Sebelum keluar dari party ini, diusahakan untuk membaca dulu perhatian dibawah ya🙂
***
"Wuahhh" Kagum Naziya menatap rumah di depannya.
Arkan memang membeli rumah sendiri. Tentu saja uangnya hasil dari cafe yang dia kelola, Naziya juga ikut menyumbangkan uang tabungannya. Awalnya Arkan menolak karena uang yang dia punya saja sudah lebih dari cukup untuk membeli rumah. Namun Arkan lupa, Naziya dia gadis berbeda. Setelah berdebat juga berkompromi semalam, akhirnya mereka sepakat. Rumah sederhana menurut Arkan, namun mewah menurut Naziya.
Naziya diam memikirkan sesuatu yang ganjil di pikirannya.
"Bentar.... Kok gede banget ya." Ucap Naziya pelan. Dia lantas menatap Arkan yang sedang mengeluarkan barang dari bagasi. Tentu saja dibantu dengan Mang Ujang, salah satu pekerja di rumah baru mereka.
Merasa diperhatikan Arkan pun menatapan Naziya dengan alis terangkat sebelah. Merasa bingung dengan sikap Naziya yang hanya diam, Arkan lantas menghampirinya.
"Kenapa?" Tanya Arkan.
"Kok rumahnya gede banget ya. Beda sama yang di foto." Ujar Naziya tak bisa menyembunyikan raut wajah bertanyanya.
"Ini yang ada difoto loh." Ucap Arkan.
"Tapi enggak kebesaran kan?" Tanya Naziya gerogi.
Bukannya apa-apa. Rumah se-besar ini akan ditempati siapa lagi. Tidak mungkin hanya mereka berdua. Terlalu besar menurut Naziya.
"Memang kenapa?" Arkan bingung sendiri dengan reaksi Naziya.
"Kita cuman berdua Ar, rumahnya gede, emang gak terlalu luas gitu." Ujar Naziya mengeluarkan pemikirannya.
Arkan menatap rumah di depannya mengelilingi. Lalu menatap Naziya.
"Enggak lah cukup kok." Bela Arkan.Naziya diam. Memang lah buat Arkan cukup dikan anak orang kaya. Beda sama Naziya yang terbiasa hidup sederhana. Malah merasa berlebihan.
"Lagian nanti juga kita punya anak, pasti bakal lebih rame." Celetuk Arkan.
Naziya langsung menatap Arkan melotot. Anak, pipi Naziya langsung merah begitu saja. Dia malu ingin marah tapi dosa yang tadi pagi juga belum minta maaf. Nanti nambah lagi. Naziya memalingkan muka, lalu menghebuskan napasnya pelan. Semoga saja dengan begini rasa malu Naziya bisa sedikit mereda.
"Udah jangan dipikirin. Nanti aja, sekarang kita masuk aja dulu!" Ajak Arkan lalu berjalan pergi meninggalkan Naziya yang kembali memberinya pelototan kesalnya.
Dengan langkah dihentak-hentakan Naziya akhirnya berjalan menyusul Arkan dengan perasaan masih kesal juga malu. Jika boleh Naziya ingin memaki Arkan. Namun Naziya sadar harus kembali menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMKU BADBOY (IKBB)✔
RomanceArkan dan Naziya adalah remaja dengan kepribadian berbeda. Arkan yang mempunyai sifat acuh tak acuh dengan sekitar, sedangkan Naziya dia adalah gadis yang sangat ramah. Keduanya di kenal oleh para siswa dan siswi dengan panggilan berbeda. Arkan si c...