"Lo kenapa El, gue liat elo lebih suka diem akhir - akhir ini. Ada masalah? Kalau ada mending cerita deh sama kita siapa tau kita bisa bantu ngeringanin beban elo, ya nggak Ay?" Ucap Nadi di tengah perjalanan mereka menuju kantin.
"Betul tuh El, nggak baik tau nyimpen masalah sendiri.. " Ayya bersuara sembari membuka bungkusan cokelat di tangannya.
"Kalian nggak perlu khawatir aku baik - baik aja kok." jawab Elle sambil memamerkan senyumannya yang membuat Nadi berdecak kesal melihat kelakuan sok tegar Elle.
"Kebiasaan deh ini anak suka banget mendem masalah sendiri. Yaudahlah, tapi elo harus janji ya kalau elo butuh bantuan atau ada apa - apa kasih tau gue ataupun Ayya karena yang jelas kita selalu ada buat elo." Ucap Nadi sambil merangkul Elle di bahunya.
"Iya makasih ya buat perhatian kalian. Kedua sahabatku ini emang the best deh." Elle balas mengaitkan satu tangannya ke leher Nadi yang langsung mengundang tawa keduanya.
"Woy, cepetan kek jalannya. Perut gue udah pada demo nih!" gerutu Ayya yang sudah beberapa langkah di depan Elle dan Nadi. Keduanya pun tertawa sambil mempercepat langkahnya.
"Pesen apa nih kalian biar gue yang pesenin," Kata Ayya saat di lihatnya kantin yang belum begitu padat.
"Gue mie ayam aja sama es jeruk,.. Aku es jeruk aja Ay." Ucap Nadi dan Elle.
"Elo nggak makan El? Kok cuma pesen minum doang, gue pesenin bakso aja ya?" Kata Nadi yang di balas gelengan oleh Elle.
"Jangan, aku lagi nggak laper.. Cuma lagi pengen minum aja."
"Oke!" ucap Ayya pasrah.
"Gue liat elo banyak berubah deh El, elo jadi suka ngelamun, suka ninggalin makan siang begini dan elo jadi lebih pendiem. Beda banget sama Elle yang gue kenal. Please kalau elo ada apa - apa gue siap kok buat dengerin cerita elo atau kalau gue bisa pun bakal gue bantu!" Ucap Nadi setelah kepergian Ayya.
"Ehm, atau jangan - jangan ini ada hubungannya sama perjodohan itu?" selidik Nadi. Elle bergerak - gerak gelisah mendengarnya.
"Aku nggak tau Nad, semuanya seolah terjadi gitu aja dan begitu cepat. Bahkan pernikahan aku aja udah di tetapin dan itu tinggal 2 minggu lagi.." gumam Elle lirih sembari pikirannya berkelana kemana - mana. Membayangkan apa yang akan terjadi jika sampai pernikahan tanpa cinta ini terlaksana?
Sedangkan dirinya tidak ada perasaan apapun pada Ridwan, di hatinya masih terisi penuh dengan nama Arjuna yang terus - terusan berseliweran di kepalanya. Terhitung sejak Elle mengatakan perasaannya pada Arjuna beberapa minggu lalu ia belum pernah bertemu lagi dengan pria itu. Walapun memang Arjuna masih mengiriminya pesan singkat namun Elle lebih memilih mengabaikannya dan terkesan menghindar karena Elle sendiri tidak mau terus - terusan mempunyai perasaan pada pria itu sedangkan ia sudah menjadi milik orang lain nanti. Sekuat tenaga Elle akan sedikit demi sedikit mengikis rasa cintanya pada Arjuna.
"Whatt... Gue nggak salah denger nih El? Secepet itu?" Elle mengangguk lemah.
"Kenapa terkesan buru - buru gitu sih El?"
"Aku nggak tau Nad! Yang aku tau aku hanya mencoba menerima apapun keputusan papaku karena aku nggak mau papa marah apalagi sampai kecewa sama aku."
Nadi ikut prihatin dengan apa yang terjadi dengan sahabatnya.
"Terus elo nggak mencoba bicara baik - baik gitu sama papa lo kalau di hati lo itu ada orang lain?" lagi - lagi Elle mengeleng hingga mengundang desahan nafas pasrah Nadi.
"Seharusnya lo harus mengutarakan pendapat lo juga El karena yang akan menjalani ini semua nanti adalah elo dan bukan papa elo. Terlepas dari papa elo akan menyetujuinya atau nggak elo harus tetep mengutarakan suara hati elo." ucap Nadi kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara - Gara Bakso I Love You
Romance"Kamu pilih si bulat bakso kesayangan kamu itu apa aku pacar kamu?" "BAKSO!" "Yaudah berarti kita putus!" Cukup konyol jika hubungan seseorang kandas hanya gara-gara semangkuk bakso tak bernyawa. dan orang - orang menjulukinya gadis aneh karena lebi...