Kandungan prilly sekarang menginjak genap sembilan bulan, ali memberanikan untuk cuti dari pekerjaannya. Karena ia sangat khawatir akan keadaan istrinya dirumah jika ia masih saja bekerja.
Kandungan prilly yang semakin menua membuat ali over-protective. Bahkan rumahnya sekarang dilengkapi dengan sopir pribadi, satpam, tukang kebun, asisten rumah tangga, bahkan jika bayi pertama ali dan prilly lahir. Ia akan menyewa babysitter. Tetapi prilly tidak menyetujui nya. Karena baginya, sosok ibu yang sempurna adalah bisa mengurus anaknya dengan tenaganya sendiri.
Ali tidak mengambin pusing, ia membiarkan apa yang prilly mau saja. Tidak memaksakan kehendaknya. Meskipun prilly akan melahirkan, perubahan moody nya sangat berlaku.
"Ali--aws" ringis prilly memegangi bokongnya karena kesakitan. Sepertinya ia akan melahirkan dengan perut yang membuncit membuatnya susah duduk.
Ali yang sedang membuat juice buah naga di dapur tidak dapat mendengar ringisan prilly. Karena suara blander menyita keheningan dipenjuru dapur.
"Eh. Non kenapa atuh?" Tanya kang denis selaku tukang kebun ali yang kebetulan ia masuk kedalam untuk mengambil arit yang berada di perkakas gudang.
"Panggilin ali pak. Ah-wss" kata prilly menahan ringisannya.
"Tuan. Tuan ali" teriak kang denis. Ali terburu buru menyusul sahutan yang tadi memanggilnya. Betapa tetkejutnya ia melihat istrinya kesakitan duduk di sofa.
"Sayang kenapa? Bilangin ke mang judin buat siapin mobil cepet" tanya ali khawatir. Kemudian beralib ke.kang denis untuk memberitahukan mang judin
"Ali sakitt arr-ghh" eluh prilly kembali.
"Lagi kenapa sendiri sayang?" Tanya ali bloon.
"Lo nya lagi bikin juice bego" toyor prilly. Ali terkekeh kecil. Bisa bisanya ia.masih seperti itu dengan keadaan yang seperti ini.
Alipun menggendong prilly kedalam mobilnya. Dan memangku kepala prilly dipahanya. Dielusnya sayang dengan keringat yang bercucuran dikenaing prilly.
"Ali sakittt" elak prilly tidak tahan.
"Tahan sayang. Bentar lagi" ucap ali ikut was was
"Gue lahiran disini aja apaya? Gatahan sumpeh arghhh". Ali melotot kan matanya saat mendengar ucapan prilly tadi.
"Apa apaan si. Nyampe nih sabarnya" ucap ali kembali menenangkan.
"SUS! SUS! BINI GUE NIH WOY SINI NGAPE AH. BEGO BANGET LUPADA. LIAT BINI GUE NI" teriak ali sesampainya dirumah sakit. Tak perduli dengan orang yang melihatnya aneh. Ada juga yang menahan tawanya melihat ali seperti orang yang tidak waras.
Suster mengambil brankar dan menghampiri prilly. Didorongnya brankar ke kamar persalinan. Sebelum itu, prilly memegang tangan ali erat seolah meminta kekuatan kepada suaminya.
"Pasti bisa" kata ali mantap sambil menganggukan kepalanya.
"Suss suamisaya boleh masuk kan?" Tanya prilly dengan nada pelan.
"Silahkan. Mari" ucap suster itu
Ali yang sedikit takut dengandarah menggidik ngeri. Tetapi ia harus ikut masuk kedalam menemani istrinya.
"Ikuti aba aba saya. Jika anda merasakan tekanan silahkan keluarkan sebisa anda" aba aba sang dokter yang menangani prilly.
"Dok cepet elah. Ngomong apaansi" kata ali tak sabaran karena ia sangat khawatir saat ini.
Prilly mulai mengeden dengan erat. Sedangkan ali memalingkan wajahnya karena melihat banyak darah yang mengalir.
"Ayo kamu bisa sayangku" semangat ali tanpa menengok ke arah prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Arrogant, I Love U
RomanceKamu tau hal yang lebih nyata indahnya daripada pelangi? Itu kamu. Sayangnya, kamu tidak lebih dari sekedar ilusi. Disini aku rela jatuh menjelma menjadi hujan demi terciptanya kamu sang pelangi. Kamu memilih pergi tanpa menyisakan sedikitpun harap...