Alexa dan bejo pulang tak lama setelah juna mengantarkan desyca
"Maaf ya ka bejo, alexa jadi nebeng", alexa merasa tidak enak.
"Panggil bejo aja", bejo tersenyum malu, "kita kan seumuran, hehe".
"Ah, iya, bejo ya", alexa tersenyum.
Dan mereka kembali saling diam.
Bejo yang tidak biasa menghadapi perempuan (lain cerita dengan desyca yang supel) bingung memulai percakapan, dia memilih fokus menyetir mobil."Desyca itu...., anaknya ceria ya", alexa tersenyum lemah.
"Ah, iya, dia emang gitu, selalu ada saja yang membuat ramai, kalau udah ketemu reihan, juna, aah, apalagi kalau ketemu dirga, bukan main ada aja yang jadi bikin rame", bejo yang merasa dapat angin segar untuk ngobrol langsung antusias.
"Oh.... hm, dirga? Tadi ga ada ya?", alexa mengingat-ingat.
"Ah, dia sedang di luar negeri", bejo tidak ingin membuka privasi dirga, karena dirga adalah seorang idol, hal-hal semakin sulit untuknya, "tapi, kalau sudah ketemu desyca, ampuun rame banget", bejo mengalihkan topik.
"Bikin iri, pada akrab semua ya. Jadi, desyca paling akrab sama dirga?", alexa bertanya santai.
Tapi, bukan bejo bila tidak bisa menangkap keanehan pembicaraan.
"Hm.. sama semua sih. Memang kenapa alexa?", bejo langsung menanyakan maksudnya.'Dari sejak datang, kamu terus memperhatikan juna, entah kamu sadar atau tidak, beberapa kali kamu juga menunjukkan tawa palsu', insting bejo.
"Ah, engga.. hehe", alexa berkelit, "aku...,aku cuma"
"Mas juna?" Bejo menebak. 'Sebenarnya aku tidak mengenalmu, aku tidak tahu bagaimana kepribadianmu. Mencurigakan, tapi kurasa pasti ada yang dilihat mas juna hingga menganggapmu teman', batin bejo."Ah!", alexa terkejut dia menatap bejo yang fokus ke jalan yang mulai macet, "maksudmu?", alexa tidak ingin salah menjawab.
"Mas juna, sayang banget sama desyca. Aku, reihan, dan dirga juga menyayangi desyca", bejo menjelaskan.
"Ah, aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya ingin mengenal kalian lebih jauh", alexa menjelaskan.Mereka terdiam. Bejo memang baru mengenal alexa. Alexa memang sangat amat menawan. Senyumnya tulus, hanya saja, bejo lebih memilih bersikap protektif terhadap sahabat-sahabatnya.
Hujan mulai turun, menambah kemacetan jalanan di malam sabtu.
"Aku menyukai desyca, dia anak yang manis, dan kurasa aku tahu kenapa juna bisa bersikap seperti itu", alexa perlahan.
Bejo tidak mengerti, "bersikap seperti apa?",
"Yah, juna tersenyum, tersipu, tertawa lepas, jahil, dan sedikit memaksa, aku belum pernah melihatnya seperti itu", alexa menyerah menutupi pikirannya.
"Ah, mas juna memang tidak banyak bicara bila tidak dibutuhkan, tapi dia sering juga seperti itu saat berkumpul, yah, apalagi kalau ada desyca. Anak itu memang dewi huru-hara", bejo tertawa mengingat kekonyolan desyca."Aku kira aku sudah mengetahui banyak hal tentang arjuna", suara alexa berubah. "Tampaknya aku salah"
Bejo terdiam, belum tahu mau bereaksi seperti apa."Bukankah mas juna menganggapmu sebagai teman?", bejo tak mengerti arah pembicaraan alexa.
"Yah, dan kurasa tidak juga", suara alexa bergetar, "saat aku mulai berteman dengan arjuna, aku kira hari itu adalah hari yang tidak mungkin kulupakan dalam hidupku", alexa mulai bercerita.
"Awalnya aku hanya penasaran, ada orang indonesia juga di jurusanku, kamu tahu kan namanya begitu indonesia", alexa tersenyum lemah, "aku mulai memperhatikannya, tapi dia selalu memasang wajah yang datar, sering kali tanpa emosi, dia juga sangat pintar. Tapi aku selalu tidak berani berbicara kepadanya. Begitu banyak lelaki yang berkenalan denganku, tapi tidak dengannya. Aku rasa dia bahkan tidak menganggapku ada didalam kelas."Bejo mendengarkan.
"Sampai suatu hari, saat itu praktek kami berlangsung sangat lama dan kami harus pulang larut. Juna dan kelompoknya sudah selesai sehingga mereka bisa pulang lebih awal." Suara alexa bergetar, tangannya saling meremas di pangkuannya.
"Lalu.., lalu saat aku pulang, ada beberapa pria yang memakai topeng menyergapku", alexa mulai terisak.
"Mereka hampir melukaiku, dan ... dan, tiba-tiba dia muncul dan menolongku. Arjuna melawan mereka sendirian. Mereka kabur, arjuna sempat terluka, tangannya menangkis pisau. Tapi dia malah menanyakan keadaanku. Aku cuma bisa menangis. Justru dia mengantarkanku ke emergency room, sampai para nurse bertanya kenapa jaketnya banyak darah.
Disitu aku baru tahu, luka robek ditangannya cukup dalam, tapi dia sama sekali tidak menunjukkan rasa sakit." Alexa terisak sesekali, air mata nya terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
304's Romance Of Juna Desyca
Fiksi PenggemarSeason 1 COMPLETED :) Cerita ini adalah FANFICTION sekedar memuaskan diri sendiri dan mengobati rasa kangen sama 304th Study Room - Felicia Huang, dan Terinspirasi dari spoilernya @chiralraikono (siapapun dikau, makasih) di comment webtoon. Mencoba...