Jung Yerin

4.3K 385 54
                                    

Setelah lulus SMA, aku bercita-cita untuk memiliki tuku kue sendiri. Kedua sahabatku pun sangat mendukungku.

'Lumayan kan, seumur hidup aku akan memakan kue gratis. Penghematan yang sangat fantastis, bukan?' kata mereka dengan tak tau dirinya.

Karena itu, sebelum aku masuk kuliah lagi, aku mendaftar kursus memasak kue. Sebenarnya aku sudah bisa, hanya saja aku ingin belajar lebih banyak.

Dan juga, ini sudah menjadi rencanaku sejak lama. Hanya saja, karena saat masih menjadi mahasiswa baru, aku tak sempat meluangkan waktuku untuk mengikuti kursus.

Aku sangat bahagia bisa mengikuti kursus yang aku dambakan, aku juga bertemu dengan teman-teman baru.

Ada seorang lelaki yang berhasil menyita perhatianku. Bukan karena ia tampan, ah tapi memang ia tampan sih.

Tapi, tentu saja bukan karena itu aku penasaran padanya. Ia tidak mendaftar di awal, ia juga seorang dokter. Pertanyaanku, mengapa seorang dokter mengikuti kursus ini?

Sesekali aku melirik ke arahnya, namun naas. Setiap aku melihat ke arahnya, aku malah terpana dengan proporsi wajahnya yang menurutku sempurna.

Bahkan saat ia tersenyum padaku, aku tak kuasa untuk membalas senyumnya.

Suatu malam, ia menawarkan tumpangan padaku. Ia bilang tak baik seorang wanita pulang sendirian di malam hari. Oh, ini gila. Apa dia tertarik padaku? Apa yang harus aku lakukan?

Okay, tenang Jung. Ia mungkin hanya ingin bersikap baik, jangan berlebihan.

Setelah kejadian itu, ia semakin gencar mendekatiku. Bahkan ia secara terang-terangan menanyakan resep beberapa kue. Terkadang ia juga tak sungkan untuk mendekatiku saat di tempat kursus.

Sial, apa dia benar-benar menyukaiku? Cinta pada pandangan pertama, huh?

Tidak tidak, mungkin saja ia hanya ingin berteman denganku. Aku tidak boleh salah faham padanya.

Tapi, semuanya menjadi tak terbantahkan saat ia mengundangku ke rumahnya. Tentu saja dengan alibi 'ajari aku membuat kue dengan resep rahasiamu'. Ck, dasar lelaki. Kau bisa saja langsung bilang padaku jika kau ingin aku ke rumahmu.

Beberapa kali aku ke rumahnya. Mengajarinya cara membuat adonan, memberitahu takaran yang pas, memberitahu suhu oven yang harus ia perhatikan, berapa lama ia harus memanggang kuenya, dan lain sebagainya.

Aku juga pernah beberapa kali memergokinya tersenyum saat melihatku memasak.

Sangat menyukaiku, huh?

Kalau boleh jujur, aku senang ia menyukaiku. Meskipun aku masih belum menyukainya. Ia baik, tampan, tinggi, hidungnya mancung, sikapnya sangat sopan, dan ia juga seorang dokter. Lelaki idaman semua wanita, bukan?

Aku jadi semakin membayangkan yang aneh-aneh. Apa jangan-jangan dia masuk kursus karenaku? Apa dia sudah mengenalku sebelumnya? Atau kita tak sengaja bertemu di jalan lalu ia penasaran terhadapku? Oh ini sungguh gila. Aku tak bisa berhenti tersenyum.

Aku memutuskan untuk keluar rumah, bermaksud mencari udara segar dan juga camilan malam.

Aku mengambil jaket jeans ku, mengenakannya, lalu berjalan keluar rumah.

Berhenti di depan minimarket, mengecek sakuku bermaksud memastikan jika aku membawa uang. Setelah memastikannya, aku memasuki minimarket lalu membeli beberapa permen serta camilan.

Aku memakannya sepanjang jalan. Aku tak punya tujuan, aku hanya melangkahkan kakiku kemana saja. Hingga pandanganku menangkap seorang lelaki yang kukenal. Pria itu, ya pria di kursus.

Aku berjalan menghampirinya. Aku melihatnya memejamkan mata sembari mendongakkan kepala. Disampingnya terdapat sekotak kue, bunga, dan kotak perhiasan kecil.

Tanpa sadar aku menahan senyum, aku salah tingkah. Kenapa ia ada di sekitar rumahku? Apa ia sedang pusing memikirkan rencana apa yang harus ia lakukan selanjutnya? Dasar lelaki bodoh, fikirku. Aku pun menertawakannya dalam hati.

"Kim Taehyung-ssi?

Ia membuka matanya, aku tau ia sedikit terkejut dengan kehadiranku. Aku tersenyum padanya. Ia menyuruhku untuk duduk disampingnya.

"Apa aku menghancurkan rencanamu?"

Ia mengerutkan dahinya, membuatku semakin terkekeh. Ia tidak bisa berakting, sungguh.

"Hentikan dramamu, Taehyung-ssi. Aku tau kau kesini untuk melamarku, bukan?"










End,
15 Sept 2018.

Terimakasih buat yang sudah setia membaca Delushit. Meskipun setengah dari kalian sudah pergi saat lelah nunggu author yang hiatus lamaaaaaaa huhu.

Nantikan book selanjutnya! Jangan lupa untuk selalu kasih bintang dan komen ya. Karena itu yang bikin aku semangat nulis hehe❤️

Delushit [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang