Taehyung memandangi beberapa kertas di hadapannya. Barusan saat ia akan menengok keadaan Yerin, bukannya menemukan Yerin, ia malah menemukan Hanbin duduk di atas ranjang inap Yerin dengan memegang sebuah amplop coklat.
"Yerin?" Tanya Taehyung dengan mengerutkan kening.
"Pergi" tangan Taehyung langsung lemas mendengar jawaban dari Hanbin.
"Pergi? Apa maksudmu?"
"Ia menyuruhku memberikan ini padamu dan memastikan kau menandatangani nya. Dan jika kau merasa bersalah sedikit saja, tolong tanda tangani secepat mungkin."
Setelah berkata seperti itu, Hanbin melengos pergi dari ruangan itu.
Taehyung menahan lengan Hanbin, membuat Hanbin menghentikan langkahnya.
"Bagaimana dengan Jennie?"
"Jennie yang mana maksudmu? Anak Yerin atau mantan terindahmu?" Sindir Hanbin dengan nada tak suka.
"Hanbin-ssi..."
"Jennie ikut dengan mamanya. Mereka sudah pergi jauh. Dan jangan bertanya tentang keberadaan mereka, karena itu akan sia-sia. Baik aku, Eunbi, maupun Jungkook tidak akan memberitahukannya padamu."
Hanbin melepas tangannya dengan kasar, lalu berjalan pergi meninggalkan Taehyung yang merasakan dadanya semakin sesak. Sungguh, akhir-akhir ini adalah masa paling sulit dan paling menakutkandalam hidupnya.
Taehyung menyobek beberapa lembar kertas sialan itu. Sungguh, demi apapun dia tak sanggup menorehkan tinta di atasnya.
Taehyung berlari keluar menuju tempat parkir, bermaksud mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya. Ia hanya berharap, Yerin dan Jennie masih disana.
Saat sampai di depan rumahnya, ia langsung keluar mobil dengan terbirit-birit. Membuka pintu utama, berlarian ke sekeliling rumah sembari meneriaki nama dua wanita tersayangnya.
Nihil. Tak ada apapun dan siapapun. Baju serta barang-barang milik keduanya sudah hilang.
Ia hanya menemukan beberapa masakan lengkap dengan nasinya di atas meja makan. Disampingnya terdapat sticky notes bertuliskan 'makanlah, ini dan yang di kulkas adalah masakan terakhirku untukmu'
Taehyung menggigit bibir bawahnya erat guna menahan tangis. Ia duduk di kursi makan dengan lemas. Ia benci kata 'terakhir' , ia benci.
Saat memandangi masakan Yerin, matanya tak sengaja menangkan sebuah surat. Di atasnya, terdapat sebuah cincin dan sepasang anting yang nampak familiar.
Cincin pernikahannya dengan Yerin dan juga sepasang anting yang ia hadiahkan saat ulang tahun Yerin.
Lututnya lemas, ia tak sanggup mengambil surat itu, apalagi membacanya, sungguh.
"Kenapa kau seperti ini Yen, kenapa? Bukankah kau berjanji tidak akan meninggalkanku?" Racau Taehyung sembari menangis. Sesekali ia juga memukuli kepalanya sambil terus mengatai bodoh pada dirinya sendiri.
Pada akhirnya pun ia tetap mengambil surat itu. Menghembuskan nafas berkali-kali untuk menyiapkan mental serta hatinya sebelum membaca surat sialan itu. Iya, sialan. Karena Taehyung tau pasti isinya buruk, sangat buruk.
'Maaf telah membuatmu hidup denganku selama ini. Denganku yang tak pernah kau cintai, denganku yang tak pernah kau inginkan, denganku yang tak pernah kau fikirkan sebelumnya.'
"Tidak sayang, aku yang meminta maaf. Aku memang brengsek" Taehyung bermonolog sembari menahan tangis.
'Maaf. Sungguh aku meminta maaf.'
"Tidak, jangan meminta maaf"
'Syukurlah aku cepat disadarkan, syukurlah sekarang kau bebas dariku.'
"Aku yang tidak bersyukur, Yen. Sekarang kau pergi meninggalkan ku"
'Aku juga bersyukur bisa lepas dari dunia imajinasi yang aku buat. Dunia dimana aku menganggapmu sangat mencintaiku. Dunia dimana aku menganggapmu sangat menyayangiku. Dunia dimana aku menganggap aku dan kamu berganti menjadi kita. Dunia dimana aku menganggap aku adalah orang spesial bagimu.'
"Tidak Yen tidak. Kau tidak berimajinasi. Sungguh. Demi Tuhan aku menyayangimu serta mencintaimu. Aku dan kau memang sudah menjadi kita. Sungguh" tangisnya pecah. Ia tak sanggup membayangkan bagaimana perasaan Yerin sekarang.
'Sekarang, kau bisa melupakanku dan memulai hidup yang baru bersama wanita yang kau inginkan. Aku membawa Jennie denganku, anggap saja sebagai hadiah terakhir darimu untukku.'
"Aku tidak bisa dan tidak mau melupakanmu. Jangan bilang terakhir Yen, jangan."
'Terimakasih dan maaf untuk semuanya,Taehyung-ssi.'
'I love u, but..
I know now, it's not my love story.
It's just my delushit story.'END.
Eits, jangan kabur dulu teman. Ada epilognya nih!
Ah, don't forget to tap the star and leave a comment.❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Delushit [end]
FanfictionStatus : Completed Genre : Fan fiction, romance, married life. Bagaimana jika pria yg kau percaya mencintaimu seperti kau mencintainya ternyata tidak pernah mencintaimu bahkan untuk sedetik pun? Start : 03 Mar 2018 End: 15 Sept 2018