Elle mematut dirinya di depan cermin sambil memoleskan lip blam di bibir merah alaminya sebagai penutup dari riasanya yang memberikan kesan fresh di wajah ayunya. Sesekali ia tersenyum manis di kaca sambil meneliti setiap sudut wajahnya dan memastikan polesan make up nya hari ini tidak berlebihan.
Setelah memastikan semuanya siap Elle langsung turun ke bawah sembari membawa tas gendongnya untuk sarapan lalu pergi ke kampus setelahnya. Elle menuruni anak tangga satu persatu dengan wajah cerianya seperti biasa sembari bibir tipisnya bergumam kecil melantunkan penggalan lirik dari sebuah lagu.
Ketika Elle sudah sampai di bawah di sana sudah papa mamanya, Eza juga Ayya dan Nadi yang sudah standby di meja makan. "Kok kalian udah ada di sini?" tanya Elle sembari menarik salah satu kursi.
"Iya kita mau numpang makan di sini." celetuk Ayya seadanya yang di balas gelak tawa oleh seisi ruangan.
"Aku kira kalian nggak kesini karena tadi nggak ngabarin dulu."Ucap Elle sembari mengoles roti tawarnya dengan selai cokelat favoritnya sedangkan yang lain lebih memilih menikmati nasi goreng sosis lengkap dengan telur mata sapi buatan mamanya.
"Nggak ahh males orang elo aja nggak mau cerita sama kita tentang hubungan lo sama si cogan kemaren." Ucap Ayya tanpa dosa. hingga membuat semua yang berada di meja makan beralih menatap Ayya yang kini sibuk menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya tanpa menyadari tatapan bingung dari orang tua Elle dan Elle sendiri yang sudah membulatkan matanya mendengar penuturan dari mulut comber Ayya. Elle bahkan ingin sekali melakban mulut Ayya yang sudah seperti ember bocor itu.
"Hubungan sama si cogan? Cogan itu siapa? Elle..?" tanya Wijaya sambil menatap bergantian Ayya dan Elle. tadinya ia menempatkan diri sebagai pendengar saja, tapi kini Wijaya merasa tertarik dengan penuturan Ayya apalagi itu menyangkut putrinya.
"Cogan itu cowok ganteng Pa!" Ucap Eza yang kini ikut bersuara.
Wijaya mengerutkan dahinya mendengar itu."Kamu masih ada hubungan sama Ferry El? Kemarin kamu bilang udah putus?" tanyanya lagi yang sekarang berganti menatap Elle. Elle yang di tatap papanya seperti itu pun hanya bisa menelan ludahnya susah payah. Fix! Ini semua gara-gara Ayya! Batinya.
"Emang Elle udah putus kok Pa sama Ferry. Sumpah?!" Kata Elle sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.
"Tapi itu tadi kata Ayya? " Cerca Wijaya lagi. Elle hanya bisa diam dan menunduk takut-takut sembari mengigit kecil bibir bawahnya tak berani menjawab. Lagi pula jawaban apa yang akan Elle berikan ke papanya?
Semua yang ada di ruangan itu tiba-tiba menjadi diam melihat Wijaya yang menatap penuh selidik pada Elle. Paham bahwasanya memang Elle merupakan anak perempuan satu-satunya yang pastinya akan Wijaya jaga segenap jiwa dan raganya selama Elle masih menjadi tanggung jawabnya sebelum tanggung jawab itu nanti akan di ambil alih oleh suaminya kelak.
Ayya menatap Elle dengan perasaan bersalah karena gara-gara ucapannya yang tidak di saring dulu sekarang Elle jadi di intimidasi oleh sang papa. Ayya menatap Elle sendu sembari menggerak-gerakkan kepalanya, memberi isyarat bahwa ia minta maaf atas ucapannya tadi karena tidak tau jika papa Elle sangat sensitif untuk urusan pria yang dekat dengan Elle.
"Kalau dia serius sama kamu segera suruh laki-laki itu dateng ke rumah dan bertemu Papa!" Ucapan Wijaya menjadi akhir dari sidang pagi itu.
***
"El- Elle.. Please maafin gue ya! Sumpah gue nggak tau kalau papa elo ternyata sensitif untuk urusan cowok yang deket sama lo. Please maafin gue ya?!" Ucap Ayya memohon. Elle yang berjalan terlebih dahulu di lorong kampusnya langsung menghentikan langkah kakinya dan menatap Ayya datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara - Gara Bakso I Love You
Любовные романы"Kamu pilih si bulat bakso kesayangan kamu itu apa aku pacar kamu?" "BAKSO!" "Yaudah berarti kita putus!" Cukup konyol jika hubungan seseorang kandas hanya gara-gara semangkuk bakso tak bernyawa. dan orang - orang menjulukinya gadis aneh karena lebi...