The doctors

MDB2- 06 Max jatuh cinta?

03 Juni 2018
✌Ig :_fickss
👉WA : 083128384536

Ceritakan pada semua orang kalau aku adalah hina,rendah dan menjijikan. 📖Aku hanya penulis biasa yang ingin menyalurkan bakatku walaupun aku tak pandai seperti penulis yang lain. Tapi ijinkan aku untuk mencoba bersanding dengan mereka. Jika kalian bisa menerima cerita normal berbau 18+ lalu mengapa tidak dengan ceritaku? Bagiku semua sama saja. Tinggal ganti jenis kelamin pada tokoh. Apa aku gay? 👬Jujur aku masih menyukai perempuan. 👫Mantanku pun perempuan. Anggap saja aku aktor thailand yang bermain film BL. Yang ikut berkarya tanpa dicela ataupun dihina.💑

Cerita ini adalah kisah cinta para tokoh sebelumnya yang belum selesai. 😏Tokoh antagonis tidak semudah itu untuk bahagia.😖 Dan pihak protagonis yang selalu mengalah belum tentu pasrah. Semua bisa membalikan fakta yang ada.

📝Tidak menggunakan kaidah penulisan yang benar. Mohon maaf bila ada typo. Jangan lupa vote dan komentarnya.😘👈

Happy reading..👏

____________________________________

[Max's POV]

Sebelum memulai kisahku. Perkenalkan dulu, namaku Maxiime. Sebenarnya aku suka ngomong Gue-elo. Tapi karena Author yang brojolin Gue ngotot biar kesannya formal. Dasar!!. Jadi intinya gue nurut aja.

Namaku Maxiime. Menurut kepercayaan orang tua nama itu adalah nama yang paling keren. Sebenarnya ada kepanjangannya sih. Maxiime Axello. Kece kan? Sayangnya lagi-lagi Author tidak mengijinkan aku untuk menggunakan kepanjangannya. Katanya ribet. Padahal dia yang bikin. Alhasil tersebutlah nama panggilan Max! Cukup Max saja. Kata orang tampangku itu sangat tampan didukung oleh beberapa faktor antara lain, Hidung mancung. Keturunan bule gitu loh. Kulit putih berseri namun gak seputih salju. Tinggi badan 183 Cm. Kaya raya lagi, jelas banyak wanita yang suka sama aku. Sayangnya aku hanya fokus pada satu wanita bernama Cattlyne. Tapi kami sudah putus. Bisa-bisanya dia berselingkuh dibelakangku. Sedih?? Cukup sedih sih tapi.... Semenjak kenal itu orang. Aku jadi lupa gimana caranya sakit hati karena putus cinta. Entah mengapa hari-hariku semakin berwarna ketika bersamanya. Siapa dia?-- ahh sungguh menyebalkan jika mengingat malam itu. Tiba-tiba ada pria mabuk yang berhenti ditengah jalan. Berteriak memarahiku. Dia, Raka Achiller. Pria jurusan kedokteran. Membuat orientasiku hanya tertuju padanya. Melupakan sejuta wanita cantik yang selalu menggodaku. Meninggalkan rasa perih karena kekasih berselingkuh.

Iris biru milik mata Raka membuatku seakan jatuh dalam sebuah kubangan yang dinamakan oleh Cinta!- rambut halusnya seolah menggantikan deraian rambut wanita bersalon. Bahkan kulitnya yang halus seakan mirip porselen yang sangat lembut. Apa aku gila? Entahlah untuk saat ini aku nyaman bersamanya. Aku tidak bisa memastikan kalau ini cinta atau bukan. Karena aku takut ini hanya sementara kemudian menyakiti hati dan perasaan Raka. Maka dari itu aku harus meyakinkan perasaan nyamanku ini. Apa hanya sekedar sahabat atau lebih. Berupa ambisi atau benar-benar perasaan cinta.

Orangtuaku masih lengkap. Kami keluarga yang bahagia. Aku punya seorang adik perempuan. Ayah bekerja diluar negeri tepatnya dijepang. Ibupun adalah wanita karier. Walaupun demikian mereka sering menggunakan dan menyempatkan waktu liburan berdua. Mereka masih tetap berkomunikasi.

Hari ini aku akan pergi ke kampus. Namun karena Raka belum diperbolehkan pulang dahulu, jadi aku sempatkan menjenguknya. Sebenarnya hari ini aku ingin bolos saja. Tapi karena sebentar lagi wisuda ada beberapa hal yang harus aku urus dikampus. Tapi aku janji sepulangnya dari sana aku akan menemani Raka.

Raka itu pria manis yang berusaha tampil ceria dan apa adanya didepan orang lain. Padahal setelah aku dengar ceritanya kemarin kalau ia yatim piatu. Aku baru sadar, ada kilatan rasa sedih dan rapuh didalam dirinya. Ia berusaha menutupi masalahnya dan rasa kesepiannya dengan tidak memikirkan hal-hal itu. Ia bekerja. Ia kuliah. Ia bermain. Seolah ia sedang menyibukkan dirinya agar lupa.