Bab Duapuluh Empat~Jangan Sakit Arkan

40.5K 2.3K 128
                                    

Assalamu'alaikum semuanya!

Cieee pada nunggu update😂moga aja pada nunggu.

Teruntuk kalian yang malming tapi masih setia dirumah, alhamdulillah aku kasih hadiah nih update IKBB khusus untuk kalian para pembaca juga saudara ku😘

Tak ingin berkata banyak yuk langsung aja😁

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pagi telah datang seperti biasa. Namun ada yang berbeda dari pagi sebelumnya. Jika biasanya Naziya sudah siap dengan seragam sekolahnya, tapi sekarang tidak. Gadis itu bahkan masih berada di kamar dengan baju tidurnya.

Sehabis shalat subuh tadi, Naziya merasa jika Arkan tidak baik-baik saja. Ketika dia salam setelah melaksanakan shalat subuh tadi, tangan pemuda panas. Langsung saja Naziya memindahkan tangannya, dan meletakannya di dahi Arkan. Benar saja, Laki-laki itu terserang demam. Arkan bisa saja beralasan, tapi wajahnya sungguh tak bisa membohongi nya. Wajah pucat itu semakin membuat Naziya yakin. Memang Arkan ini selalu ingin terlihat tidak papah, padahal ada apa-apa. Sama seperti dirinya.

Naziya meletakan semangkok bubur di atas nakas dekat tempat tidur. Dia lalu mengambil handuk yang digunakan untuk mengomopres dahi Arkan. Tadinya Naziya ingin membawa laki-laki ini kedokter, tapi ternyata ditolak dengan keras. Katanya sih dia ingin Naziya saja yang merawatnya. Padahal tanpa disuruh saja pasti dia akan melakukannya, hanya saja dia takut jika Arkan kenapa-kenapa. Itu saja. Dengan terpaksa Naziya pun menggunakan obat seadanya, karena ketika dia ijin ke apotek pun Arkan tak mengijinkan. Dasar anak manja.

"Ar bangun dulu yuk. Makan dulu, nanti buburnya keburu dingin gak enak loh..." Bubur pun Naziya yang buatkan. Memang untuk tugas rumah, tak semua harus dia yang bereskan. Tentu saja ada Bi Amih, tapi untuk urusan masak Naziya memilih untuk masak sendiri. Bagaimana pun juga Naziya hanya ingin suaminya itu memakan masakannya, bukankah itu lebih baik.

Mengerjapkan mata pelan, kepalanya masih terasa berat dan pusing. Arkan pun segera bangkit, tentu dibantu oleh Naziya. Gadis itu segera membenarkan bantal, agar laki-laki itu bisa menyender ke kepala ranjang dengan nyaman. Lalu Ia memberikan air minum kepada Arkan, merasa sudah cukup Ia pun kembali meletakan gelas tersebut, dan menyuapi bubur pada Arkan.

Naziya terus menyuapi Arkan. Walau kadang dia harus memaksa laki-laki itu kala ingin berhenti makan. Katanya buburnya pahit, di mana-mana orang sakit kalau makan memang pahit. Suruh siapa sakit, makanya kalau gak mau makan pahit harus bisa jaga kesehatan.

Selama seminggu ini Arkan selalu bergadang, Naziya sudah mengingatkan laki-laki itu, tapi tetap saja Arkan ngotot jika dia tidak papah. Buktinya sekarang, jadi demam karena kekurangan tidur. Entah apa yang dikerjakan Arkan hingga laki-laki itu bisa sakit seperti ini. Jika ditanya Arkan selalu bilang jika itu hanya tugas kecil.

IMAMKU BADBOY (IKBB)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang