30

931 96 37
                                    



30.

Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam.

Makanan atau minuman yang terasa hambar di lidah sang pemuda blasteran. Soera menjauhkan piring juga gelas dari tubuhnya. Ia memilih untuk bersandar di kursi sambil menatap langit-langit ruang makan. Semenjak kejadian itu, tubuhnya benar-benar tumbang ... untuk kesekian kalinya.

Ia bahkan tertidur hingga 4 hari lebih. Ketika bangun, Mbok Nesia sudah ada di dekatnya dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca, lalu menubruk tubuh Soera di atas ranjang.

"Subhanallaaahhhh! Subhanallaaahhhh, wes sadar soko lorone-sudah sadar dari sakitnya, toh, Toleeeeee! Mbok kuatir karo koe-khawatir sama kamu, Toleeee! Astagfirullaaahhh! Subhanallah, Gusti Allah!!"

Dan berbagai teriakan juga jeritan hingga buat telinga Soera mendenging sakit. Isakan tangis juga ingus meler menjadi penambah keributan di pagi hari ketika ia terbangun. Satria tertawa terbahak-bahak di belakang Mbok. Sesekali meringis entah sebab apa yang buatnya mengelus dada.

Mbok Nesia, saudara jauh dari Ayah, duduk tenang setelah beberapa menit menangis meraung-raung. Ia bercerita kalau sesampainya di Bali, Satria mengatakan pada Mbok kalau Soera dijangkiti virus zombi dan kini terbujur kaku. Lebih dari 5 hari tak bangun, kemungkinan hanyalah dua. Soera menjadi zombie atau koma seumur hidup. Sontak Mbok panik bukan main, ia bingung harus menjelaskan apa pada ibu Soera mengenai nasib sang putra.

"Mbok yo sampe nyiapin ini buat kamu, loh, Toleee." Tali rafia berikat bawang putih diangkat di tangan kiri. Buku yasin dipegang di tangan kanan. "Kata Den Bagus, ngusir jombi-jombian ampuh pake ini. Balurin bawang putih ke sekujur tubuh sama bacain ayat yasin kalau nda bangun-bangun. Gusti Allah, ngaosaken puji syukur wonten ngarsanipun Gusti Sing Maha Agung-puji syukur ke hadirat Allah yang Maha Agung! Toleeee, koe wes sadaarrr!"

Satria memukul pintu sambil memegang perut, cekikik juga isak tangis terdengar hingga buat Soera mengerut alis. "Mbok, bawang putih itu buat usir vampir. Zombi beda lagi. Dan-"

Soera melempar bantal tepat di kepala Satria. "-dosa kamu, Mas. Bohongin orang tua." Mendengarnya, Mbok melotot ke arah Soera, Satria, lalu Soera. Perlahan, muka berkeriput semakin mengerut sebab dipenuhi amarah juga malu.

"DEN BAGUUSSS!!!!!! IIHHH!!!"

Gelak tawa Satria semakin menjadi. Berkali-kali Satria meringis sebab cubitan atau pukulan Mbok yang menahan malu.

Mengingatnya buat Soera mendengkus, sedikit terhibur dengan sikap Mbok yang begitu menggebu juga gelak tawa Satria yang entah mengapa buatnya tenang. Ia pun mengangkat piring, lalu menaruh nasi dan lauk ikan goreng sisa di atas kertas cokelat. Membawanya ke luar kediaman Wayan, ia pun meletakkan di dekat tiang listrik. Saat anjing liar berdatangan, buru-buru ia masuk ke dalam sambil menengok sebentar. Memperhatikan beberapa anjing kelaparan yang memakan nasinya dengan lahap. Tersenyum kecil, Soera mengedarkan pandangan.

Di ujung jalan, ia melihat Ayu berjalan santai ke arah kediaman.

Gadis cantik itu memakai kebaya putih, selendang kuning, juga kamen-kain bercorak warna cokelat. Di tangannya ia membawakan bungkusan-biasanya lauk pauk untuk Wayan. Rambut hitamnya disanggul samping dengan hiasan bunga. Ia tersenyum kecil, lalu masuk dengan pintu yang dibukakan Soera lebar-lebar.

Soera tak berkomentar saat Ayu memasuki ruang keluarga Wayan, lalu menghilang di balik pintu besar.

Ya, sejak kejadian itu Bli Wayan lumpuh kedua kakinya. Dua kaki sama sekali tak bisa berfungsi, tangan pun tremor apabila terlalu lama melakukan aktivitas. Dokter ahli saraf mengatakan bahwa Bli Wayan terkena sindrom Gullain-Barre-kelemahan otot yang disebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang tubuhnya sendiri. Biasanya disebabkan virus ataupun non virus.

BarongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang