TRIPLE XL OVE | 01

7.2K 358 30
                                    

Adalah Yoan. Gadis cantik dengan tubuh gempal berisi itu, tengah mematut dirinya didepan cermin besar didepannya. Acara kelulusan SMA yang akan dimulai 2 jam lagi itu membuat Yoan berdecak. Pasalnya, acara itu mengharuskan Yoan untuk berdandan begitu rupa, untuk acara yang hanya sekali itu.

Sebenarnya, Tak ada sesuatu yang spesial darinya. Tidak pula meributkan apa saja yang harus ia poleskan diwajahnya, karena gadis itu memang tidak pernah pandai dalam memoles wajahnya. Gadis itu, cukup hanya memakai pelembab kemudian dilapisi bedak padat. Lipstik yang warnanya senada dengan bibir, dan hanya ia poles tipis-tipis di bibirnya. Sudah itu saja.

Setelah selesai, matanya beralih mengamati tatanan jilbabnya, sebelum kemudian senyum ia ukir. Senyum itu kemudian hilang, saat tatapannya turun kebawah, pandangannya terhenti pada perutnya. Gadis itu menghela nafasnya, sambil memegang perutnya lantas menarik lipatan daging yang setia sekali menempelinya hingga ia besar seperti ini.

Bibirnya tertekuk kebawah, menatap sedih lemak-lemak diperutnya, gadis itu  menghela nafas dengan berat, lalu kemudian menghembuskannya dengan lelah. "Betah banget sih nempelin aku kaya gini," lirihnya kemudian menepuk perutnya.

Tak apa, bukan juga karena tidak bersyukur. Hanya saja, Yoan sering mendapat perlakuan tidak baik, ucapan yang menyakiti hatinya karena tubuh gempalnya.

Matanya kembali menatap cermin. Apa rasa bahagia itu hanya datang kepada mereka yang berfisik sempurna saja? Atau kepada mereka yang berwajah cantik, hidung mancung, tubuh tinggi semampai dan segala kelebihan mereka yang lain.

Yoan mendengus, lewat cermin ia mengamati seluruh tubuhnya dari atas hingga bawah, bukan ia tak menghargai apa yang telah Tuhan berikan untuknya, tapi terkadang ia merasa iri ketika melihat teman yang lain bisa merasa bahagia, tanpa perlu memikirkan apapun yang akan mereka lakukan.

Setiap waktu, Yoan selalu saja menghawatirkan dirinya-tubuh gempalnya. Ia takut jika ada seseorang yang tak nyaman berteman dengannya karena tubuuhnya. Tingginya hampir 168 dan berat badannya aaaa berat !!!

Karena tubuh gempalnya pula, hal menyakitkan terjadi padanya. Ingatannya terlempar pada 2 minggu yang lalu. Laki-laki yang ia anggap pacar selama 1 tahun ternyata tidak mempunyai rasa yang sama dengannya.

Yoan sangat menyukai laki-laki itu, ia ingat saat itu sedang berjalan menuju kekantin, saat dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Kamal berjalan sedang merangkul bahu teman sekelasnya. Yoan tak berani memikirkan apapun, ia hanya selalu bersikap positif bahwa itu temannya hanya teman, naif memang. Berkali-kali temannya memberi tahu kalau Kamal bukan laki-laki yang baik. Tapi Yoan, gadis itu hanya diam saja, masih ingin mempercayai Kamal, meskipun hatinya bergejolak.

Satu sisi Yoan hanya ingin mempercayai Kamal, agar hubungannya baik-baik saja. Tapi sisi lain, banyaknya teman-teman yang memberitahunya, juga kenyataannya memang Yoan bahkan sering melihat Kamal dengan perempuan lain dengan mesra, membuat sisi hatinya saling bertentangan.

Sampai akhirnya ia merasa terganggu karena akhir-akhir ini hubungannya semakin tak ada kejelasan. Dengan memberanikan diri, akhirnya Yoan kemudian menanyakan langsung kepada Kamal, dan sungguh tak disangka dengan jawaban laki-laki itu. Jawabnnya masih melekat di kepalanya, bahkan membuat Yoan seketika lemas dan terdiam ditempatnya.

Kamal tersenyum miring, kemudian tertawa sambil melihat Yoan. "Nggak ada yang beneran suka sama lo Yoan." ujarnya kasar. Tentu saja Yoan terkejut dengan ucapan Kamal. Ia tak menduga akan mendapati jawaban yang seperti itu.

Triple XL OveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang