Memperbaiki

32.3K 2K 199
                                    

Assalamu'alaikum!
Hallo guys
Gimana kabarnya nih?

Cepet banget ya aku update😁
Ya ini buat kalian, ide aku lagi lancar nih moga aja terus gini ya😆

Seperti biasa kalau typo kasih tau aku ya, soalnya belum sempat di baca😁

Seperti biasa kalau typo kasih tau aku ya, soalnya belum sempat di baca😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Dertingan sendok dan piring terdengar sedikit nyaring, kedua laki-laki berbeda usia itu menikmati makanan yang tersaji di piring masing-masing. Makan dengan lahap tanpa memperdulikan hal lainnya. Pikiran mereka hanya di penuhi dengan rasa lapar yang harus di puaskan oleh makanan. Karena mengobrol saja tidak cukup, perut lapar ya harusnya langsung makan bukan diem dan malah di bikin setatus.

Siapa lagi kalau bukan Arkan dan si kecil Raka. Dengan wajah tampan di atas rata-rata itu, membuat mereka menjadi sorotan para gadis dan ibu-ibu muda di sana. Apalagi jarang-jarang orang seperti mereka makan di tempat warteg sederhana seperti ini. Mereka mengira jika kedua laki-laki itu adalah ayah dan anak, bahkan ibu-ibu muda di sana berpikir kalau Arkan adalah hot daddy. Padahal kenyataannya bukan begitu.

Kembali lagi mereka tidak memperdulikannya, walaupun kadang godaan dari para gadis dan Mahmud itu terlontar secara terang-tetangan. Namun Arkan tidak perduli, ingat kembali sikapnya yang memang tidak perduli dengan sekitar. Berbeda dengan Raka bocah kecil itu diam karena merasa perutnya yang sangat lapar, fokusnya hanya untuk perutnya saja dulu bacotnya bisa di sambung nanti, itu pikir Raka.

Beberapa menit kemudian kegiatan makan mereka telah selesai, minum satu gelas air teh tawar menjadi menutup untuk mengenyangkan perut masing-masing. Entah ikatan batin atau apa, tapi kedua laki-laki berbeda usia itu kompak menyandarkan dirinya pada sandaran kursi, dengan tangan kanan memegang perut masing-masing, sedangkan tangan kirinya menggantung bebas. Kelakuan kompak mereka tak lepas dari pandangan mahmud dan para gadis di sana, mereka bahkan tak malu menjerit kecil merasa gemas melihatnya.

"Udah kenyang lo bocil?" Tanya Arkan tanpa menatap Raka sedikitpun.

"Kenyang Bang, banget malah. Enak banget ini makanan warteg ya kaya di restoran gitu. Lain kali kalau mau makan ke sini lagi aja ya?"  Seru Raka semangat.

Arkan mendengus kesal mendengarnya, kelakuan Raka emang tidak berada jauh dari para Sahabat nya. Seperti tikus yang selalu mencari celah agar bisa masuk rumah, dan Raka ini selalu mencari kesempatan di setiap kesempitan. "Enak banget lo ngomong bocil."

"Lah, abang ini kan punya cafe masa jajanin anak kecil aja gak mampu. Gimana sih, katanya banyak uang." Raka menatap Arkan dengan pandangan menyipit.

IMAMKU BADBOY (IKBB)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang