Juna memandang langit melalui jendela pesawatnya.Penerbangan belasan jam yang melelahkan, juna melirik gelapnya langit, dia berusaha memejamkan matanya, tetapi pikirannya mengkhianatinya.
Rindunya terlalu berat untuk ditanggung. Lingkaran hitam pada mata juna seolah menegaskan betapa sulitnya ia terpejam.
Pramugari menghampiri Juna, "Apakah anda menginginkan teh?"
"um.. yah, terimakasih", pramugari menuangkan teh, aroma melati semerbak merasuk ke indera penciuman juna.
"Sial, makin ingat elu des..".
Jemari juna memainkan pinggiran cangkir, "gue pulang des", juna tersenyum._________________________________
Hari menjelang siang saat Juna tiba di cafe tante Mira dengan astr*a grand lawas milik mbok payem.
'Harus gimana ini ntar ketemu si slebor', juna melangkah ragu."Mas jun.. sini!", reihan melambaikan tangan.
"Yang lain mana Rei?", juna menghampiri.
"Mas Bejo lagi ke toilet, dan.....", Reihan ragu-ragu, "dirga ma desyca belum datang, katanya taxi mereka kejebak macet, maklum minggu-minggu mas". reihan salah tingkah melihat perubahan raut muka Juna.
"Oh", jawab juna datar.
"Mas Juna, bukannya sibuk nyiapin berkas untuk ke Jerman?"
"Hm", Juna mengeluarkan gagdetnya."Mas Juna udah sampe, naik apa mas?", Bejo datang.
"Motor mbok payem", juna memulai gamenya.
"Tau gitu bareng Bejo mas", bejo duduk disamping juna.
"Ga jo, lu kan juga sibuk nyiapin berkas ke Amrik", juna tak melepas pandangannya dari gamenya.
"Mas juna dan mas bejo berangkat kapan?"
"Mas sih masih sebulan lagi, tapi mas juna mungkin 1 minggu lagi", bejo menyeruput capucino-nya.
Juna cuma diam."Yah, pisah dong kita..", Reihan terdengar sedih.
"Apaan si lu!", juna datar, "kalau pas pulang juga masih bisa ketemu"
"Dek reihan gimana kabarnya? kenapa sih pilih tinggal di kos-kosan?", bejo mengkhawatirkan juniornya.
"Malas ngadepin sodara-sodara ayah, apalagi sodara perempuan ibu. Perlakuan mereka palsu, saat ayah terkena kasus, tidak ada dari mereka yang perduli", reihan menopang wajahnya dengan tangannya.
"Paling cuma tante Mira yang perduli", reihan nyengir, tapi sorot matanya menunjukkan kesedihan."Seandainya kasus itu tidak diangkat..", bejo merasa sangat bersalah.
"Sudahlah mas bejo, karena kejadian ini, ayah bisa memulai segala nya dari awal. Aku juga masih bisa menjenguk ayah di LP", Reihan mencoba tegar.
"Kamu tinggal di apartemen mas aja rei, kan kamar mas juga nanti kosong", bejo menawarkan.
Reihan tersenyum, "makasih mas bejo... tapi reihan lebih nyaman seperti ini, lagian kos-kosan nya deket binusvi dan cafe ini, rei bisa sering-sering mampir ke sini".
"Maaf gue ga bisa bantu banyak rei", juna bersuara.
"Siapa bilang, hee, mas juna kan juga selalu support rei", reihan tersenyum.
"Pada mau minum apa nih? Biar rei bikinin, tante mira lagi keluar... katanya ada urusan", reihan berdiri.
"Ohya?", juna curiga.
"Rei bilang dirga juga mau kesini, seperti nya tante mira masih merasa sangat bersalah bertemu dirga.
"Bocah itu", bejo kasihan.
"Mas juna mau kopi kan? Mas bejo?"
"Sama dengan mas juna aja", jawab bejo.
"Oke siap", reihan beranjak ke dapur, para staf cafe sudah terbiasa dengan kehadiran reihan.Cling cling! Bel dipintu berbunyi.
"Lu sih ga, lama amat dandan!", suara nyaring itu.
"Kamu yang lama banget cari taxi!", dirga ngotot.
"Uang lu kurang buat nombokin tau!", desyca cemberut. "Pake acara keganjenan ama supir taxi nya, mentang-mentang cakep".
"tapi kan dikasih diskon", dirga mengeluarkan lidahnya mengejek."Dek!", bejo melambaikan tangannya kearah desyca dan dirga. "Jadi berangkat bareng?"
Dirga melihat juna duduk disitu.
"Iya, ga ada yang bisa ngantar", desyca tsrsenyum lalu duduk disamping juna.
Juna mengambil jarak."Gimana tangannya dek?", bejo memperhatikan.
"Nih, yang merah udah membaik, tinggal yang disini melepuh dikit, udah disalepin kok", desyca melirik juna yang tertunduk.
Bukk! Desyca menonjok bahu juna. "Desyca gak apapa mas juntet, yang penting sekarang mas Juna udah ngerasa tenang".
KAMU SEDANG MEMBACA
304's Romance Of Juna Desyca
FanfictionSeason 1 COMPLETED :) Cerita ini adalah FANFICTION sekedar memuaskan diri sendiri dan mengobati rasa kangen sama 304th Study Room - Felicia Huang, dan Terinspirasi dari spoilernya @chiralraikono (siapapun dikau, makasih) di comment webtoon. Mencoba...