Pamit

3.9K 202 1
                                    

Ali yang telah bersiap siap untuk.kekantor pun segera turun dan mengunjungi meja makan. Ia terlihat lesu seperti kemarin.

"Ali, bagaimana keadaan prilly?" Tanya papa ali saat ali sampai di meja makan.

"Dia kaya gitu pa, belum sempet ada perkembangan" balas ali sambil duduk di samping papanya.

"Tenang aja. Prilly pasti bakal sembuh ko" ucap mama ali kepada ali. Alipun hanya tersenyum kecut untuk menanggapinya.

Mama dan papa ali terlihat melirik satu sama lain. Mereka bingun harus dari mana bilang ke ali bahwa ia akan ada tugas.

"Ehemm ali? Perusahaan disini sudah berkembang dengan baik, bahkan dengan pengawasan isal dan brandon. Papa akan mengurus perusahaan yang ada di swiss. Dan papa baru saja mendapat callingan dari bawahan papa bahwa perusahaan yang di yogya hampir terkena kebangkrutan" ucap papa ali berhati hati.

Mama ali terlihat cemas menunggu jawaban ali, memang saat ini tidak tepat untuk berbicara soal itu. Tetapi bagaimana lagi?

"Terus?" Ucap ali memberhentikan makannya.

"Papa mau kamu yang menghandle perusahaan yang di yogya. Kamu berangkat besok" ucap papa ali yang membuat ali tersedak.

Uhuk uhukk

Mama ali kemudian memberikan segelas air putih kepada ali. Alipun meneguknya dan menatap papanya tajam.

"Papa gimana si? Kan prilly lagi koma. Masa ali harus ninggalin dia?" Tanya ali sewot kepada papanya.

"Iya papa ngerti nak, tapi ini masalah kebangkrutan. Toh siapa tau saat kamu balik kesini prilly udah sadar yakan?" Tanya papa ali yang membuat ali berfikir.

"Emang ali berapa hari disana?" Tanya ali lagi

"Galama ini, hanya 2 hari saja. Dan besok lusa lagi kamu kembali kesini."jelas papa ali.

"Tapi nanti kalo prilly bangun gimana? Kalo prilly bangunnya lupa sama ali gimana?Kan ali gapingin kayak gitu" ucap ali

"Tidak akan mungkin prilly melupakanmu nak. Papa yakin, prilly bakal sadar saat kamu kembali nanti" ucap papa ali menepuk pundak ali.

"Yauda deh iya. Tapi ali gajadi ngantor hari ini. Mau ke tempatnya prilly dulu" ucap ali kemudian pamit dan masuk kedalam mobilnya.

Setelah menempuh perjalanan selama 45 menit,  karena jam ini adalah jam kerja. Jalanan macet.

Alipun memberhentikan mobilnya di toko bunga dekat dengan rumah sakit yang prilly tempati.

"Mba, mawar hitamnya setangkai ya mba" ucap ali ke penjaga tokonya

"Ini mas " ucap mba itu memberi setangkai bunga.

"Berapa?"

"20 ribu aja. Ko yang warna item si mas? Kan biasanya remaja suka ngasi yang warna merah" kata mba itu heran. Ali hanya tersenyum menanggapi nya.

Alipun memasuki rumah sakit, dan mencari kamar rawat prilly.

Disana sudah ada verrel, salsa, kevin, mila, om robert, dan brandon. Isal? Tentu saja ia disuru untuk mengurus pekerjaan oleh ali.

"Gue masuk ya?" Tanya ali yang diangguki oleh semuanya.

Alipun membuka kamar prilly, ia melihat prilly yang keadaannya begitu begitu saja. Badannya yang mulai kurusan, pipi chubby nya mulai sedikit tirus.

"Prill bangun dong. Gue di tugasin papa ke yogya. Dua hari doang si. Lo mau ikut ga? Kita beli bakpia kacang, biar pipi lo makin chubby lagi. Gaenak diliatnya kalo pipi lo gitu. Nanti kita foto di candi. Asik kali. Lo mau ikut kan? Bangun dong sayang" ucap ali terkekeh kecil.

Alipun menaruh bunga mawar hitam tadi ke vas yang biasa ia gunakan saat membawa bunga.

"Ini bunganya uda banyak lho prill, yang merah dari awal gue nunggu. Merah itu dalam arti bendera berani kan ya? Eh tapi gue rapuh loh sekarang. Elunya sakitsi" ucap ali mulai menciumi tangan prilly.

"Prill, lo harus uda sadarya kalo gue balik dari yogya nanti. Ada kejutan yang uda gue siapin buat lo" ucap ali mencium kening prilly lama.

"Gue cinta lo" bisik ali kemudian keluar.

"Udah?" Tanya kak kevin.

"Udahka, gue titip prilly ya. Kalo ada perkembangan inget harus apakan? Masalah nya gue ditugasin papa ke yogya. Cuma dua hari ko. Kalo prilly uda sadar sebelum gue pulang, bilangin gue sayang dia." Ucap ali duduk di samping brandon

Hebat sekali anak itu batin om robert memuja ali. Karena menurutnya, berkarya saat muda itu sangat hebat.

Brandon sedih melihat sahabat nya seperti ini. Seperti kehilangan semangat, tetapi ia terus menjalani meskipun warna dalam hidupnya sudah sedikit pudar.

Kevin mengangguk sambil tersenyum, lalu mulai memeluk ali.

"Gue bakalan jagain prilly li. Lo semangat disana ya. Bakal gue sampein kalo lo sayang dia" ucap kevin disela pelukannya.

"Suksess kembanginnya li. Jangan lupa oleole" ucap salsa ada perubahan. Saat ini ia mulai terbiasa ngomong kembali.
Verrel pun tersenyum saat mendengar suara salsa.

"Semangat ya nak ali, om kagum sama kamu" ucap om robert mengelus kepala ali. Ali hanya tersenyum dan kemudian pamit.

. . . . . . . . .

Ali sudah ada di bandara, pesawat maskapai ali adan take off pukul 08.30. Karena sudah berpamitan kepada semua, ia hanya diantar oleh isal dan brandon.

"Sukses bor! Jangan genit ama cewe yogya" ucap isal terkekeh.

"Gabakal lah" balas ali.

"Yang bener jalanin bisnisnya. Untung gue cuma jadi manager garibet kek ceo" ucap brandon.

"Ude ah. Bye semua gue berangkat ya" ucap ali kemudian memasuki pesawatnya.

Setelah pesawat ali sudah terbang perlahan, isal dan brandon pun tetap di tempat itu.

Isal terlihat kebingungan "parah ga si kalo kita ga ngasi tau soal penerbangan prilly buat berobat ke Singapura? " tanya brandon kepada isal.

"Ya lo taukan kalo dia dikasi tau soal ini. Gabakal jadi jugadia berangkat ke yogya. Lagipula selama buat kebaikan prilly kenapa ngga?" Balas isal.
Tak lamapun ada kevin, mila, verrel dan salsa.

"Si ali udah berangkat kan? Prillynya uda ada di pesawat sama om robert tuh. Gue kesana ya. Doain semoga operasi penyakit prillynya lancar" ucao kevin berpamitan kepada mereka. Kemudian memeluk mila. Mila tidak ikut, karena ia harus membantu salsa dan kevin untuk mempersiapkan pesta pernikahan yang akan dilaksanakan seminggu lagi.

Karena penyakit tumor otak prilly semakin ganas, om robert mengambil tindakan untuk mengobati

Mr. Arrogant, I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang