Aku yang pernah engkau kuatkan.
Aku yang pernah kau bangkitkan.
Aku yang pernah kau beri rasa.
Saatku terjaga hinggaku terlelap nanti.
Selama itu aku akan selalu mengingatmu.
____________________________________
Mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan. Cerita ini tidak menggunakan kaidah penulisan yang benar sesuai KBBI. Cerita ini diadaptasi dari pikiran kotor Author yang menumpuk dan selayaknya sudah harus disalurkan lewat sebuah karya. Cerita ini mengandung unsur LGBT. mohon bijaklah dalam memilih bacaan. Jika alergi ikan maka jangan makan pepes ikan atau pecel lele. Jika tidak suka cerita macam homo kayak gini, ya jangan dibaca. Simple. Jangan repot. Jangan membuat hewir diluaran sana. Karena sejatinya setiap orang bebas berkarya dan berimajinasi.
Happy reading...
______________*******_____________
"Bim....Bimo..Bim... Bangunlah" Ujar Tn. David menggoyang-goyangkan badan Bimo yang meracau memanggil nama Dian.
Bimo terbangun, air matanya sangat jelas terjiplak dipipinya. Ia melihat ayahnya berada disisinya.
"Ayah... Aku belum terima kalau Dian...""Dian sekarang sudah melewati masa kritis. Dia sedang dalam masa pemulihan sekarang" Ujar Tn. David.
"Hah?? Dian .. Dian tidak meninggalkanku? Benarkah?" Bimo tidak percaya dengan apa yang dikatakan ayahnya.
"Tadi malam kau mungkin kelelahan. Kamu tiba-tiba pingsan didepan kami. Memangnya kamu bermimpi apa? Sedari tadi kamu terus memanggil nama Dian sambil menangis walau mata kamu terpejam" Balas Tn. David.
"Aku ingin melihat Dian" Bimo bergegas pergi keruangan Dian dirawat. Ia bisa melihat kedua anaknya dan Tn. Barack sudah ada disana. Hari sudah berganti menjadi pagi. Kini sudah jam 7.
"Kamu sudah bangun?" Tanya Tn. Barack.
"Dian dimana... Dian dimana?"
"Daddy, didalam.. Dia selamat ayah.. Daddy selamat" Ujar Fian.
Bimo masuk ruangan. Ia melihat Dian terbaring dengan detak jantung yang normal hal ini bisa dilihat dilayar monitor. Ia tersenyum senang dan haru. Bimo menggenggam tangan Dian.
"Ternyata itu hanya mimpi... Aku tidak tahu bagaimana menjalani hariku tanpamu,Dian. Kita sudah melewati masa-masa yang sulit. Aku ingin kamu tetap disampingku." Kata Bimo sambil mencium tangan Dian. Ia membelai rambut Dian dengan penuh kasih sayang. Tadi malam ia bermimpi buruk tentang kepergian Dian. Ia bisa merasakan betapa sakitnya jika semuanya itu nyata.
Tn. David masuk, ia mengusap punggung anaknya tersebut.
"Makanlah.. Semalam kau pingsan karena belum makan. Jangan lupa akan kesehatanmu, Bimo. Jika kau sakit siapa yang akan menemani Dian nantinya. Bukankah hanya kamu yang boleh menciumnya?.. Ayo sarapan dulu" Kata Tn. David."Bisakah ayah membawakanku sarapan? Aku tidak mau meninggalkan Dian. Aku ingin terus menjaganya" Balas Bimo.
"Baiklah kalau begitu ayah akan membawakanmu sarapan kesini. Ayah pergi dulu" Bimo mengangguk. Ia terus menggenggam tangan Istrinya itu. Ia gak mau meninggalkannya sedetikpun.
Tn. David keluar ia melihat Tn. Barack sedang menelpon seseorang dengan raut muka yang bisa dikatakan sedang marah. Terlihat juga dari tangannya yang terkepal kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The doctors
General Fiction••BACA DULU DOCTORS BECOME AFFAIR•• Namaku Elbarack, Usiaku sekarang 23 tahun. aku salahsatu mahasiswa di Universitas kedokteran di Newyork. awalnya aku tidak menyangka bisa kuliah namun semenjak ayah ku memaksa untuk memperbaiki pendidikanku akhirn...