", mami mulai modus lagi.
"Alah, udah kering dari kemaren juga, mamih, modus terus!", desyca melap ingusnya ke baju mami."DESYCAAAAAA", teriak mami.
"Hehehehe", desyca nyengir.
"Ngidam apa punya anak macam beginih!!!, omaigoooot, moga menantu ku macam nak junaaa", mami berdoa dengan tulus."Apa sih mami!", desyca kembali menarik selimutnya, saat ini ia hanya ingin melanjutkan tidurnya.
"Heh, des... bilangin sama juna!", mami berusaha menarik selimut desyca."Ga mauuuuu!", desyca menarik selimutnya juga. Dan mereka saling tarik selimut sampai gerhana pluto, *just kidding*.
"Yaudah, mami chat sendiri aja!", mami menyerah.
"Mau bilang apa?", desyca kepo juga ternyata.
"Ada deeeh!", mami mencibir.
"Mi, jangan aneh-aneh deh!", desyca mengintip dibawah selimutnya."Udah, ga usah dipikirin, bentar mami ambilin obat ya", si mami sebenarnya tetap perhatian, "sarapan juga ya, biar dibuatin mbok inem".
Desyca mengangguk, "maaciih mamiiiih cayaaaannxx".
"Haduuh, manjanya gini, siapa yang mau ngelamar!",
"Arghhh! Mulaiii!!", desyca kembali menarik selimutnya.
"Minta nomornya juna?", mami menggoyang desyca.
"Di meja hpnya, passwordnya bilangan pi 12 digit pertama""Yang bener ajaaaaaa!!!", mami sebal.
"Huahahahhahahaha", desyca puas lalu mengambil hp dari tangan mami dan membuka kunci hpnya.
"Makanya mi. Kuliah ampe tamat, ngebet banget kawin cepet-cepet ama papi", desyca meledek."Heeh, kurang asem, mami tu sengaja ga nerusin kuliah, berbakti sama suami, ngurus kamu. Lihat, usia mami masih muda kan walau kamu dah besar gini", mami menyombongkan diri.
"Blaa blaa blaaa blaa", desyca mencibir.
"Heeh, dikasih tauuu, ni anak, mami doakan nikah muda kamu!!!", mami emosi.
"Silahkaaan!! Dedes ga punya pacar, wekk!!", desyca menantang dibalik selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
304's Romance Of Juna Desyca
FanficSeason 1 COMPLETED :) Cerita ini adalah FANFICTION sekedar memuaskan diri sendiri dan mengobati rasa kangen sama 304th Study Room - Felicia Huang, dan Terinspirasi dari spoilernya @chiralraikono (siapapun dikau, makasih) di comment webtoon. Mencoba...