Bab Dua~My step sister

73.2K 4.1K 112
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

    
"Ingat! Jangan ada yang meninggalkan lapangan sebelum jam pulang. Jika salah satu ada yang kabur, maka kalian semua Ibu hukum!" Tegas bu Arni dengan mukanya yang begitu memerah menahan amarah yang bergejolak.

     Sekarang di sini-lah murid kelas XII IPA 1. Lapangan basket yang begitu panas karena matahari yang semakin meninggi. Mereka dihukum pasti karena Naziya yang telat memberitahu tentang pengumpulan tugas. Lebih tepatnya Naziya sengaja melakukannya.

     Namun dengan cara seperti ini lah cara mereka untuk menguatkan tali solideritas. Semua orang tau kelas mereka ini dikenal sebagai kelas terkompak dari kelas-10 sampai sekarang mereka sudah-12. Tak jarang guru-guru memuji tali persaudaraan mereka yang erat bagai keluarga, saling meindungi, membantu, menyemangati dan saling menyayangi.

     Mereka sudah seperti rumah, ada yang menjadi tihang, keramik, pintu, jendela, atap, dan lainnya. Jika salah satu diantara mereka hilang, maka bayangkan saja rumah tanpa jendela. Sebesar apapun rumah itu jika tidak ada jendela, maka sia-sia saja karena pencuri akan tetap bisa masuk.

     Ada satu hal yang paling penting dari itu. Jika sudah dihukum seperti ini di lapangan apalagi sekelas, maka mereka tidak bisa beranjak kemana-mana sampai bel pulang berbunyi.

     Naziya yang memang sudah mempunyai pembahasan untuk disampaikan dalam perkumpulan, ya mereka suka menyebutnya begitu jika sudah dihukum bersama seperti ini. Mereka akan mengabiskan waktu dengan candaan, obrolan, diskusi, curhat-curhatan, bahkan dakwah. Apalagi waktu kelas sebelas saking seringnya dihukum bersama, mereka sampai membuat jadwal untuk khutbah setiap ngumpul. Sekarang kebetulan Naziya sedang ada pembahasan, dengan senang hati dia segera maju kedepan, lebih tepatnya kehadapan teman-temannya.

     Arga yang mengetahui situasi dan mengerti dengan apa yang akan di lakukan Naziya, langsung saja ia pun ikut duduk di depan bersama Naziya, tentu saja berjarak. Naziya tersenyum kearah Arga, tetu saja dibalas oleh laki-laki itu.

"Oke gengs, karena sudah lama kita gak ngumpul seperti ini. Mari kita melakukan khutbah-an seperti biasanya, setuju tidak?" ucap Arga memberi persetujuan.

"SETUJU." Balas yang lain kompak. Jangan merasa aneh jika nanti kata-kata mereka sedikit baku, karena memang itu sudah menjadi aturan. Ketika khutbah atau pun yang mendengarkan, diusahakan untuk merubah kata-katanya menjadi baku. Agar lebih sopan saja.

"Baiklah. Assalamu'alaikum Wr.Wb." ucap Arga membuka.

"Wa'alaikumussalam Wr.Wb."

"Alhamdulillah puji serta syukur mari kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena bisa berkumpul disini ditempat yang insya Allah di ridhoi-nya."

"Aamiin..."

"Langsung saja kepada Ziya yang hari ini bertugas untuk ber-hutbah, waktu dan tempat kami persilahkan." Arga tersenyum mempersilahkan Naziya untuk mengambil alih perkumpulan ini.

IMAMKU BADBOY (IKBB)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang