Lucky to be your Love

3.8K 149 14
                                    

Juna terbangun mendengar suara ketukan di pintu.
"Nak juna...." suara mami amelia memanggil namanya.
Juna melihat desyca masih pulas tidur disampingnya, tampak punggung desyca terekspos. Juna menyelimutinya sampai ke leher desyca.

"Sebentar mi", suara juna serak bangun tidur. Juna duduk di tempat tidur, matanya menyusuri lantai mencari pakaiannya yang tercecer entah kemana. Dibawah tempat tidur juna memungut tshirt dan celananya, dan memakainya. Juna kembali memastikan tubuh istrinya tertutup selimut.

"Iya mi?", juna membuka pintu.
Mami amelia sedikit terkejut dengan penampilan juna. Mami selalu melihat juna rapi. Pagi ini dia melihat juna yang baru bangun tidur, dengan rambut acak-acakan.

"Mi?", juna mengulang pertanyaannya. Lalu menguap ganteng.

*nguap ganteng, bisa gitu? Bisalah, DO mo ngapain aja ganteng*

"Eh, dedes masih tidur?", mami kepo tersadar dari lamunannya, 'ya ampun, ga salah pilih aku, ganteng banget menantuku!, fufufufu'

"Hm.. masih mi", juna membuka lebar matanya, dan merapikan rambutnya dengan telapak tangannya.
'Duh, anakku hokki banget dapat suami ganteng kayak begini, fufufu' batin mami.

"Aduuuh si ibu hamil belum bangun jam segini!", mami amelia tampak kepo melirik ke dalam.
Juna nyengir, semakin merapatkan pintu. Mertuanya memang super kepo.

"Bangunin dedes! Tu mami bikin sarapan, pasti dia kangen masakan mami", mami tersenyum.

"Umm... nanti juna bangunin, duluan aja mi makannya. Nanti juna sama dedes nyusul. Kayak desyca capek.. juna ga tega bangunin..", juna mencoba jujur.
"Duh junaaa. Kamu jangan manjain istrimu gitu. Kapan dia belajar jadi istri yang baik, bangunin ya, mami tunggu dibawah".

"Dedes istri yang perfect kok mi, apa adanya, juna gak manjain", juna tersenyum.

*pret! Apa-apa diturutin! Cembiru ekeh!*

Amelia tersipu sendiri mendengar jawaban juna. "Ya udah mami ama papi makan duluan, nanti nyusul aja kalau lama keburu dingin".

"Iya mi.., makasih mami..", juna tersenyum.

Juna menutup pintu tak lupa menguncinya, tidak ingin kecolongan seperti dulu di korea.

"Des... bangun", juna mengecup dahi desyca.
"Ummhh.. pasti mami ya", desyca membalikkan tubuhnya dengan perlahan. Selimutnya kembali tertarik kebawah memperlihat separuh dada desyca yang mulai berisi.

Juna harus menahan 'lapar'nya, segera dinaikkannya lagi selimut itu menutupi tubuh desyca. Tampak gundukan di bagian perut desyca yang membuncit. Juna merabanya dan menciumnya 2 kali cukup lama.

Desyca membuka matanya yang terasa berat, kemudian tersenyum melihat kebiasaan baru juna.

"Ngapa senyum-senyum!", muka juna datar.
"Hehehe. Engga.. gapapa", desyca masih tersenyum manis. Pipi nya sudah tidak tirus walaupun belum chubby.
"Cemburu?", juna menatap tajam mata desyca.
"Hm? Hahahahha", desyca tertawa.
Juna luluh, diciumnya bibir desyca lembut.

"Sarapan des.. mami udah masak", juna membelai rambut istrinya.
Bertahun-tahun menikah, pipi desyca selalu memerah setiap juna menciumnya, membuat juna semakin gemas.
"Iya..", desyca perlahan duduk dibantu juna.
"Bentar, mas ambilin bajumu", juna mengambil gaun tidur desyca yang tercecer di bawah.
Desyca menunggu sambil menguap serta stretching pelan, sehingga selimutnya turun lagi. Juna yang sudah memegang gaun itu melihatnya.
"Des.... ", juna terpaku, menelan ludahnya.
"Hm?", desyca kemudian sadar apa yang dilihat juna. "Ih mas juna masih mesum aja! Masih Kurang apa?", desyca menutup tubuhnya, tersipu lagi.
"Gitu dong! Montok! Hehehe", juna menggoda dan memakaikan gaun dari kepala desyca, desyca memakainya, juna segera membuang mukanya.
Desyca menurunkan kakinya hendak turun, juna segera membantunya untuk berdiri.

304's Romance Of Juna DesycaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang