Juna menyeringai.
Tok tok!
"Mas junaa, maen ps yook, jam segini dah tidur aja, hahahahahhaha!", suara reihan di pintu.
"Mas juna, ayo maen ps sambil nunggu dirga", suara bejo sambil mengetuk pintu.Plop!, juna melepaskan bibirnya dari leher istrinya. Mukanya bete.
Desyca terkekeh, "sana mas!"
"Aaarggghh!", juna kesal membenamkan wajahnya dipundak desyca.
"Sana!", desyca berbisik.
Juna menggeleng.
Desyca mengangkat wajah juna yang seram karena bete. "Kapan lagi ngumpul sama mereka? kan masih bisa lanjut entar". Desyca nyengir.
Muka juna sedih, lalu menghela nafas panjang."Buruan mas juna!", teriak reihan, "lagi apa sih! Hahahahhahaa, masak jam segini dah tidur! Kalah ama yang perjaka!"
"Sialan!", juna mengumpat dan beranjak dari pelukan desyca. "Pake piyama des!".
"Dedes ga ikut, ngantuk, mau tidur aja", desyca menggeleng, matanya terasa berat.
Juna mencium kening desyca dan menyelimutinya. Desyca tersenyum membelai rambut juna."Mas junaaa", reihan antusias.
"Sabar nyeeet!!!", juna teriak sambil memakai kemeja dan celana pendeknya, lalu mengatur nafas meredakan hasratnya.Bejo menangkap suara bete juna, 'aih, mati! Kek nya salah waktu nih'.
"Hm, ga jadi mas... kita berdua aja, hee", bejo merinding lalu menarik reihan. Terlambat.Juna keluar, dengan muka bete, langsung menutup pintu dengan kasar.
"Desyca dah tidur?", reihan nyengir.
Juna melengos bete menuju tangga.
"Hee, mas juna.. maaf, lagi sibuknya", bejo sadar mungkin timingnya ga pas."Kalau kalian kalah. Gue cabutin bulu idung kalian!", juna datar, tegas, menuruni tangga.
Gleg!, bejo dan reihan menelan ludah.
"Deees, lu ga pengen ikut main ps deees", reihan mengetuk pintu, mencari tameng. Dia baru sadar juna bete.
"Desyca tidur!", juna berbalik menyeringai, "ayo sini sini... kita ngegame, ngoahahahhaha" juna tertawa evil, pandangannya seram.Bejo dan reihan saling melirik. "Kamu sih rei!!", bejo menyikut reihan.
"Ga sabar gue. Hahahhahaha", juna berkacak pinggang.
"Jelas ajalah kita kalah!", bejo berbisik, "mas jo, ayo kita bergabung!! Jangan sampai kalah", reihan mengatur strategi.
"Eh, bisik-bisik sendiri, siniiii, ayo turun, katanya mau ngajak gue ngegame, hahahahaha", juna tertawa jahat.
Reihan dan bejo turun sambil mengelus-elus hidung mereka.
Hampir tengah malan dirga pulang dan mendapati muka bejo dan reihan habis tercorat-coret. Terdapat banyak jepitan jemuran di rambut terutama reihan. Muka juna bersih kinclong.
"Bahahahahahhahaha", juna merangkul reihan, "ayo maen lagi".
"Ampun maas", reihan menunduk. "Sama dirga aja ya mas.. dirga aja", bejo meminta belas kasihan."Hahahahha, kalian kenapa?", dirga ngakak. Sekilas matanya mencari desyca. 'Yah, udah tidur ya'.
"Mas juna murka", reihan curhat.Jiiit. Juna menjewer reihan, "sapa yang murka rei?", tersenyum dingin.
"Ampun mass, ampuuun", reihan merintih."Betewe besok pagi masih mau bangunin gue lagi?", juna menarik telinga reihan lebih tinggi.
"Ampuuun maas, itu ide dirga!", reihan menahan sakit.
"Apaan, kamu yang ngajak!", dirga melepas jaketnya, dia masih mengenakan pakaian bekas pemotretannya, trendy, cool, khas boyband korea. Wajahnya masih bermakeup tipis.Juna melepas jewerannya, lalu mengusap-usap kepala reihan, "tobat ga kamu!?"
"Heeee", reihan nyengir nakal."Ini gimana bersihinnya?", bejo melap mukanya pakai tissu, yang ada bekas lipstik itu makin belepotan kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
304's Romance Of Juna Desyca
FanfictionSeason 1 COMPLETED :) Cerita ini adalah FANFICTION sekedar memuaskan diri sendiri dan mengobati rasa kangen sama 304th Study Room - Felicia Huang, dan Terinspirasi dari spoilernya @chiralraikono (siapapun dikau, makasih) di comment webtoon. Mencoba...