"Jangan nangis lagi des..", dirga memegang tangan desyca, desyca melihat tangan dirga. 'Kenapa rasanya tak asing'.
Dirga, reihan, bejo, dan desyca pulang. Desyca diam menatap sepanjang jalan, berharap melihat juna. Sesekali air matanya tumpah.
Mereka sampai di vila, hari sudah sangat sore dan mendapati juna belum pulang.
Desyca keluar dari rumah.
"Des.. mau kemana?", bejo panik.
Desyca tidak menjawab.
Dirga mencegah bejo, "biar aku aja mas, mungkin aku harus menjelaskan masalahnya"."Des....tunggu" dirga mengejar desyca.
Desyca berjalan ke arah pantai yang berjarak tidak terlalu jauh."Mas juna udah pergi...", desyca lirih.
"Tidak, dia pasti kembali!", dirga menyakinkan.
Desyca menggeleng, "buktinya mas juna ga ada, nomornya ga bisa dihubungi", air matanya mengalir.
Dirga pilu melihat desyca terluka.
"Mas juna jahat!", isak desyca.Dirga memegang erat tangan desyca.
"Des...., kurasa mas juna tidak bermaksud seperti itu.."
Desyca meneteskan air matanya, matanya menatap nanar ke lautan, tapi dirga tau siapa yang ada didalam mata desyca.'Mungkin ini juga salahku..', dirga mengutuk dirinya, menghapus air mata dari pipi desyca.
'Aku yang ga mampu menahan perasaan ini', dirga mengutuk perasaannya."Mas juna egois!", "apa salahnya dedes berteman dengan teman-temanmu"
Mereka duduk di pinggir pantai, memandang ombak yang bergulung. Dirga menatap desyca sendu, 'aku mungkin bersalah menatapmu seperti ini, bahkan saat sedih kau tampak cantik'."Mungkin ini salahku des...". Dirga ingin menjelaskan.
"Mas juna egois banget", desyca meneteskan air matanya.
Dirga tak kuasa, berbisik
"Aku cinta ka-""Tapi Dedes cinta ma mas juna", desyca putus asa memotong tanpa mendengar pengakuan dirga.
Dirga menelan ludahnya. Kata-kata nya hanyut tergulung ombak.
Words that became a secret before I said them
That's why I wasn't for you"Sebenarnya... tadi malam..", dirga ingin menjelaskan.
"Mas juna berlebihan, dedes cuma ketiduran di bawah, kenapa mas juna ga bangunin aja, biasanya juga gendong kekamar", lagi-lagi desyca memotong kata-kata dirga."Mas juna itu khawatir, salahku mengajakmu ke acara makan siang ini. Aku juga tidak tahu, si park jong un begitu berani menggodamu, dibawah lubang hidung mas juna. Dia pasti sangat cemburu". Dirga menjelaskan.
"Tadi pagi mas juna juga sudah aneh, kau lihat semua tanda dileherku?", desyca kesal.
"Dia memaksaku menunjukkan ke kalian, tapi begitu manajer kim datang, dia sendiri yang memasangkan syal", desyca marah.
"Dia tidak ingin membuatmu malu",dirga berkata lembut, "sedang dia... mungkin ingin menegaskan statusmu dihadapanku, dihadapan kami", dirga menelan ludahnya.
"Apa dia cemburu padamu?", desyca memandang dirga, "tidak mungkin kan?"
"Des.. aku..",
"Haha, ga mungkin", desyca memotong, tersenyum sinis.
"Des,", dirga menaruh jemarinya di bibir desyca. "Dengerin aku dulu,..".
Desyca diam, matanya menatap dirga, mereka saling bertatapan.
"Aku sayang sama kamu...", dirga tak kuasa menahan perasaannya."Aku juga," desyca tiba-tiba, dirga berdebar, 'Hah!'. Terdiam.
"Aku sayang sama kamu, reihan, mas bejo.... masak mas juna cemburu", desyca mengalihkan pandangannya ke lautan lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
304's Romance Of Juna Desyca
FanfictionSeason 1 COMPLETED :) Cerita ini adalah FANFICTION sekedar memuaskan diri sendiri dan mengobati rasa kangen sama 304th Study Room - Felicia Huang, dan Terinspirasi dari spoilernya @chiralraikono (siapapun dikau, makasih) di comment webtoon. Mencoba...