Bab Duapuluh Tiga~Sebuah Kisah Kenangan

43.3K 2.3K 130
                                    

Assalamu'alaikum semuanya?!
Gimana nih kabar nya😁
Moga aja baik-baik aja ya, tetap sehat juga selalu bahagia.
Aamiinn😌

Gak akan banyak kata dulu, langsung aja kuy😉

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Mau dengerin gue cerita gak?"

Naziya menoleh pada Arkan. Gadis itu masih setia meminum air dingin menggunakan sedotan yang baru saja laki-laki itu belikan. Setelah kejadian tadi, Arkan langsung membawanya pergi dari sekolah detik itu juga. Lalu membawa gadis itu ke taman kota. Taman yang dulunya penuh dengan kenangan, antara mereka di masa kecil dulu.

"Ma...mau" Jawab Naziya setelah ia selesai minum. Walaupun sudah berusaha untuk biasa saja, tapi tetap saja suara yang masih serak membuatnya tak bisa berbohong.

Diam sebentar, lalu Arkan mulai bercerita. "Di sebuah taman kerajaan yang indah, ada seorang pangeran kecil yang sedang mendorong sepedah nya. Meski dia punya sepedah, tapi dia belum bisa menggunakannya. Dalam artian lain, dia masih belajar. Orang tuanya yang merupakan seorang raja juga ratu sedang sibuk dengan pekerjaannya, jadinya dia harus belajar sendiri dengan usahanya. Dengan tekad yang kuat karena ingin segera bisa menggunakan sepedah, anak itu pun segera menaiki sepedah nya. Dalam hati dia berdo'a semoga saja kali ini tak jatuh. Namun baru saja kaki kecilnya mengoes, pangeran kecil itu sudah kehilangan keseimbangan dan berakhir jatuh. Pangeran kecil itu ingin bangun, tapi sangat susah, apalagi sepedah itu menimpa tubuh kecilnya. Dia bingung ingin meminta pertolongan pada siapa, karena tak ada seorang pun di sana, para pelayan pun sedang sibuk dengan pekerjaanya. Mata pangeran kecil mulai berkaca-kaca, dan keluarlah cairan bening yang dia tahan tadi. Namun tak disangka, Tiba-tiba..."

Arkan diam sejenak dan menatap Naziya yang sudah menatapnya berbinar. Gadis itu sudah sedikit melupakan kesedihan nya, walaupun air matanya masih tersisa di sekitar mata juga pipinya. Yang terpenting Naziya tak terisak lagi.

"Lalu apa Arkan, terusin dong. Kepo nih," Rajuk Naziya menggoyangkan tangan Arkan.

Laki-laki itu tertawa kecil, dan mengangguk. "Seorang putri kecil datang dan menolongnya. Karena bantuan sang putri, akhirnya pangeran itu bisa menyingkirkan sepedah itu dari atas tubuhnya, ia segera berdiri dan menghadap pada orang yang telah menolongnya. Putri kecil itu sangat cantik sekali, apalagi dengan balutan gaun indah juga hijab yang menutup kepalanya rapih. Pipi gembul nya berwarna sedikit merah membuat sang pangeran merasa gemas, juga mata bulat hitam cerahnya sangat indah menatap dengan penuh kasih sayang, terakhir bibir mungilnya yang merah menunjukan sebuah senyum manis itu sangat meneduhkan hati sang pangeran. Kesedihan sang pangeran tiba-tiba sirna begitu saja, ketika melihat sang putri kecil."

IMAMKU BADBOY (IKBB)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang