23.Kelahiran

3.5K 488 37
                                    

Taehyung membenarkan dasinya sembari menghadap cermin. Ia melihat pantulan istrinya yang masih tertidur pulas dengan posisi telentang. Ia sedikit merasa kasihan pada Yerin, pasalnya sudah beberapa minggu terakhir ini Yerin tidak bisa tidur nyenyak dikarenakan perutnya yang sudah membesar.

Taehyung menghampiri istrinya, duduk disampingnya, lalu menunduk guna untuk mencium kening sang istri tercinta. Setelahnya, ia beralih pada perut buncit yang menurutnya sedikit menggemaskan. Ia mengelus pelan perut Yerin lalu memberi kecupan ringan di atasnya.

"Eunghh" Yerin mulai terganggu karena Taehyung, Taehyung pun mengelus kepala Yerin sambil menyenandungkan lagu sebelum tidur dengan suara lirih yang menenangkan guna untuk membuat Yerin tertidur kembali. Hanya butuh beberapa menit dan Yerin benar-benar kembali tertidur pulas.

Taehyung tersenyum tipis lalu beranjak dari ranjang dengan sangat hati-hati. Ia mengambil buku catatan dari tasnya, merobek selembar kertas yang masih kosong, lalu menuliskan beberapa kata di atasnya. Selesai menulis, ia meletakkan lembaran kertas itu di atas meja rias Yerin lalu menindihnya dengan botol parfum di ujung kertas agar tidak terbang terbawa angin yang masuk melalui jendela.

***

Yerin keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang sudah terbungkus baju terusan ciri khas ibu-ibu dan handuk yang melilit di rambutnya. Ia duduk di depan meja rias, melepas handuk dari rambutnya lalu mengambil hairdryer guna untuk mengeringkan rambutnya. Matanya tak sengaja melihat kertas yang ditindih oleh pantat parfum miliknya.

"Aku pergi mengantar Jaehyun ke Bandara. Ia ada penelitian di Jerman. Jangan kemana-mana tanpa ijinku. Aku menyanyangimu.

Dari suami tampanmu,
Kim Taehyung"

Yerin tersenyum, ia baru ingat jika kelahirannya kurang dari seminggu lagi, menurut dokter tentu saja. Ia jadi semakin tak sabar menunggu hari itu tiba. Hari dimana ia mendapatkan anggota baru dalam keluarga kecilnya. Sungguh, Yerin merasa sangat bahagia. Ia tak pernah sebahagia ini sebelumnya.

Ting!

Ponsel Yerin menyala menandakan ada notifikasi masuk, ia mengambil lalu melihat bar notifikasi.

"Hanbin?" gumamnya setelah membaca nama yang ada di bar notifikasinya.

khanbin : aku dibawah, cepat buka pintunya

Ia berlari kecil menuju lantai satu, sampai di depan pintu ia langsung membuka pintunya dan mendapati hanbin dengan segala macam bawaan di tangannya.

"Kau bawa apa saja?"

"Tentu saja beberapa pakaian untukmu dan bayimu nanti"

"Wahhh kau tak perlu repot-repot bin" ucap Yerin dengan mata berbinar yang masih fokus dengan beberpa tas belanjaan yang dibawa Hanbin

"Kalau kau tau, ini berat"

"Oh? Oh yayaya masuklah" Yerin mempersilahkan Hanbin masuk lalu segera menyusulnya setelah menutup kembali pintunya.

"Es Jeruk yang sangat dingin"

"Oke siap bos!" Yerin berlari kecil menuju dapur dengan senyum yang tak luntur di wajahnya.

"Tidak usah berlari hei, kasian bayimu"

"Yayaya tidak usah cerewet kau"

Beberapa menit kemudian Yerin kembali dengan segelas es jeruk di atas nampan.

"Ini minumannya, Tuan" ucap Yerin saat meletakkan segelas es jeruk di hadapan Hanbin, tak lupa dengan nada menirukan pelayan cafe yang sering ia dengar.

Hanbin mengambilnya dan langsung meneguk habis isinya membuat Yerin menganga lebar.

"Kau haus apa doyan?"

"Dua-duanya hehe" jawab Hanbin dengan cengiran dan hanya ditanggapi dengan gelengan kepala oleh Yerin.

"Kapan anakmu kau lahirkan?"

"Kau bertanya seperti aku bisa melahirkannya setiap saat saja" jawab Yerin dengan mencibir, tapi tak berlangsung lama karena ia mulai membongkar beberapa bawaan Hanbin.

"Jawab saja kenapa sih"

"Kurang dari seminggu, itu perkiraan dokter sih."

"Astagah ini sangat lucu Bin astagah astagah" ucap Yerin dengan histeris kala ia menemukan sepasang baju bayi dengan warna biru kesukaannya. Hanbin hanya memutar bola matanya malas.

"Lucu karena kau menyukai warnanya Yen"

"Tetap saja ini lucu huh"

"Ada juga yang seperti itu untukmu" Yerin semakin berbinar mendengarnya, ia ikut membantu Hanbin mencari baju itu dan tak sengaja kepalanya membentur kepala Hanbin yang ada di depannya.

"Aww" Hanbin meringis, ia mendongak sembari tangannya mengelus kasar kepalanya yang terbentur. Ingin sekali marah namun kemarahan itu sirna melihat Yerin yang menyengir sambil mengelus kepalanya sendiri yang juga terbentur. Hanbin terdian, bukan karena kasihan dengan Yerin, tapi karena jarak yang begitu dekat.

"Maaf hehe"

"Hm" Hanbin berdehem bersamaan dengan tubuhnya yang menjauh dari Yerin. Saat ini ia sangat kesusahan mengendalikan detak jantungnya.

"Bin"

"Hm?"

"Perutku aarrgh" Yerin meringis kesakitan sambil memegang perutnya membuat Hanbin mendekatinya dengan rasa khawatir.

"Kenapa kenapa?"

"Sakit bin, sakit arrg" Yerin semakin meringis kesakitan. Hanbin yang tak tau harus apa langsung menggendong bridal Yerin dan berlari menuju mobilnya.

***

"Dimana Yerin Eomma?" Taehyung datang dengan nafas yang tersengal-sengal khas orang sehabis berlari kencang.

"Di dalam, ia di operasi karena tidak bisa normal. Tadi dia hampir kehabisan nafas." jawab Ibu Taehyung dengan raut wajah tak kalah khawatir dari Taehyung.

Taehyung mendapati Hanbin dan juga Eunbi di kursi tunggu, tapi ia menghiraukannya karena fikirannya sedang ada dimana-mana. Mulutnya juga tak berhenti berdo'a untuk keselamatan Yerin dan juga anaknya.

Suara bayi menangis mulai terdengar membuat semua yang sedang menunggu bernafas lega. Raut wajah penuh khawatir pun tergantikan dengan senyum lebar dan mata berkaca-kaca.

"Itu anakku, anakku?" tanya Taehyung pada Ibu dan Ayahnya dengan senyum di wajahnya. Ibunya mengangguk mengiyakan lalu memeluk Taehyung erat. Ayahnya menepuk pelan punggung Taehyung.

"Selamat, kau sudah menjadi seorang Ayah sekarang"

Hanbin dan juga Eunbi ikut berpelukan. Eunbi menangis bahagia di dada Hanbin sambil terus menyebutkan jika sekarang mereka telah menjadi Paman dan Bibi.

Seorang dokter wanita keluar dengan bayi yang berbalut kain tebal di gendongannya.

"Suami Nyonya Yerin?"

"Saya saya saya" jawab Taehyung antusias saat berlari ke arah dokter itu. Yang lain pun juga ikut mengelilingi dokter cantik itu.

"Selamat, anak anda perempuan"











tbc

Ini hasil ngetik kemarin malem, kemaren mau nge up mager ngedit nya hehe, maapin ya;((

Don't forget to tap the star and leave a comment, thankyou

Delushit [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang