Bab Delapan~Arti Sahabat dan Saudara

53.3K 3.1K 119
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Naziya'Pov

Seperti biasa, sekarang ini aku sedang berada di cafe, tentu saja baru selesai bekerja. Siang tadi aku baru saja mendapatkan gajihku bulan ini, seperti biasa aku akan memakai untuk keperluan ku, dan sisanya ku tabung. Sebenarnya tabungan ku sudah sangat banyak, biasa di katakan aku tidak kerja dalam waktu 1 tahun pun sangat cukup, tapi aku sudah berjanji kepada diriku sendiri, tidak akan memakai uang itu kecuali untuk kebutuhan yang mendesak. Bukannya sombong, aku hanya ingin kalian termotivasi juga untuk menabung, kita tidak tau kan masadepan akan seperti apa, maka dari itu usahakan menabung untuk jaga-jaga.

Setelah berganti pakaian seperti biasa, aku kembali masuk ke ruangan khusus kariawan berkumpul. Di sana ada Bang Fahri, Talitha juga 2 orang yang juga bekerja sebagai kariyawan di cafe ini. Namanya kak Dino dan Kak Sifa, Umur keduanya lebih tua 4 tahun dari ku.

Senyum ku terbit ketika melihat Fahri dan Talitha yang sedang berbincang sambil bercanda. Aduh pasangan malu-malu itu membuat ku gemas sendiri.

Mereka benar-benar sungguh menggemaskan. Bagaimana tidak sebenarnya mereka itu saling mencintai tapi entah telinga mereka yang tuli atau memang pura-pura tak tau. Mereka hanya diam dengan sikap acuh. Aku pernah tanya kepada Fahri kenapa dia tidak memberitahukannya, pasti jawabannya takut di tolak, takut Talitha gak cinta, pada hal kan kenyataannya gak gitu.

Tapi aku tersanjung dengan perkataan Fahri bulan lalu ketika aku kembali menanyakan itu jawabannya berbeda tak seperti biasanya. Jawabannya sungguh membuat ku bangga mempunyai teman sekaligus abang seperti nya.

'Abang gak mau membuat Allah cemburu, maka dari itu abang punya niat kalau Talitha udah lulus baru abang ngungkapin perasaannya selama ini, tapi bukan meminta Talitha sebagai pacar melainkan sebagai calon istri.'

Mendengar itu aku sedikit iri dengan mereka yang mungkin atau memang sudah takdir akan menikah dengan orang yang di sayangi dan di cintai. Tak seperti diri ku yang harus menikah dengan orang yang bahkan aku sudah lupa bagaimana wajahnya. Tapi ada sedikit kelegaan juga karena orang yang di jodohkan dengan ku murni pilihan ummi walau sebenarnya aku tak tau bagaimana sifatnya sekarang, setidaknya aku sedikit merasa lega.

"Hei Ziya! Melamun mulu kamu, ayo kesini ikut duduk." Panggil Bang Fahri menyadarkan ku dari lamunan. Aku tersentak dan sedikit terkejut
Sungguh aku paling tak suka jika ada orang yang mengagetkan ku seperti tadi. Dengan wajah ditekuk aku lantas menghampiri mereka dan duduk di pertengahan antara Talitha dan kak Sifa.

"Ciee...yang ngambek." Goda Kak Dino mengundang tawa yang lain. Huh aku jadi semakin kesal memang nya ada yang lucu apa. Perasaan aku hanya menekukan wajah ku pertanda kesal.

IMAMKU BADBOY (IKBB)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang