Karena dirasa sudah sehat, prilly merencanakan hari ini ia akan pergi ke mall untuk memilih baju yang ia pakai untuk pestatopeng besok.
Prilly's pov
Tinn tinn
Verrel? Dia uda balik dari aussie? Wahh dia tampil begitu menawan. Balutan jass hitam beserta toxedo membuatnya sangat tampan.
Akupun mulai menghampiri mobilnya. Ternyata benar. Dia verrel yang dulu dikejar oleh salsa.
"Verrel apa kabar lo?" Sapaku saat sampai di depan mobilnya.
"Kabar baik lah. Gimana gue ganteng ga?" Tanya dia percaya diri. Dih tingkat percaya dirinya sangat melebihi batas.
"Biasa aja. Ngapain lo kesini?" Balasku lagi.
"Mau liburan lah bosen gue" ucap si verrel.
"Lo mau kemana prill? Bareng ama gue yuk. Gue juga bingung jalan jakarta wkwk. Mungkin kelamaan di aussie."
Sombong sekali dia. Padahal hanya setahun tetapi sudah melupakan jalanan jakarta? Alasannya sungguh klasik.
Daripada aku menunggu pak marta buat nganterin aku kemall. Terus disana nanti sendiri? Dih bosenin kan ya? Yaudalaa aku harus berangkat jalan jalan bersama verrel.
"Yauda ayo. Gue juga lagi mau ngemall tapi gada temen" kata ku langsung memasuki mobil alphard milik verrel.
"Anjir lo. Eh salsa gimana kabarnya prill?" Tanya nya kepadaku. Aku berbohong secuil gapapa kaliya?
"Salsa udah lama nikah rel. Dia juga ngundang gue. Terus suaminya behh mapan abiss" ucapku. Kalo ini gabohong aku akan tertawa melihat wajah unik verrel seperti pupus harapan.
"Yahh, yang bener lo? Padahal gue balik kesini mau ngawinin dia. Eh uda keduluan orang lain. Bodoh" ucapnya menoyorkan kepalanya sendiri.
"Lagian suru siapa waktu sekola lo cuma gantungin dia?" Balas ku
"Kan gue tuh mau mastiin perusahaan papi gue dulu biar nanti anak cucu gue bahagia" ucap verrel kemudian tertawa.
Aneh bukan? Sungguh psikopat.
"Jangan gila dulu rel, gue lagi samalo nanti gue ketularan gila nih" kataku menggedor kaca mobilnya.
"Sue banget lu nyet. Lokata gue gila. Gabakal bahkan gamungkin ada orang gila ganteng macam gue ini" ucap dia sambil mengangkat kerah kemeja nya.
Cihh bosan aku mendengar dia bilang seperti itu. Jujur aku muak saat ini. Ya tapi bagaimana lagi?
Kamipun sampai di mall yang cukup luas. Verrel langsung memarkirkan mobilnya dan mengambil struk parkir.
Dan ya! Pusing ini datang lagi. Ini sangat tidak tepat sob. Aku langsung mengambil kotak obatku di tas selempang yang aku bawa.
"Prill lo kenapa? Sakit kita balik aja yu" tanya verrel cemas membolak balikkan tubuhku.
"Gaa-gapapa cu--ma pusing biaa--saa" ucapku meminum sebutir obat yang tadi.
"Obat? Lo sakit apaan prill? Cerita sama gue" ucap verrel menyelidik
Setelah dirasa rasa pusing itu hilang. Aku ingin menjawab apa kali ini bodoh? Ah penyakit sialan itu datang tak tepat.
"Ini emm itu anu obat panadol yang gue buka bukain terus ditaro disini. Biar kekinian" ucapanku lolos begitu saja. Dan lihat? Verrel kebingungan dengan jawabanku tadi.
"Udah ah yu. Bantuin cari gue gaun buat besok" ucapku menarik pergelangan tangannya.
Dengan tampang bodoh. Ia menganggukan kepalanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Arrogant, I Love U
RomanceKamu tau hal yang lebih nyata indahnya daripada pelangi? Itu kamu. Sayangnya, kamu tidak lebih dari sekedar ilusi. Disini aku rela jatuh menjelma menjadi hujan demi terciptanya kamu sang pelangi. Kamu memilih pergi tanpa menyisakan sedikitpun harap...