Ig : real_ffick
WA : 082219485827
Ceritakan pada semua orang kalau aku adalah hina,rendah dan menjijikan. Aku hanya penulis biasa yang ingin menyalurkan bakatku walaupun aku tak pandai seperti penulis yang lain. Tapi ijinkan aku untuk mencoba bersanding dengan mereka. Jika kalian bisa menerima cerita normal berbau 18+ lalu mengapa tidak dengan ceritaku? Bagiku semua sama saja. Tinggal ganti jenis kelamin pada tokoh. Apa aku gay? Jujur aku masih menyukai perempuan. Mantanku pun perempuan. Anggap saja aku aktor thailand yang bermain film BL. Yang ikut berkarya tanpa dicela ataupun dihina.
Cerita ini adalah kisah cinta para tokoh sebelumnya yang belum selesai. Tokoh antagonis tidak semudah itu untuk bahagia. Dan pihak protagonis yang selalu mengalah belum tentu pasrah. Semua bisa membalikan fakta yang ada.
Tidak menggunakan kaidah penulisan yang benar. Mohon maaf bila ada typo. Jangan lupa vote dan komentarnya.
Happy reading..
____________________________________
Raka tengah sibuk memasak sarapan untuk suaminya dengan jalan terpincang. Bukan ada masalah dengan kaki. Tapi pantatnya yang bermasalah. Max selalu saja ganas kalau diranjang. Setelah semalam ia meminta hadiah Aniv berupa tiga ronde sesuai dengan angka tiga tahun pernikahannya dengan Raka. Tadi pagi ia meminta jatah lagi. Ingin sekali Raka mencampurkan racun agar suaminya tak terlalu bernafsu.
"Kau sedang masak apa?". Tanya Max sambil menepuk pantat Raka. Sang istri meringis dan melotot tajam.
"Hehehhe apa sesakit itu? Bukankah kita sering melakukannya ya?". Ujar Max.
"Ya sering. Dan seringnya itu membuat pantatku sakit bodoh!". Balas Raka. Ingatkan dia untuk mencampurkan racun.
"Hoekkk... Hoekk". Raka menutup mulutnya.
"Kenapa?". Tanya Max.
"Aku tak suka aroma bawang. Perutku jadi mual". Kata Raka.
"Huh? Bukankah kamu suka bawang ya?. Aku yang tidak suka bawang". Seru Max.
"Tidak tau. Baunya menusuk. Hoekkk... Aku ke wastafel dulu". Raka memuntahkan cairan bening. Max mengurut leher belakang istrinya itu.
"Apa ini karena olahraga kita ya? Maafkan aku sayang". Sesal Max. Ia tak bermaksud menyakiti Raka. Hanya saja ketika melihat Raka menungging sambil memunguti bajunya. Ia sangat tergoda. Tubuh istrinya selalu membuatnya candu.
"Kayaknya aku alergi bawang".
"Apakah ada alergi dadakan?". Tanya Max. Ia tak tau karena ia bukan dokter seperti Raka.
Raka menggeleng. Memang tak ada sih yang mengatakan bahwa seseorang akan terjangkit alergi dadakan. Kecuali ia sedang hamil.
"Gak mungkin aku hamil. Aku ini pria. Aku bukan dokter Dian yang sesempurna itu". Monolog Raka dalam hati.
"Kau ingin pergi ke rumah sakit?". Tawar Suami.
"Tak ada salahnya memastikan". Pikir Raka. Ia pun mengangguk.
Setelah semua persiapan selesai. Mereka segera menuju rumah sakit. Max tidak mau terjadi sesuatu dengan Raka istrinya. Ia juga akan membeli pil atau salep pereda sakit untuk Raka. Ia kasihan juga melihat Raka berjalan pincang karena pantatnya sakit. Tapi jika Max yang harus lebih menahan nafsunya itu sungguh tidak bisa. Ia harus setidaknya melewati satu ronde tiap hari.
Memarkirkan mobil miliknya didepan rumah sakit tempat Raka bekerja. Ia meminta Dokter Yuan selaku manager dirumah sakit ini yang memeriksa Raka.
Dengan teliti Dokter Yuan memeriksa semua bagian tubuh Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The doctors
General Fiction••BACA DULU DOCTORS BECOME AFFAIR•• Namaku Elbarack, Usiaku sekarang 23 tahun. aku salahsatu mahasiswa di Universitas kedokteran di Newyork. awalnya aku tidak menyangka bisa kuliah namun semenjak ayah ku memaksa untuk memperbaiki pendidikanku akhirn...