Ig : ffahri_zalsu
WA : 083128384536
Ceritakan pada semua orang kalau aku adalah hina,rendah dan menjijikan. Aku hanya penulis biasa yang ingin menyalurkan bakatku walaupun aku tak pandai seperti penulis yang lain. Tapi ijinkan aku untuk mencoba bersanding dengan mereka. Jika kalian bisa menerima cerita normal berbau 18+ lalu mengapa tidak dengan ceritaku? Bagiku semua sama saja. Tinggal ganti jenis kelamin pada tokoh. Apa aku gay? Jujur aku masih menyukai perempuan. Mantanku pun perempuan. Anggap saja aku aktor thailand yang bermain film BL. Yang ikut berkarya tanpa dicela ataupun dihina.
Cerita ini adalah kisah cinta para tokoh sebelumnya yang belum selesai. Tokoh antagonis tidak semudah itu untuk bahagia. Dan pihak protagonis yang selalu mengalah belum tentu pasrah. Semua bisa membalikan fakta yang ada.
Tidak menggunakan kaidah penulisan yang benar. Mohon maaf bila ada typo. Jangan lupa vote dan komentarnya.
Happy reading..
____________________________________
Maxiime tengah sibuk makan susu ibu hamil milik Raka. Ini sudah kotak ke lima yang ia habiskan. Entah mengapa masa-masa ngidam malah Max yang merasakannya.
Seperti minum jus wortel, membuat mie instan dengan banyak irisan tomat sampai olahraga lari dimalam hari. Entahlah ia hanya menuruti keinginannya. Berbeda dengan Raka yang bersikap biasa saja. Kadang Raka hanya mual-mual saja atau cuma alergi dan tak suka beberapa makanan saja.
Raka yang baru saja keluar dari kamarnya melihat kotak susu hamil miliknya berserakan dilantai.
"Astaga Max... Kotak-kotak susu ini kenapa berserakan?". Teriak Raka.
Maxiime hanya cuek dan terus menghabiskan kotak susu terakhir.
"Lumayan enak walau sedikit hambar. Masih enak susu milikmu. Ayo sini, aku ingin menyusu". Kata Max dengan enteng.
"Ckk.. Hei pria mesum! Kau menghabiskan semua susu untuk anakmu ini hah? Ayolah Max, aku bosan membeli susu itu lagi". Raka masih tak rela 5 kotak susu nya habis dalam sehari dimakan oleh Suaminya itu.
"Nanti aku belikan dengan pabriknya. Kamu rewel ya kalo hamil. Sini duduk disampingku." Pinta Max menepuk-nepuk kursi disampingnya.
Tangan Max terulur mengelus perut istrinya itu. Ia menyibak menarik baju Raka keatas sampai terlihat perut yang mulai sedikit membuncit itu.
"Jangan nakal ya... Jaga ibu kamu yang bawel ini. Jangan ngidam yang aneh-aneh. Ayah kewalahan sayang". Bisik Max lalu mencium Perut istrinya.
"Kau ngidam yang aneh-aneh ya. Maafkan aku". Ujar Raka.
"Tidak papa. Lagipula dengan begini aku bisa meringankan bebanmu. Terima kasih sudah menghadiahkanku kado terindah". Max mengecup sekilas bibir Raka.
"Ada apa? Tatapanmu sangat aneh". Seru Raka. Pasalnya Max menatapnya seolah seperti singa melihat kancil gemuk.
"Euu... Sejak kapan benda ini membesar?". Tanya Max sambil menyentuh Nipple Raka. Sang empu menggeliat kegelian.
"Tidak tau. Ini membesar dengan sendirinya. Awwhh awas geli. Singkirkan tanganmu Max". Kata Raka.
Max justru makin gencar meremas Nipple Raka yang makin hari makin mencuat menunjukkan wujudnya. Mungkin isinya ada ASI nya juga. Maka disinilah Max merengek minta menyusu pada Raka.
"Tidak. Enak aja. Geli tau". Balas Raka saat Max meminta hal itu.
Tatapan Max mengiba. Mau tak mau Raka mengijinkannya. Mungkin ini permintaan anak dalam kandungannya. Kan Max yang ngidam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The doctors
General Fiction••BACA DULU DOCTORS BECOME AFFAIR•• Namaku Elbarack, Usiaku sekarang 23 tahun. aku salahsatu mahasiswa di Universitas kedokteran di Newyork. awalnya aku tidak menyangka bisa kuliah namun semenjak ayah ku memaksa untuk memperbaiki pendidikanku akhirn...