MDB- 05

3.7K 284 34
                                    

Kunci sebuah hubungan adalah kejujuran. Ketika salah satu diantara kita sudah mendustai cinta maka untuk apa dipertahankan. Karena kuncinya saja sudah hilang. Maka selamanya tidak akan terbuka.

____________________________________

Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan. Cerita ini real khayalan Author yang terlalu percaya akan hadirnya sebuah cinta diantara semua orang. Tidak menggunakkan kaidah penulisan yang benar dan mengandung unsur LGBT. Jadi bijaklah dalam memilih bacaan.

Jangan lupa Vote dan Komentarnya. Interaksi kalian menjadi semangat tersendiri untuk obat lelah Author. Terima kasih.

______________****______________

Ambisi adalah keinginan seseorang untuk mendapatkan sesuatu bagaimanapun caranya. Hal ini bertujuan untuk memuaskan keinginan hati tanpa didasari apapun. Itulah yang dirasakan oleh Zafran. Ia berambisi untuk mendapatkan Elbarack bagaimanapun caranya. Bahkan rela mengorbankan kekasihnya dan rumah tangga El sendiri.

El memapah Zafran masuk kedalam rumahnya. Ia terpaksa harus mengantarkannya pulang.

"Kenapa berhenti?" Tanya Zafran tiba-tiba El berhenti berjalan. Ia melihat mobil Amar berada dihalaman rumah Zafran. Zafran yang menyadarinya tersenyum puas.

"Ahh... Itu mobil siapa?" Tanya El.

"Mobil Amar. Mantan kekasihnya kakakku. Dia cinta pertamanya. Aku pikir mereka masih saling mencintai. Dulu mereka putus karena keluargaku pindah" Balas Zafran.

Hati Elbarack seperti terhujam seribu tombak sekaligus.
"Aku-" El berhenti berucap melihat Amar keluar dari rumah Zafran dengan Karin.

Karin melihat Zafran dan El. Inilah saatnya ia menjalankan misinya. "Amar, terima kasih sudah mengantarkanku pulang. Soal semalam aku yakin itu hanya kesalahan kita karena mabuk. Aku... Aku- hikss hikss" Karin berpura-pura menangis. Amar yang simpati kemudian memeluknya.

"Tenanglah.. Dengarkan aku. Aku akan bertanggung jawab atas semua yang aku lakukan. Jika memang nanti kau..... Hamil..... Aku akan menikahimu" Balas Amar. Zafran melirik ke El. Terlihat ia sudah meneteskan air mata.

"El.. Kamu gak papa kan?" Tanya Zafran sedikit menaikkan volume suaranya agar Amar mendengar. El menggeleng.

Amar yang mendengar ada seseorang yang bicara ia langsung menengok. Betapa kagetnya disana ada Elbarack. Ia terlihat menangis namun tak bersuara. Ia hanya diam. Inilah puncak kekecewaan seseorang jika dikhianati. Yaitu Diam.

"El???" Seru Amar.

El dengan tegar terus memapah Zafran menghampiri Amar dan Karin. Ia bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Amar sangat khawatir akan sikap El yang seperti ini.

"El... Aku bisa jelasin" Ujar Amar namun El tetap diam. Ia membantu Zafran untuk duduk.

"Zafran kamu kenapa?" Tanya Karin.

"Ohh kak, Dia tadi pingsan. Jadi aku bantu dia pulang." Balas El pada Karin.

"Ya ampun terima kasih ya El. Oh iya kamu sudah kenal sama Amar?" Tanya Karin.

"Ahhh..... " El melirik kearah Amar. "Dia ..... Kakakku" Balas El. Amar tau ini tanda kalau El sedang marah.

"Ternyata kamu adiknya Amar.. Aku baru tau Amar punya adik selain Shesa. Salam kenal ya aku Karin. Mantan pacarnya Amar" Balas Karin.

"Ya sudah, kalau begitu aku permisi dulu. Aku ada kerjaan." Kata El.

Elbarack pergi. Amar menyusulnya. Saat El akan membuka pintu mobil ia ditahan oleh Amar.
"Dengarkan aku dulu" Ujar Amar.

The doctorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang