Kuatnya Kepercayaan

37.4K 2.3K 334
                                    

Assalamu'alaikum guys!
Hehehe😁
Update nih.

Seperti biasa, jadi gimana kabarnya?
Ujian sekolahnya udah beres belum?
Kalau Ra sih belum, makannya jarang update. Ya mau gimana lagi anak MA itu emang pelajaran banyak guys, apalagi ada ujian tahfidz nya jadi ya harus ngapalin kan😁

Pokoknya semangat ya Allah
Kita berjuang bersama
Melewati ujian sekolah;)
*bukan ujian hidup yak😂

Oke langsung aja cus.

Oke langsung aja cus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Mata dengan bulu mata lentik itu mulai terbuka perlahan. Mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk, ke dalam retina matanya. Kesadarannya mulai pulih secara perlahan, merasa tangannya sedikit keram karena genggaman seseorang, gadis itu lantas menoleh dengan gerakan pelan ke arah kanannya.

Senyum kecil terbit di bibirnya yang mungil, perlahan dia melepaskan genggaman erat itu, lalu beralih mengusap kepalanya pelan. Matanya beralih menatap jam sekilas, ternyata sudah jam 5. Merasa terganggu, kesadaran laki-laki itupun mulai pulih. Dia mengangkat kepalanya berusaha untuk sadar, walaupun kantuk masih dia rasakan. Tangan gadis itupun menjauh dengan sendirinya.

"U...udah bangun Ziy?" Tanya Arkan lalu mengusap wajahnya kasar. Badannya terasa sangat remuk sekali, apalagi mengingat lukanya belum dia obati sedikitpun. Di tambah dia tidur dengan posisi duduk.

Naziya mengangguk, "I... Iya."

"Ada yang sakit?" Tanya Arkan lagi.

"Enggak kok, aku gak papah. Kemarin itu cuman kecapean aja." Meski wajahnya terlihat masih pucat.

Arkan mengangguk mengerti.

"Kita shalat dulu Ar, takutnya makin kesiangan." Ujar Naziya mengingatkan.

"Kuat jalan, atau mau gendong?" Laki-laki itu, sudah berdiri berdiri bersiap menggendong.

Gadis itu menggeleng menolak, "Gak usah, Ziya kuat kok."

"Oke."

Meski tidak di gendong, Naziya tetap saja di bantu Arkan. Apalagi mengingat jika gadis itu, harus membawa impus juga. Keduanya berjalan beriringan ke dalam kamar mandi, dengan Arkan yang berada di belakang Naziya sambil membawa impus sang gadisnya.

30 menit kemudian, mereka sudah selesai melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim. Kini keduanya duduk di ranjang pasien, saling berhadapan. Mereka hanya berdua karena semalam Arkan menyuruh para sahabatnya untuk pulang. Laki-laki itu tidak ingin merepotkan terlalu jauh, ya walaupun memang mereka tidak merasa seperti itu.

IMAMKU BADBOY (IKBB)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang